14. Perubahan Tia

1073 Words
Pagi ini cuaca seolah mengerti keadaan yang sedang dirasa tia, sudah seminggu pagi mendung selalu menemani nya. Tia menuruni tangga, setelah ia kelar dengan segala aktifitas untuk bergegas ke sekolah. "Morning de" ucap rey lembut, sedangkan tia hanya tersenyum tipis. tia lalu mengambil kursi untuk duduk bersama abang-abang nya yang sudah lebih dulu di meja makan. "Mau apa de?" Ucap revan "Roti" ucap tia, lalu revan mengambilkan roti untuk adik perempuannya, dengan keadaan hati yang begitu sesak rey dan revan menahan semua nya untuk agar terlihat baik-baik saja untuk tia. "Aku berangkat sendiri" ucap tia, lalu bergegas pergi menuju garasi. Rey beranjak berdiri untuk mengejar tia, tapi tertahan oleh revan "Bang udeh, turutin mau tia" ucap revan, dan rey hanya mendesah pasrah. Mereka berdua melanjutkan sarapan hanya berdua, karena ibu nya masih setia menunggu di rumah sakit. "Gue berangkat, jaga tia ya" ucap rey, dan di angguki oleh revan. Tak lama, revan pun bergegas berangkat untuk ke sekolah. Di sisi lain, tia mengendarai mobil dengan kecepatan penuh. Hatinya masih belum membaik, cinta pertama nya belum juga sadar. Tiga puluh menit, ia telah sampai di sebuah gerbang sekolah kebanggaan, ia lalu memarkirkan mobil jazz nya di tempat parkir. Tia berjalan dengan tas gendong yang hanya di lampirkan di sebelah kanan, ia berjalan dengan wajah datar tanpa ada senyum manis yang biasa ia tampilkan, semua penghuni sekolah berbisik dengan perubahan tia, ada apa dan kenapa yang terjadi dengan primadona sekolah. Hay tia Hay ti Eh tia kenapa si Ko cemberut gitu Tia kenapa Ti senyum dong Tiaa mana senyum nyaaa Tia kenapasi? Ada apa yaa sama tia Eh tia gak biasanya cemberut gitu Udeh seminggu ini tia kaya gitu Itulah bisikan yang sampai di telinga tia, tapi ia tetap berjalan dengan muka datar yang setia menemani. "Tiaaaa" teriak siska, yang dipanggil pun berhenti dan menengok tapi tak berbicara satu kata pun. "Ti udeh sarapan belom?" Ucap rayna "Udeh" ucap tia "Kekelas bareng" ucap rima, lalu mereka pun melangkah untuk menuju ke kelas bareng. Masih banyak bisikan yang setia bertengger di kuping mereka, sahabat tia pun tidak tahu harus berbuat apa mendapatkan tia yang murung seminggu ini. -------- S K I P -------- Seorang pria berjas hitam yang setia berada di tubuhnya, bergelut dengan berkas yang menumpuk di meja nya hari ini. Pikirannya masih kacau soal kecelakaan yang di alami papah nya, ia bergegas menelpon seseorang. "Usut tuntas soal kecelakaan papah saya, besok berkas nya sudah harus ada di email saya" ucap rey, lalu mematikan telponnya secara sepihak setelah mendapat jawaban yang ia inginkan. "Meremehkan gue mereka" gumam rey dengan tatapan tajam Tok Tok Tok "Masuk" ucap rey, lalu pintu terbuka menampilkan sketaris nya "Maaf pak, ada yang ingin bertemu. Ia terus memaksa masuk" ucap rike "Sayangggg, aku kangennnn" ucap seorang wanita dengan nada sok manja, dengan pakaian sexy menghampiri rey yang belum menjawab pernyataan sketarisnya "Kamu boleh pergi" ucap rey kepada rike, lalu rike menunduk hormat lalu undur diri dari ruangan bos nya tersebut. "Ada apa?" Ucap rey, dengan tangan yang masih setia menanda tangani berkas "Aku kangen, kita makan yuk" ucap nya "Aku lagi sibuk sarah" ucap rey, ya itu sarah entah pacar yang keberapa untuk rey. Ia pun lupa "Ahhh tapi aku kangen" ucap sarah, yang masih mendekati rey, dan bahkan duduk di pinggir bangku yang rey duduki "Kamu gak kangen aku?" Lanjut sarah yang sekarang tangannya sudah menjalar ke d**a bidang rey dengan manja. "Nanti malam aku ke apart kamu, nih duit untuk.kamu shopping" ucap rey, dan sarah cemberut namun tersenyum ketika menerima uang yang di berikan rey "Yaudah, jangan lupa yak. Bye sayang" ucap sarah, lalu mencium bibir rey, lalu melesat pergi dengan keadaan hati yang senang. "Dasar jalang" ucap rey ketika menatap punggung sarah yang keluar dari ruangan nya. Setelah itu ia melanjutkan kerjaannya yang sedikit menumpuk karena kemarin mengurus rumah sakit agar diperketat untuk ruangan papah nya. -------- S K I P ------- Bel istirahat sudah berbunyi dari lima menit yang lalu. "Tia ayuk kekantin" ucap siska "Males" ucap tia "Ayuk" ucap rayna, tia sebenernya malas untuk ke kantin, tapi sahabat nya memaksa untuk ia ikut. Dan mereka melangkah keluar kelas untuk ke kantin, perut nya sudah pada berdemo untuk menerima asupan, mereka berjalan beriringan yang membuat siapapun menatap mereka meluluh. "Senyum ti" ucap rima dengan nada lembut, ia melihat muka lesu yang berada di wajah tia. Sungguh itu bukan tia yang mereka kenal. "Tia jangan kek gini terus kek" ucap siska "Gue gak suka liat lu begini" ucap rima "Senyum ti, kita gak mau lu kaya gini terus. Lu boleh sedih, tapi lu harus inget ada kita di sini" ucap rayna. "Iya, gue minta maaf" ucap tia sambil tersenyum, sungguh tia juga tak mau seperti itu, ia merasa bersalah sama teman-temannya. Gitu dong ti senyum Tiaaa manis banget Gitu dong ti, kan jadi makin jatuh cinta Dia datar aja gue cinta, apalagi senyum Sumpah ya cantik bangettt Gila bidadari senyum gais Itu bisikan yang terdengar di telinga mereka ketika melewati koridor sekolah menuju kantin. "Duduk di sana aja" ucap rayna, dan mereka pun berjalan menuju ke arah bangku yang telah di tunjuk rayna. "Mau pesen apa?" Ucap siska "Nasigoreng + esteh manis" ucap rima "Samain" ucap tia "Iya samain biar gak ribet" ucap rayna "Okey gue sama" ucap siska "Lah siapa yang mesen?" Ucap rayna "Yak elu lah na" ucap siska dengan wajah tanpa dosa "Deh si belegug" ucap rima "Gue kira nanyain lu mau mesen pea" lanjutnya "Dih kaga, gue mah nanya doang" ucap siska "t***l emang lu mah" ucap rayna. Sedangkan siska hanya tertawa mendengar kekesalan yang ada di wajah rayna. "Gapantes ah luuu ngambek" ucap rima "Ngeseliin lu sisko" ucap rayna "Siska" "Sisko" "Nama gue siska" ucap siska "Gue maunya sisko" ucap rayna Brakk Semua penghuni kantin terlonjak kaget mendengar gebrakan meja yang berasal dari meja tia dkk. "Demen banget si lu gebrak meja, emang gak ada drum?" Ucap siska sinis "Belagu lu" ucap rika "Masalah buat lu?" Ucap rima, tanpa persiapan rika menjambak rima dengan sangat keras, siska, dan rayna pun berdiri untuk menantang, mereka tak terima. Sedangkan tia masih diam tak berkutik. "Lepasin rima" ucap rayna "Kalo gue gak mau gimana?" Ucap rika dengan menjambak lebih kencang dan membuat rima meringis kesakitan. "Mau lu apa?" Ucap siska "Mau gue? Mengusik kalian lah" ucap rika sambil tertawa, dan teman2nya pun ikut tertawa. "b******k" ucap rayna "Eh apa lu bilang, coba sekali lagi jalang" ucap ria dengan tangan yang mencekik pipi rayna "b******k" ucap rayna dengan nada kesakitan. "Belajar gila lu sama kaka kelas, gak ada sopan sopannya sama kelas" ucap rika "Cuih" rayna meludah dengan sinis bertanda tidak suka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD