Ambisi

930 Words

“Tidurlah.” Kata Lian seraya bergerak mengambil piring dan merapikannya kembali ke dapur. Vanesha turun dari kasur bermaksud untuk membantu, tapi Lian mencegahnya. “Apa kau tidak mendengarku?” Vanesha tercekat, pria ini kembali dingin seperti semula. “Tidurlah, biar aku tidur di sofa.” “Tapi, pak...” Alis Lian mengangkat tinggi, memperingatkan Vanesha untuk berhenti berbicara. Untungnya Vanesha menyadari peringatan itu. Dia pun memilih diam dan menuruti perintah bosnya tersebut. “Jika kau berniat membagi tempat tidur itu, aku tidak keberatan. Tapi bukan itu yang kuinginkan saat ini. Aku bukan pria yang bisa dengan mudah mengambil kesempatan. Kau bisa percaya itu.” Setelah mengatakan itu, Lian kemudian pergi meninggalkan kamar. Vanesha terdiam sejenak, bukan itu yang ingin ia kataka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD