Memilih lari

1974 Words

Dharma tidak bisa berhenti tersenyum mengingat tingkah istrinya itu. Bagaimana Amira benar benar membuatnya sakit kepala karena memesan benda yang membuatnya cukup kaget juga. Bahkan karena memikirkannya terus menerus membuat Wijaya yang baru saja masuk ke dalam ruangannya tidak di sadari. Membuat Dharma hanya bisa menatap heran pada sosok tersebut. “Lu kenapa dah? Kesambet apa? Kasian banget Amira dapet cowok yang sakit kayak lu.” Seketika Dharma sadar dan menoleh pada temannya itu, dia juga malas melihat keberadaan Wijaya di sini. “Mau ngapain sih?” “Laporan beut, kasian anak gue jadi korban lu mulu. sekarang dia ngundurin diri dari BEM, untung aja udah dua taun masa jabatan, jadi gak keliatan gak tanggung jawab.” “Emang universitas ngizinin? Enggak kan?” “Bangsaat emang lu, katany

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD