***Jayden’s POV***
Tiba-tiba saja aku terasa sangat sakit dan menyengat seperti tertusuk sesuatu, posisinya tepat dimana aku menandai tanda pada leher Kim. Apa terjadi sesuatu padanya? Sial, baru sebentar aku meninggalkannya tapi sudah terjadi sesuatu lagi padanya. Kau benar-benar menyiksaku Kim.
Aku segera berlari kembali menuju apartemen tempat dimana aku meninggalkannya terakhir kali. Untungnya ini masih dini hari, sehingga aku tidak perlu sembunyi-sembunyi dan mengambil jalan yang sepi untuk menghindari manusia yang kemungkinan melihatku. Sebenarnya setelah semua hal yang terjadi disini, aku ingin kembali ke Wisperdaelle dan tinggal disana dengan Kimberly. Tapi orang-orang disana tidak menyukai keberadaan Kimberly dan bersikap tidak ramah padanya. Hanya karena sebuah batu yang bersinar, mereka memperlakukan Kim seperti orang yang membawa kutukan, mengucilkannya dari lingkaran sosial. Aku dan vampire lainnya yang selalu berada di dekatnya tidak mengalami apapun, kenapa para vampire yang tinggal disana itu berlebihan sekali padanya.
“Kim!” aku sudah sampai di apartemen tempatnya tinggal. Baunya masih tercium samar-samar tetapi dia tidak ada disini. “haah, kau pergi kemana lagi, Kim,” desahku.
Aku memutuskan untuk menghubungi orang-orang terdekatnya daripada harus mencarinya kesana kemari.
“Halo, apakah dia ada di tempatmu?”
“Jayden, kenapa kau menanyakan tentang pasanganmu padaku? aku sudah beberapa hari tidak melihatnya. Daripada kau terus menempel padanya, lebih baik kau bantu aku-…”
Aku segera mematikan teleponku, rupanya dia tidak pergi menyusul ke tempat Damien untuk membantu para Hunters. Dia tidak mungkin pergi ke tempat Rose dan Kael, mungkinkah dia bersama dengan David atau Tina? Aku menelpon mereka berdua untuk memastikannya.
“Ada apa kau menelponku? Apa ada sesuatu yang mendesak?”
“Aku hanya ingin tahu apa kau sedang bersama dengan Kim?”
“Tidak, dia tidak datang menemuiku hari ini. Ada apa? Terjadi sesuatu padanya?” tanya suara diujung telepon.
“Tidak, mungkin dia bersama dengan Tina. Aku akan menghubungi Tina” aku hendak mematikan telepon tapi David berbicara lagi sebelum aku sempat menekan tombol berwarna merah.
“Tina juga sedang bersamaku, dia sedang berbicara dengan orang The Hunters karena ada orang hilang yang dilaporkan baru-baru ini. Apa ada masalah dengan Kim? Kau bisa memberitahuku apapun,” tidak, aku tidak bisa memberitahu David masalah tentang Kim.
“Dia menghilang, dan aku merasakan sakit pada bagian leherku,” jawabku tanpa bertele-tele.
“Apa? Apa ada vampire lain yang mencoba untuk menggigitnya? Atau menyerangnya?” David terdengar begitu khawatir pada Kimberly.
“Mungkin, aku bahkan tidak tahu dia ada dimana sekarang. Apa dia mungkin pergi menemui anak dari keturunan The Hunters itu?”
“Mungkin saja, mereka berdua cukup dekat. Apa kau sudah menghubungi Eli? Mungkin saja dia ada disana dengannya,” begitu David menyebut nama Eli aku langsung teringat. Kim mungkin menemui Elisiya untuk meminta kantung darah dari stok disini sudah habis.
“Baiklah, aku akan menghubungi Eli. Aku akan menghubungimu lagi nanti,” aku langsung mematikan telepon dan bergegas menuju tempat Elisiya.
Aku sudah mendatangi rumah dan juga rumah sakit tempatnya bekerja, tapi aku tidak bisa mencium baunya sama sekali. Eli sepertinya sedang pergi ke suatu tempat dan Kim juga sepertinya tidak datang kemari karena aku tidak bisa mencium baunya walaupun samar sedikitpun. Apakah dia sedang berburu di suatu tempat? Mungkin dia baik-baik saja, aku terlalu khawatir padanya. Ya, anggaplah dia baik-baik saja karena dia sudah banyak melatih kemampuannya dengan Hellhound itu.
