“Halo Ahmar, ini Ayah.” “Aku sudah tahu. Sekedar informasi, aku masih menyimpan kontak Ayah,” ucap Ahmar tanpa memberikan intonasi yang bersahabat. Ahmar dan ayahnya yang bernama Amir memang tidak baik. Bahkan bisa dibilang sangat buruk. Hal itu dibuktikan dengan Ahmar yang memberikan larangan pada setiap pekerja untuk tidak pernah mengangkat telepon dari Amir. Ahmar juga tidak pernah menggunakan bahasa yang sopan dan lembut saat berbicara dengan ayahnya itu. Ahmar seakan-akan membenci Amir hingga darah daging. Seolah-olah ada dendam yang menggelora dalam dadanya hingga tidak bisa membuatnya berlaku dengan selayaknya seorang anak pada ayahnya. “Kalau begitu, itu kabar baik untuk Ayah. Tapi sepertinya, kabarmu sama sekali tidak baik,” ucap Amir. Ahmar mengetatkan