“Rin, lagi dimana?” tanya Putra di sambungan telepon. Lelaki itu lega, akhirnya panggilannya terjawab. “Baru sampe rumah, mau mampir?” “Boleh?” harap lelaki itu dengan perasaan cemas. “Sejak kapan gak boleh, dilarang juga kamu tetep dateng.” Putra tertawa renyah mendengar jawaban Rinjani. “Dua kali aku ke rumahmu, kosong, Rin.” “Aku sibuk Put. Kamu dateng aja ya. Nanti langsung masuk.” Sambungan telepon terputus. Dengan riang Putra mengendarai mobilnya membelah pekatnya malam di jalanan kota yang padat. Pria lulusan universitas ternama di kota Bandung itu tidak lupa membeli martabak manis toping pisang coklat kesukaan Rinjani. Tidak lupa pempek palembang serta segelas ice choffee ekstra es batu dan segelas jus jambu untuk dirinya sendiri. Sudah dua minggu Putra