“Jay? Sedang apa kau di depan rumah sakit? Apa stokmu sudah habis? Padahal baru dua minggu yang lalu aku-…”
“Apa kau melihat Kim? Aku sedang mencarinya saat ini” aku memotong perkataan Tina.
“Huh, Kim? Dia tidak memberitahumu sama sekali kemana dia pergi?”
“Kalau kau tidak melihatnya lebih baik aku pergi, aku harus mencarinya sekarang,” aku tidak bisa membuang wakti lagi sebelum aku memastikan dengan mataku sendiri dia baik-baik saja.
“Dia sedang di Wispherdaelle menemui ibunya, aku berpapasan dengannya di Altyer,” ucap Elisiya sebelum aku benar-benar menghilang dari pandangannya. Aku berhenti sejenak dan mengucapkan terima kasih padanya.
***
Pada akhirnya, aku menyusul Kim pulang ke Wispherdaelle. Begitu aku melintasi portal, aku bisa mencium bau Kimberly dengan sangat jelas dan tampaknya dia sedang berada di kastil Countkuila. Dengan cepat, aku mencari keberadaannya dengan mengikuti bau tubuh Kim yang masih bisa tercium dengan sangat jelas.
Bau tubuhnya menuntunku menuju lorong kastil yang sunyi dan sedikit berbau apek dari dinding yang lembab. Aku semakin mendekat padanya, tapi kenapa aku malah merasa berdebar dan sedikit ketakutan?
“Kimberly!”
Aku menjadi sangat marah ketika ada orang lain yang memojokkannya ke dinding dan dia terlihat sangat ketakutan. Dengan cepat aku menarik Kim menjauh dari orang ini, kakakku bukanlah orang yang bisa Kim hadapi sendirian.
“Apa yang sudah kau lakukan pada Kimberly Jyordan?” tanyanya dengan nada menahan marah.
“Hanya mengobrol dengannya,” balasnya sambil lalu.
“Aku merasa sakit di leherku, apa kau mencoba menggigitnya? Jyordan, dia adalah mateku, jika kau melukainya aku tidak akan ragu untuk menyerangmu sekarang juga” aku menggeram dengan pelan.
“Tenanglah Jayden, aku tidak melakukan apapun padanya. Aku menyelamatkannya dari orang-orang yang mengganggunya dengan menunjukkan siapa dia, benarkan Kimberly?” tanyanya pada Kimberly yang kusembunyikan dibalikk punggungku.
“Aku tidak bisa mempercayai kata-katamu. Walaupun kita bersaudara, apa yang kau lakukan padaku dulu jangan kau ulangi lagi padanya. Kau ingin aku melakukan hal yang sama pada matemu?” sikapku sudah mulai waspada, tidak ada yang tahu apa yang sedang dipikirkannya saat ini.
Jyordan tertawa pelan, ”Ya ampun, kau masih saja mengingat hal itu sampai sekarang. Tapi kau masih hidup sampai sekarang. Jujur saja, dulu kau sangat lemah bahkan aku meragukanmu kau benar adikku atau bukan. Aku senang kau bisa bertahan sampai sekarang, kita harus melakukannya lagi nanti, mungkin kita bisa mengajak dia,” godanya pada Kimberly.
“Jangan libatkan dia. Jika kau ingin mengganggu orang cari saja orang lain, aku tak akan membiarkanmu mendekatinya,” balasku dengan dingin. Kenapa mereka bisa bertemu disini? Jyordan bukan orang yang suka datang dan bergaul dengan orang-orang kastil.
“Kudengar dia membuat batu itu menyala, aku penasaran sekuat apa pasanganmu itu,” sahutnya sambil berusaha melihat Kim yang kusembunyikan di balik punggungku.
“Jangan memulainya Jyordan! Dia bahkan belum satu tahun menjadi vampire,” gusarku karena dia tidak menyerah untuk mengganggu Kimberly.
“Aku tidak berbicara padamu, minggir! Hei kau, perlihatkan kekuatanmu padaku!” Jyordan dengan gigih ingin mengetahui kekuatan Kimberly.
“Jyordan! Hentikan!” aku menghalanginya yang berusaha menarik Kimberly keluar.
“Ayolah… tidak perlu malu-malu seperti itu padaku. Kita akan menjadi keluarga nanti,”
“Jyordan!”
“Ma-maaf, aku sendiri masih tidak tahu apa jenis kekuatanku selain regenerasi, aku masih mencari dan melatihnya,” cicit Kimberly pelan. Sialnya, Kimberly sedikit bergeser dan hal itu dimanfaatkan Jyordan untuk menariknya dariku.
“Begitukah? Aku bisa mengajarimu menemukan kekuatan vampiremu,”ucapnya dengan penuh ketertarikan.
“Ah, itu….”
“Tidak perlu,” aku melirik kearah Kimberly,”Aku sendiri yang akan mengajarinya. Kau tidak perlu ikut campur, uruslah urusakanmu sendiri.”
Aku menarik Kimberly dan pergi dari tempat ini sejauh mungkin dari Jyordan. Kali ini Jyordan sudah tahu tentang Kim dan dia pasti tidak akan diam saja. Aku harus mencari cara agar mereka berdua tidak saling bertemu seperti ini.
“…den, Jayden!” suara Kim memecah pikiranku. Aku meliriknya sekilas tanpa menghentikan langkahku untuk menjauhi kastil.
“Tunggu Jayden! kita akan pergi kemana? Aku sedang menunggu Dad disana, aku belum mau kembali kesana sebelum mendengar kabar dari Dad!”
“Tidak bisa, orang itu masih ada disana. Aku tidak bisa membiarkan kalian bertemu,” balasku tanpa melihat padanya.
Aku merasakan perasaan marah darinya, tapi aku tidak peduli. Menjauhkan Kim dari kakakku adalah yang paling penting sekarang ini. Akan sangat berbahaya jika Kim menerima tawaran darinya, dia bisa-bisa lebih babak belur dan hampir mati dibanding saat dengan Hellhound. Tapi aku juga tidak mau dia bergantung pada mahluk itu.
“Woah!” tanganku tiba-tiba terpelintir.
“Bisakah kau mendengarkanku!” wajah Kim memerah menahan marah dan matanya tampak basah menahan air mata yang keluar.
“Kim…”
“Sebenarnya ada apa denganmu! Sejak kau datang kau tidak membiarkanku berbicara sedikitpun dengan Jyordan! Aku ingin mengucapkan terima kasih padanya karena sudah membantuku, tapi kau menarikku seperti barang! Bahkan saat di rumah pun…” Kim marah besar padaku.
“Aku harus kembali ke kastil,”
“Jangan sekarang!” aku menahan Kim yang hendak berbalik dengan mencengkram pergelangan tangannya.
“Lepaskan Jayden. aku perlu bertemu dengan Dad,” ujarnya dengan sinis.
“Tidak selama orang itu masih ada disana!”
“Aku tidak peduli apa masalahmu dengannya, itu bukan urusanku. Aku harus bertemu dengan Dad sekarang, dia pasti sedang menungguku,” protesnya ditambah dengan kegigihan Kim untuk melawanku dengan kekuatannya yang belum seberapa ini.
“Apa kau tidak bisa mendengarkanku sekali saja? aku sudah membiarkanmu menemui He…” dengan cepat dia membungkam mulutku dengan tangannya.
“Jangan menyebutnya disini! aku tidak ingin ada orang lain yang mendengarnya,” bisiknya sambil melihat sekeliling.
“Kalau begitu dengar dan ikuti saja aku, ada yang ingin kubicarakan denganmu,” aku melepas tangan Kim dari mulutku setelah itu menautkannya dengan jariku.
“Apa tidak bisa nanti saja? aku sedang mencemaskan kondisi Mom dan Dad sekarang,” pintanya dengan sedikit merengek.
Aku sudah dengar Kim dan keluarganya menjadi sasaran dari beberapa Elitish yang ingin memusnahkan mereka, tapi Jyordan, dia jauh lebih berbahaya daripada kelompok itu.
“Jayden, Dad pasti sedang menungguku sekarang. Aku harus pulang dan menemuinya,” cecarnya lagi.
“Vampire Agung bisa menunggu, dia tidak akan pergi kemanapun. Ada yang ingin kubicarakan denganmu sebentar saja, tapi tidak disini,”