Malam pun tiba dengan cepat, saatnya pesta peresmian dimulai. Terlihat pesta malam itu berlangsung sangat meriah dengan banyak orang penting yang berdatangan. Suho sudah siap melancarkan rencana jahatnya pada Mr. Kim. Suho adalah saingan sekaligus rekan atau partner bisnis Mr. Kim. Sejak dahulu dia selalu iri terhadap semua keberhasilan Mr. Kim. Bahkan saat dia tidak mampu menyaingi kesuksesan Mr. Kim, Suho justru ingin menghancurkan nama baik Mr. Kim. Dia berencana hendak mencampur obat perangsang dalam minuman wine milik Mr. Kim melalui bantuan orang lain. Rencana berjalan mulus karena Mr. Kim tidak tahu apa yang Suho rencanakan dan memegang gelas wine tersebut.
Seorang pesuruh Suho pun diminta untuk mencampurkan obat tidur pada wine Hana. Rencana jahat yang Suho pikirkan untuk menjebak Mr. Kim dan Hana agar menjadi skandal terbesar tahun ini di sebuah pesta, berbuat hal memalukan, itu yang diinginkan Suho agar terwujud. Semua demi menghancurkan nama baik Mr. Kim. Suho sangat membenci lelaki itu karena beberapa kali kalah saing dalam bisnis.
“Bersulang!” seru Suho bersama Mr. Kim dan beberapa pengusaha laki-laki yang lainnya.
“Bersulang!” jawab lainnya sambil mengangkat gelas wine di tangan mereka masing-masing dan kemudian meneguknya bersama-sama.
Suho memastikan Mr. Kim meneguk wine itu hingga habis. Dia merasa puas karena rencana jahatnya akan berhasil. Pesta berlangsung meriah dengan serangkaian acara sesuai dengan jadwal. Pidato sudah selesai dan peresmian sudah dilaksanakan. Acara bebas selanjutnya hingga malam. Suho mengamati Mr. Kim yang mulai merasa gerah akibat obat bereaksi karena terlihat beberapa kali dia mengibaskan tangannya ke wajah dan terlihat wajahnya memerah.
Sedangkan di tempat lain, orang suruhan Suho berhasil mencampurkan obat tidur pada wine yang akan di minum Hana. Namun secara tak diduga, Hana justru meletakkan kembali gelas wine itu di nampan dan tertukar dengan wine biasa.
Letty yang bekerja membereskan gelas dan mengisi dengan wine baru pun melaksanakan tugasnya di acara pesta malam itu. Saat di belakang, Letty ingin meminum wine karena penasaran dengan rasanya. Biasanya Letty tidak penasaran seperti ini, tetapi hari ini penasarannya akan mengubah jalan hidup di masa depan.
“Seperti apa rasa wine orang kaya itu? Wah, ini ada satu gelas yang nyaris utuh isinya. Apakah boleh aku mencicipi sedikit saja?” Letty berbicara pada diri sendiri, kemudian menengok kanan dan kiri setelah aman segera meneguk wine yang ternyata berisi obat tidur itu.
“Uaah … enak! Pantas saja mereka suka minum wine saat pesta!” seru Letty takjub karena kali pertama dia meminum wine di usia dua puluh lima tahun. Letty justru menghabiskan wine di gelas itu hingga tak tersisa.
Setelah itu, Letty melanjutkan pekerjaan membereskan gelas kosong dibawa ke belakang, mengisi kembali gelas yang bersih, dan menyajikan kembali minuman itu ke para tamu. Namun entah mengapa kepalanya mulai pening dan pandangan tiba-tiba kabur. Dia berjalan agak kesulitan karena terasa tubuhnya semakin berat untuk melangkah. Padahal tadi dia baik-baik saja.
“Letty, kamu kenapa?” tanya pengawas event organizer tersebut kepada Letty yang terlihat tidak sehat.
“Ma-maaf, Bos. Kepala saya pening dan lemas,” jawab Letty apa adanya kepada lelaki di hadapannya.
“Haissh ... Bagaimana kamu bekerja kalau sakit begini? Lebih baik kamu istirahat saja. Sana pergi ke belakang gedung ini ada tempat istirahat. Kalau tamu komplain bisa gawat,” ujar pengawas.
“Terima kasih banyak, Bos.”
Letty mengangguk dan berusaha berjalan ke belakang gedung. Tak disangka, dia bertabrakan dengan seorang lelaki yang tergesa-gesa hendak pergi dari pesta. Muka lelaki itu sudah merah seperti tomat seakan orang mabuk.
“Aduh!” seru lelaki itu saat bertabrakan dengan Letty.
“Ma-maaf ….” Letty pun kehilangan kesadaran karena obat tidur. Lelaki itu langsung menangkap tubuh Letty yang hampir terjatuh.
“Hei! Kamu kenapa?” Mr. Kim panik karena perempuan dengan pakaian waiters itu pingsan. Dia mengira perempuan itu pingsan, padahal karena reaksi obat tidur sudah bekerja.
Mr. Kim takut menarik keramaian publik dan tanpa pikir panjang langsung menggendong perempuan itu dan memasukkan ke dalam mobil. Bisa saja dia meninggalkan waiters itu, tetapi dalam hatinya tak tega. Setelah di dalam mobil, Mr. Kim merasa sangat kepanasan. Reaksi obat perangsang yang Suho campurkan dalam wine Mr. Kim pun sudah mulai tampak.
“Kenapa gerah sekali. Rasanya ada sesuatu hal yang aneh,” ucap Mr. Kim pada dirinya sendiri, merasa bingung.
Lelaki itu pun pergi melaju dengan mobilnya. Awalnya Mr. Kim berpikir untuk mengantar perempuan yang pingsan itu ke klinik, tetapi entah mengapa hasratnya begitu menggebu dan keinginan dalam diri memuncak. Mr. Kim justru membawa perempuan itu ke apartemennya. Pemikiran Mr. Kim di luar logika. Dia tidak berpikir jernih karena akibat obat perangsang.
Mr. Kim membawa Letty masuk ke apartemen dengan cara menggendongnya karena jarak antara tempat parkir dan apartemennya tidak begitu jauh. Sesampainya di dalam, Mr. Kim segera membaringkan tubuh Letty di ranjang. Mr. Kim merasa gelisah antara tak mungkin akan melakukan hal itu pada perempuan yang tak sadarkan diri dan keinginan yang makin mendesak membuatnya tidak bisa berpikir jernih.
Mr. Kim akhirnya kalah dengan pengaruh obat dosis tinggi itu. Dia melepas satu per satu pakaian yang membalut tubuh Letty. Semua terjadi di luar kendali Mr. Kim yang biasanya lelaki dingin serta sulit ditaklukkan. Mr. Kim menatap tubuh polos gadis yang tak sadarkan diri dan tak berdaya dengan buas. Mr. Kim yang dipengaruhi obat itu menjadi agresif malam itu.
Mengecup perlahan dan makin sering ke wajah, bibir, hingga ke seluruh tubuh. Mr. Kim sangat bergelora dan meruntuhkan apa yang selama ini Letty jaga. Hentakan demi hentakan dilakukan di luar kendali diri sendiri. Mr. Kim pun melakukan hal itu hanya karena pengaruh obat dosis tinggi.
Malam itu terjadi hal yang tidak diinginkan bagi Mr. Kim dan juga Letty. Semua jebakan Suho berhasil mengubah hidup Mr. Kim, tetapi bukan untuk menghancurkan nama baiknya. Melainkan menghancurkan kehidupan perempuan tak bersalah yang bernama Letty.
Seusai pesta, Hana bingung mencari di mana Mr. Kim berada. Suho terkejut melihat Hana baik-baik saja sedangkan Mr. Kim menghilang. Dyenn pun menawarkan mengantar Nona Hana pulang karena waktu sudah larut malam. Sedangkan nomor ponsel Mr. Kim dihubungi tidak diangkat.
Keesokan harinya di apartemen Mr. Kim, perempuan itu mulai terbangun dari tidur panjangnya.
“Aah ...,” desah Letty sambil membuka matanya perlahan.
Rasa pening masih hinggap di kepala. Entah apa yang terjadi semalam, Letty tak bisa mengingatnya. Betapa terkejutnya Letty saat melihat sosok di depan matanya. Lelaki yang rasanya tanpa busana karena tidur memeluk dirinya dalam balutan selimut yang sama. Letty langsung berteriak hingga mengagetkan Mr. Kim.
“Aaaaaaa!”
Mr. Kim terbangun dan juga terkejut dengan hal yang terjadi. Ini kali pertama bagi mereka berdua melakukan hubungan seperti itu. Sebagai laki-laki tentunya ada rasa kaget dan khawatir, apalagi perempuan yang hidup secara baik-baik.
“Ka-kamu siapa?” tanya Mr. Kim terkejut saat bangun dari tidurnya. Dia tidak menggunakan selembar kain pun dan berada dalam satu ranjang dan satu bedcover dengan perempuan itu.
“Harusnya aku yang bertanya siapa kamu dan mengapa aku bisa di sini?!” Letty langsung menarik selimut dan melilitkan di tubuhnya karena malu mengetahui tanpa busana. Sedangkan Mr. Kim langsung berdiri dan mengambil kimono di dekat almari kamar untuk menutupi tubuhnya.
“Aku tidak mengenalmu! Ini apartemenku mengapa kamu bisa masuk?!” Mr. Kim mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam. Kepalanya masih pening seperti yang Letty rasakan.
Rasa malu dan sedih berkecamuk di diri Letty saat menggerakkan tubuh pun kesulitan karena ada rasa nyeri dan sakit di bagian tubuh bawah. Dia takut semalam ada hak buruk menimpa dirinya. Lelaki itu sudah merenggut mahkota berharga milik Letty.
“Apa pun alasanmu, aku tidak akan maafkan!” seru Letty kesal.
Mr. Kim pun teringat beberapa hal. Mulai dari tubuhnya terasa panas dan hendak pergi dari pesta hingga saat dia membawa Letty ke apartemen. Dia melakukan kesalahan besar. Namun dia sama sekali tidak ingat soal melakukan hal itu pada Letty.
Setelah selesai mandi dan memakai pakaian, Mr. Kim menulis cek sejumlah uang yang cukup banyak untuk diserahkan ke Letty yang saat ini masih di kamar mandi. Perempuan itu kemudian keluar dari kamar mandi dan berganti pakaian dengan dress yang dibelikan Mr. Kim karena pakaian waitersnya sudah dirobek paksa oleh Mr. Kim tadi malam tanpa sadar.
Letty tadi menangis di dalam kamar mandi dan berulang kali mengguyur tubuhnya dengan air shower dan menggosok dengan sabun. Dia merasa kotor dan jijik akan dirinya sendiri. Mengapa nasib buruk menimpa perempuan itu?
“Maafkan aku kalau malam tadi terjadi kesalahan. Aku … aku minta kamu rahasiakan ini semua. Ini untukmu dan kumohon kita jangan bertemu lagi. Anggap masalah ini tidak pernah ada. Apakah kamu sanggup?” tanya Mr. Kim sambil memberikan cek senilai seratus juta won. Nominal yang sangat banyak bagi Letty dan baru kali ini dia melihat uang sebanyak itu.
Di luar dugaan Mr. Kim, Letty menerima cek tersebut dan segera menyobeknya dan melempar ke wajah Mr. Kim sambil berkata, “Aku kabulkan keinginanmu untuk tidak bertemu lagi dan merahasiakan semua ini. Semoga hidupmu tenang sudah menghancurkan hidup orang lain!”
Letty langsung berlalu pergi, keluar dari apartemen dengan membanting pintu. Saat itu Mr. Kim hanya terdiam dan merasa tidak akan ada masalah dengan hal itu. Lagi pula dia tidak mengenal siapa perempuan itu.
Saat hendak membersihkan kamarnya, Mr. Kim menemukan id card name tag milik perempuan tadi di pakaian waitersnya yang sudah robek. “Letty? Namanya Letty? Bukankah dia orang Korea? Nama yang unik,” gumam Mr. Kim.
Saat mengganti sprei, dia terkejut karena ada bercak darah di sana yang menandakan kesalahan tadi malam yang dia perbuat adalah hal pertama bagi Letty. Seperti bagi Mr. Kim juga pertama kali. Dia pun menjadi merasa bersalah apalagi Letty tidak mau mengambil cek uang yang dia berikan.
Tiba-tiba ponsel Mr. Kim berbunyi. Dia terkejut karena saat melihat ponselnya, sudah ada lebih dari sepuluh panggilan tak terjawab dari Dyenn dan Hana. Mr. Kim pun segera mengangkat panggilan dari Dyenn itu.
Mr. Kim pun menjawab panggilan telepon itu. “Ya, Hallo.”
“Tuan Kim? Apakah Anda baik-baik saja? Sekarang Anda di mana?”
“Ah, aku baik-baik saja. Aku ada di apartemen.”
“Syukurlah. Semalam Nona Hana bingung mencari Tuan. Saya mengantarkan Nona Hana pulang ke rumah karena larut malam. Kalau begitu sampai bertemu di kantor, Tuan.”
“Baik Dyenn terima kasih banyak.”
Setelah menutup pembicaraan itu, Mr. Kim merasa semakin curiga dengan hal semalam. Dia merasa hal ini tidak beres. Dia belum pernah menyentuh perempuan sebelumnya. Mana mungkin dia berani tidur dengan perempuan apalagi orang yang sama sekali tidak dia kenal? Dia berjanji akan menyelidiki semua itu. Dia pun merasa bersalah dengan perempuan bernama Letty yang bekerja sebagai pelayan di tempat pestanya semalam. Mr. Kim akan mencari bukti dan informasi terkait kejadian malam tadi.