Happy Reading^_^ Marry meletakkan telepon setelah Vicky selesai menyampaikan pesan dan memutuskan sambungan telepon. Dia masih tersenyum senang mendengar kabar tersebut. Rasanya sangat sulit dipercaya Vicky sedang hamil. Helaan napas pelan terdengar dari arahnya ketika permukaan bokongnya menempel pada sofa. Marry bersandar di sofa. Kini senyumnya tak lagi bersemayam di bibir. Pandangannya memperhatikan keadaan apartemen yang nampak sunyi. Tiba-tiba saja sekelibat kenangan bersama Britney mengunjungi isi kepalanya. Marry tersenyum masam menyadari bahwa dirinya merindukan Britney. Apakah mungkin Britney akan datang kembali? Setidaknya dia butuh seorang teman. Britney telah merubah dirinya menjadi seorang Marry yang kini membutuhkan seorang teman, bukan Marry yang dulu, yang selalu lebih