Amaryllis Pack

1494 Words
Miriam Amaryllis adalah putri seorang Alpha ternama di Benua Barat, Gran Amaryllis. Amaryllis Lycan Pack juga adalah Lycan Pack terbesar di Benua Barat, meskipun lebih kecil dari Almandine. Berbeda dengan di Benua Kekaisaran Euclase, di Benua Barat, para Lycan dianggap sebagai monster jahat dan dibenci oleh semua orang. Dan karena itulah, seluruh kehidupan Miriam dan Packnya adalah kehidupan nomaden yang berpindah-pindah dan selalu tersembunyi dari manusia biasa. Pack mereka sangat terkenal dan selalu lolos dari buruan manusia. Namun, suatu hari, Miriam diculik oleh Pangeran Kerajaan terbesar di Benua Barat, Pangeran Julian Hyacinth dari Kerajaan Central Hyacinth. Ayah Miriam dan seluruh keluarga Lycannya pun melakukan segala yang mereka bisa untuk menyelamatkan Miriam, namun sayangnya, Gran gagal dan meninggal dalam pertarungan habis-habisan. Dengan menyandera dan memantrai Miriam dengan mantra pengikat, Julian Hyacinth menggunakan pasukan Lycan Amaryllis untuk menyusun serangan diam-diam di Benua Kekaisaran Euclase. Julian membawanya ke Benua Barat dan memperlakukan anggota keluarganya sebagai b***k dan pion catur yang bisa dibuang kapan saja. Karena bakat sihir pangeran kejam itu, dan dengan Miriam di tangannya, tak ada yang bisa melawan perintahnya. Tapi kemudian datang seorang Ksatria berkuda hitam yang menginterupsi rencananya, Heath Goldlane. “Apa lukamu sudah sembuh?” tanya Miriam pada pria yang sedari tadi terus menggenggam tangannya itu. Heath membawa Miriam di lorong Kastil Almandine mengikuti Daniel yang memimpin jalan mereka. Heath menoleh padanya dan tersenyum kikuk. “Aku memang hampir mati. Tapi sepertinya, berkat Lycanthropy aku selamat, dan luka-lukaku sembuh dengan cepat,” jelas Heath. Miriam mengerjap. Heath sepertinya tidak keberatan sama sekali setelah berubah menjadi seorang monster. Miriam juga memperhatikan Daniel yang memimpin jalan mereka. Ia tahu pria itu juga seorang Lycan. Dan kastil ini… juga adalah kastil seorang Lycan. Di Benua Kekaisaran Euclase, Lycan sepertinya tidak begitu dibenci seperti di Benua Barat… Mereka sampai di kamar Heath dan pria itu mulai menegang. Daniel menoleh pada mereka dan tersenyum tidak berdaya. “Apakah anda sudah tahu proses imprinting, Young Lord?” tanya pria itu. “Aku sudah pernah membaca buku tentang Lycan… tapi bagaimana jika aku membuat kesalahan?” tanya Heath yang terdengar tidak yakin. Daniel tertawa hambar, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia tahu Old Duke dan Madam sedang sangat sibuk saat ini. Dan Young Lord Liam… “Young Lord,” Daniel mendekat, mengisyaratkan bahwa ia akan membisikkan sesuatu dan Heath mendekatkan telinganya. Sementara itu, Miriam yang sudah sangat familiar dengan proses imprinting Lycan wajahnya merona merah. Baru setelah selesai mendengar bisikan Daniel, Heath sendiri merona merah parah. Pemuda berambut hitam yang tinggi itu mengangguk sekali dan berdeham. Daniel menepukkan tangannya sekali dan tersenyum lebar. “Saya akan berjaga di luar. Anda bisa mulai melaksanakannya, dan kalau ada apa-apa, saya akan ada di sini. Semoga beruntung!” “Kenapa kau harus berjaga di luar?!” Heath bertanya bingung. “Apakah anda sudah lupa apa yang terjadi saat anda tidak sadarkan diri hingga berubah menjadi Serigala?” Daniel bertanya balik. Heath tersentak. Jadi ada kemungkinan ia berubah ditengah-tengah ritual? Pemuda itu langsung menatap Miriam serius dan kembali menoleh pada Daniel. “Bukankah Miriam juga berada dalam bahaya kalau begini?” tanya Heath. Daniel mengangguk serius dengan sebuah senyum tipis. “Karena itulah anda harus mengendalikan emosi anda dengan baik agar tidak membahayakan Mate anda.” Heath mengerutkan alisnya, dan menjadi ragu lagi. Saat itulah Miriam menyentuh lengannya lembut. Keduanya bertatapan lagi dan Heath terkejut melihat mata besar dan berkilau Miriam menatapnya penuh keyakinan. “Aku percaya padamu,” ucap gadis muda itu lembut. Seperti tertusuk panah asmara, napas Heath tercekat. Jantungnya berdebar tidak karuan dan tubuhnya mulai memanas. Heath mengerutkan alisnya dalam untuk mengendalikan dirinya. “Ahem.” Dehaman Daniel menginterupsi suasana pink diantara Heath dan Miriam. Mau tidak mau, mereka pun masuk ke dalam kamar dengan canggung. . “Itu artinya, adik saya terlibat dengan masalah besar ini,” ucap Harriet serius. Old Duke mengangguk di balik meja kerjanya. Pria itu melihat Harriet yang menatap keluar jendela, ke arah matahari yang sudah naik. “Nak Harriet, Pangeran dari Hyacinth yang menyandera dan mengendalikan Miss Miriam adalah seorang penyihir,” Old Duke melanjutkan kembali. Ia menjelaskan bahwa Pangeran itu sudah mengikat Miriam dengan mantranya, namun saat Heath tiba-tiba muncul, Heath mencederainya dan memotong tangan kanannya, memecahkan mantra pengikat itu dan melepaskan Miriam dari cengkeramannya. Karena itu, Pangeran itupun lari dari sana dan kemungkinan besar kembali ke Benua Barat. Sementara Heath yang baru bertarung habis-habisan terluka parah dan pingsan di atas kudanya yang berlari kembali ke Benteng Barat tempat Harriet berjaga sebagai Penguasa Daerah pada saat itu. Pasukan Lycan dan Miriam yang kebingungan pun tidak tahu harus apa di benua asing ini. Mereka terus waspada setelah ditinggalkan oleh Pangeran Hyacinth yang telah digagalkan oleh Heath, dan mereka berniat bertarung habis-habisan jika ada yang menyerang mereka. “Jadi saat anda melakukan investigasi di Hutan Kegelapan tempat mereka berada, mereka langsung menyerang pasukan anda dan memicu perang?” tanya Harriet. Old Duke mengangguk. “Segalanya bisa berakhir sangat buruk,” gumam pria tua dengan uban yang sudah menutupi seluruh kepalanya itu. Old Duke dan Almandine Duchy Pack adalah satu-satunya Lycan Pack yang diakui oleh Benua Kekaisaran Euclase. Mereka jugalah Lycan Warrior yang membela benua ini saat benua ini diserang dari berbagai sisi oleh benua-benua lain. Setelah hukum tentang Lycan diatur, penyebaran Lycanthropy sangat dilarang dan itulah juga yang menyebabkan tidak ada Alpha dan Pack baru yang lahir di Benua Kekaisaran Euclase ini. Sesuai perjanjian Old Duke dengan kaisar-kaisar Euclase terdahulu, Almandine Duchy Pack hanya berkembang lewat perkembangbiakan alami, bukan penularan lewat serangan fisik. “Untungnya, setelah Miss Miriam mendengar bahwa Heath selamat, ia bersedia membujuk keluarganya untuk menyerah dan menjadi tawanan kita,” ucap Old Duke. “Aku membuktikan bahwa Heath selamat dengan membawanya langsung kemari, dan tidak lupa memperlakukannya dan keluarganya dengan hormat.” Harriet mengangguk. “Apakah ini artinya adik saya akan menjadi Alpha baru mereka?” Pertanyaan Harriet membuat Old Duke tertawa kecil. “Yah, itu tergantung apa adikmu sanggup menanggung tanggung jawab itu dan meyakinkan keluarga Miss Miriam untuk tunduk dalam perintahnya,” jelas Old Duke. Harriet mengerti. “Ini benar-benar masalah besar,” ucapnya sambil menghela napas. Old Duke tertawa lagi. “Apa kau bisa mendiskusikan ini dengan Kaisar, Nak Harriet?” tanya Old Duke kemudian. Harriet sudah menduga bahwa kesinilah arah pembicaraan mereka pada akhirnya. “Tapi bukankah anda bilang andalah yang akan bertanggung jawab?” tanya Harriet protes karena merasa tidak adil. Pria tua itu tersenyum lebar. “Kaisar membenciku, tapi dia menyukaimu. Aku akan bertanggung jawab, dan kau yang membujuknya. Mau tidak mau, sekarang kita harus menerima Pack baru di Kekaisaran Euclase,” ucap Old Duke. Harriet mengerang pelan dengan kesal. Old Duke menghela napas panjang. Dan ia tahu bahwa Harriet mungkin akan mengeluarkan banyak kartu yang ia miliki untuk membujuk Kaisar. “Jangan lupa bahwa kau adalah menantu Duchy Almandine sekarang,” ucap pria tua itu. Harriet menoleh padanya, mengerjap dengan tatapan yang goyah. “Tentu saja,” ucap Harriet dan menatap dingin keluar jendela. “Saya akan memanfaatkan status baru saya dengan baik.” Old Duke tersenyum penuh pengertian. Inilah alasannya ia memilih Harriet. Karena Harriet selalu tahu apa yang harus dilakukan. Harriet tiba-tiba menepuk dahinya keras-keras saat ia sadar ia baru melupakan sesuatu. “Maaf, Your Grace, saya undur diri dulu. Mari kita bicara lagi nanti setelah anda beristirahat. Selamat malam… maksud saya, selamat pagi,” ucap Harriet panik. Old Duke mengangkat tangannya akan menahan Harriet, namun wanita itu sudah berjalan pergi dengan cepat. Pria tua itu bingung apa yang sedang Harriet pikirkan atau apa yang membuat menantunya yang tangguh dan tenang itu tiba-tiba panik hingga seperti itu. Sementara itu, Harriet yang baru keluar dari ruangan kerja Old Duke langsung berlari ke arah menara. Ia mendaki tangga spiral sambil terengah-engah dan membuka pintu ruangan teratas dengan tergesa-gesa. Saat ia melihat di dalam ruangan, Liam telah terbaring kembali di ranjangnya dengan damai. Harriet perlahan berjalan mendekat, dan melihat ada sebuah kertas yang terselip di jemari pria itu. Meraih kertas itu dan membacanya, Harriet mengerjap. [Kau melupakan aku TT^TT] Harriet menyipitkan matanya, tidak tahu bagaimana harus bereaksi pada pesan singkat yang suaminya tulis di secarik kertas ini. Ia merasa bersalah, tapi ia tidak bisa menahan tawa. Mengapa pesannya sangat menggemaskan? Wanita itupun duduk di sisi ranjang dan menghela napas panjang. Suaminya telah membantunya mengendalikan amukan adiknya dan bahkan menyadarkan adiknya. Harriet sendiri tidak menyangka ia bisa bangun hari ini di saat yang sangat krusial itu, karena kemarin ia sudah bangun dan makan siang bersamanya… “Apa yang harus saya lakukan untuk membalas budi pada anda, Milord?” tanya Harriet yang berbisik lembut. Tiba-tiba, tangan Liam menarik tangan Harriet, membuat wanita itu jatuh ke dalam pelukannya. Harriet yang terkejut melihat ke atas, dimana wajah Liam yang tersenyum tipis masih memejamkan mata. “Temani aku tidur sejenak, Madam,” bisik pria itu. Saat Harriet melihatnya lagi, Liam sepertinya sudah kembali tidur pulas. Harriet menyerah. Ia sendiri juga butuh istirahat, jadi ia pun tertidur di sisi suaminya pagi itu, hingga matahari naik tinggi ke puncak cakrawala. . . .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD