Bagian 06 – Hari Pertempuran I

599 Words
Bagian 06 – Hari Pertempuran I Sebuah kepala menggelinding bebas setelah pedang hitam itu menebas urat lehernya. Di sana terlihat Nyx, dengan wajahnya yang mulai kotor akibat cipratan darah hitam para Molk. "Tch, sudah seharusnya makhluk seperti kalian minggir dari jalan kami, dasar menjijikan." gumam Nyx. "Nyx, ayo kita lanjutkan perjalanan!" panggilan dari Aster membuat Nyx terkesiap dan segera menoleh. Di sana terlihat semua anggota timnya berdiri di sebuah benda, Nyx tak tahu apa nama kendaraan itu. Yang pasti itu sebuah kotak baja berkarat dengan empat roda yang masih menempel kuat. Nyx tak ambil pusing, ia lalu menghampiri teman-temannya. "Apa yang kalian temukan ini?" tanya Nyx. "Eum, entahlah. Yang pasti ini bisa bergerak." ucap Sai, sambil mengetuk kecil bagian luar kotak baja itu. "Di holophone, ini dinamakan dengan mobil." Dai berucap tiba-tiba, membuat semua kawan sekelompoknya saling bertatapan satu sama lain. Nyx menggaruk tengkuknya, ia menemukan banyak hal aneh di dunia virtual ini. "Sudahlah, ayo kita pergi." ajak Ethan. "Tapi bagaimana cara menaiki ini?" Aster mengangkat suaranya. Ethan termenung, melihat kotak baja yang terdiam di depannya ini. Namun tiba-tiba sebuah senyuman tersungging di wajah Ethan, senyuman seribu definisi. * "Waoaoaaaa," dengan geram, Nyx menjambak rambut Sai dan membawa kepalanya masuk kembali ke dalam mobil. "Aw! Ini sakit Nyx!" Sai mengusap bekas jambakan Nyx. "Itu sepadan dengan mulut besarmu," pertengkaran Nyx membuat ketiga temannya yang lain tersenyum kecil. Mereka sama-sama seperti anak kecil bila tengah bertengkar. "Dai, kita di arah mana?" tanya Ethan, sambil tetap fokus menyetir. Dai yang sedari tadi masih fokus dengan lempeng logam itu akhirnya menoleh. "Utara, 11 mil dari sini kita akan bertemu dengan kelompok lainnya." ujarnya. "Tolong percepat lagi Dai, kita harus segera sampai di sana." Dai mengangguk, dan memegang bagian samping mobil itu. Secara kilat ada aliran angin yang menambah kecepatan putaran ban. Angin sepoi-sepoi kini mulai menyapu wajah tim tersebut, semua diam, mereka menikmati embusan angin itu. Aster tertidur, ya, dia tertidur setelah menggunakan banyak energinya. Sai, dia yang duduk di pinggir jendela, sedang menikmati pemandangan. Nyx sendiri bingung, apa menariknya padang tandus seperti ini. Ethan? Ia fokus menyetir, sementara Dai tengah mencoba beberapa aplikasi yang disediakan di holophone. Antara jenius atau terlalu penasaran. Nyx? Dia sedang memejamkan mata, bukan, ia tidak tertidur. Dia hanya memejamkan mata-nya, sambil menahan sesuatu yang sudah membuncah di perutnya. Ya, dia tengah mual. Namun, ia malu untuk mengungkapkannya. Ethan melirik Nyx lewat kaca mobil bagian dalam, dia melihat raut Nyx yang pucat pasi. Nyx masih memejamkan mata dengan mulut yang terkatup rapat. "Nyx, apa kau baik-baik saja?" tanya Ethan, Nyx yang kaget langsung membuka matanya. "Eh? Hmm, iya. Hanya sedikit ..." Nyx menggantungkan kalimatnya. "mual." "Hah? Jual?" Sai menimpali, suaranya yang terlalu nyaring itu membuat Aster terbangun dari tidurnya. "Bukan jual bodoh, tapi aku tengah mual." ujar Nyx kesal. Sedetik kemudian, ia menutup mulutnya sambil mengucap 'ups'. Sai tertawa keras, Dai menggeleng kecil dan kembali fokus ke lempeng logamnya itu. Ethan tak bersuara, namun di dalam hatinya ia tertawa sangat keras, itu terbukti dari wajah Ethan yang tak bisa menahan senyum gelinya. Sementara Nyx mendesah kesal, ia masih mual, dan yang menyebalkan adalah ia mual dalam kondisi malu. "Sudahlah Nyx, sebaiknya kau bla bla bla .." Nyx memutar bola matanya jengah, Aster justru memberinya petuah hidup yang terasa semakin menjengkelkan. Sudah ia bilang, memang malang nasibnya. * "Berhenti!" ucap Nyx tiba-tiba, matanya memicing ke arah barat laut. Dia melihat ada kawanan di sana, akankah itu kelompok selanjutnya? "Apa yang kau lihat Nyx?" tanya Ethan, Nyx menaikkan telunjuknya ke arah matanya memandang. "Aku seperti mengenal salah satu dari mereka," ujar Sai, dan mendapat anggukan dari teman-temannya. Nyx dengan sigap memasukkan kalung itu ke balik bajunya. "Yang berambut oranye itu ...," Sai menyipitkan matanya, membuat semua orang ikut-ikutan memandang ke arah yang sama. "Wicellia," ucap Nyx dingin.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD