PUASA DAN MENAKLUKKAN HATI ABIMANYU

897 Words
Sudah seminggu Kamila melakukan puasa mutih dan malam ini adalah malam terakhir di mana ia harus membaca mantra terakhir untuk menaklukkan hati Abimanyu. Kamila melirik kea rah jam dinding ,tepat jam dua belas malam. “Niat ingsun amatek ajiku sijaran goyang. Tak goyang ing tengah latar, cemetiku sodo lanang upet-upet ku lewe benang . Tak sabetake gunung jugrug watu gemour. Tak sabetake atine si Abimanyu Krisna. Pet sidho edan ora edan sidho gendeng ora gendeng. Ora mari-mariyen ora ingsun sing nambani.” Tiba-tiba Kamila mencium aroma melati, bulu kuduknya terasa seperti berdiri. Dan untuk sesaat ia melihat sosok wanita berdiri di sudut kamarnya. “Kau bisa menggunakan ajian itu, tapi ingat jika orang yang kau tuju memiliki iman yang kuat,ilmu itu akan berbalik kepada dirimu sendiri. Saat ini kau sudah menyatu dengan ilmu itu,sehingga siapapun yang melihat akan menjadi kagum kepadamu. Dan jika kau merapalkan matra maka orang itu akan tergila- gila kepadamu. Dan hanya kau yang bisa mencabut pengaruhnya pada orang itu.” Kamila merasa bulu kuduknya merinding, suara Nyai Winarsih begitu jelas terdengar seolah dia sedang berada di dalam kamar ini. Kamila terdiam, selama beberapa menit gadis itu terdiam dan merasakan aura yang mencekam tanpa mampu bergerak . Namun setelah beberapa menit,suasana kembali seperti biasa. Namun, Kamila merasa tidak sendiri. Ada yang bersamanya, namun ia tidak tau itu siapa. *** Abimanyu tersentak kaget, ia merasa seperti habis berlari jauh. Pemuda tampan itu menyibakkan selimutnya dan langsung berjalan menuju ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Pukul dua dini hari. Di bandung berarti sekitar pukul satu. Abimanyu merasakan ada kerinduan yang begitu bergelora di dadanya. Wajahnya bahkan terasa nyata di benaknya. “Ah, kenapa aku jadi begitu merindukannya,” gumam Abimanyu. Abimanyu meraih gagang telepon yang ada di kamar itu,tapi ia baru ingat bahwa ia tidak ingat nomor telepon tempat kos gadis itu. “Sial!” makinya kesal. Sepanjang malam pun dilalui Abimanyu dengan keresahan yang luar biasa. Saat pagi menjelang ia pun langsung mandi dan membereskan semua barang-barangnya lalu bergegas keluar kamar untuk menemui ayahnya yang berada di kamar sebelah. Abimanyu mengetuk pintu kamar perlahan. Untunglah , ayahnya sudah bangun dan memang bersiap turun untuk sarapan. “Ada apa,Nak?” tanya Wijaya dengan dahi berkerut karena bingung. “Pa,boleh aku pulang ke Indonesia hari ini? Ada urusan yang aku harus selesaikan,” kata Abimanyu. “Ada apa? Urusan apa? Kalau itu urusan Sabrina, tangguhkan saja dulu. Dia kan anak yang baik, pasti mengerti kalau kamu juga sedang dalam urusan pekerjaan.” “Sabrina? Kenapa Sabrina? Aku bukan sedang memikirkan dia ,Pa. Ada yang lebih penting dari itu semua, dari Sabrina.” Wijaya menghela napas panjang, sebenarnya ia ingin Abimanyu mendampinginya saat meeting siang nanti. Tapi, melihat wajah Abimanyu yang penuh harap, Wijaya menarik napas panjang, “Baiklah, tapi kita sarapan dulu. Kau beli tiket di bandara saja nanti,” kata Wijaya. “Iya ,Pa.” Wijaya dan Abimanyu pun sarapan bersama namun, pagi ini Wijaya melihat Abimanyu begitu gelisah dan resah. Wajah Abimanyu langsung berubah ceria saat Wijaya memberikan sejumlah uang kepadanya. “Ini untuk tiket dan transportasi. Pegang juga kartu kredit Papa yang ini. Langsung pulang,kan?” “Iya,Pa.” Dengan menggunakan taksi Abimanyu langsung menuju ke bandara international Hongkong. Untung saja ada penerbangan yang masih kosong untuk ke Indonesia. Abimanyu pun langsung membeli tiketnya dan segera cek in dan menunggu di ruang boarding. ** Kamila terkejut saat melihat Abimanyu membuka pintu pagar kost tempat ia tinggal. Kebetulan, ia dan Sabrina tengah duduk di halaman rumah kos sambil makan bakso keliling yang kebetulan lewat. Sabrina yang melihat Abimanyu langsung meletakkan mangkuk baksonya dan segera menghampiri Abimanyu. Gadis itu berniat memeluk kekasihnya, Tapi, Abimanyu menepis tangan Sabrina. Dan pemuda itu meneruskan langkahnya menghampiri Kamila dan langsung memeluk gadis itu dengan erat. “Aku kangen, tadi pagi aku langsung membeli tiket pulang ke Indonesia. Dan aku menyewa mobil dari bandara untuk pulang ke rumah. Dan aku langsung kemari. Kamu nggak kangen sama aku?” tanya Abimanyu. Kamila tersenyum kecil dalam pelukan Abimanyu. ‘Ajian itu benar-benar luar biasa,’ batin Kamila. Sementara Sabrina menatap tak percaya dengan apa yang saat ini sedang ia lihat. “Mas nggak salah, aku ini kan calon tunanganmu!” seru Sabrina langsung menarik tubuh Abimanyu menjauhi Kamila. “Apa sih, Sab,aku memang tadinya ingin menikahimu,tapi beberapa hari di Hongkong sampai tadi malam aku hanya menginginkan dan mengingat Kamila. Jadi, maafkan aku jika harus membatalkan pertunangan kita. Lagi pula kan orangtuaku juga belum melamarmu secara resmi. Jadi, lebih baik kita sudahi saja sampai di sini,” kata Abimanyu. Sabrina menatap pemuda itu tak percaya. Tak terasa air mata menetes di kedua netranya. Gadis itu merasa sangat sedih dan putus asa. Ia benar- benar tidak percaya denga napa yang sudah terjadi. “Kamu nggak bisa terima Mas Abi, Mil,” kata Sabrina kepada Kamila. Kamila mengerutkan dahinya. “Kenapa tidak boleh? Kau kan tau sejak dulu aku menyukai Mas Abi, lalu pada saat ia menyatakan cintanya kepadaku kenapa harus aku tolak?” “Karena aku kekasihnya!” pekik Sabrina. “Kekasih? Tanya saja Mas Abi sekarang. Aku tinggalkan kalian berdua untuk bicara. Silakan,Mas sampaikan pada Sabrina siapa yang mas pilih.” Kamila pun segera beranjak dan melangkah masuk ke kamarnya. Ia tak peduli Abimanyu yang berusaha mengejarnya dan Sabrina yang menarik tangan Abimanyu. Kamila tersenyum kecil, ‘Akhirnya dia hanya menjadi milikku seorang’ bisik Kamila dalam hati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD