chapter 2

1034 Words
Banyak sekali busa di rambut Ellena dengan penuh menutupi atas kepala, para pelayan pun membersihkan Ellena dengan beberapa sabun beraroma bunga, rambut panjang bergelombang dengan kulit kuning langsat. Ellena sangat manis, pantas saja Raja Evanjors memilih Ellena sebagai tunangan Putera Mahkota. Hingga tiga puluh menit berlalu, para pelayan merapihkan Ellena dengan gaun yang sangat cantik. Gaun dengan warna biru muda dengan hiasan renda. Rambut panjang bergelombangnya kini dihiasi dengan pita berwarna senada. Ellena yang pasrah karena banyak sekali orang-orang yang melayani dirinya pun membuka kedua matanya. “A-apa ini wajahku?” “Benar Tuan Putri Ellena, anda sangat cantik terlebih ketika anda di dandani. Pangeran Edward pasti semakin menyukai anda.” “Pangeran Edward? Tapi aku belum pernah bertemu dengannya, sudahlah jangan bermimpi. Dimana Raja Evanjors yang kalian maksud? Aku ingin kembali ke Perpustakaan Marimosa. Ada Felix disana, dia temanku. Dia membutuhkanku untuk memilihkan cincin untuk kekasihnya, apa kalian bisa berbicara kepada Yang Mulia Raja Evanjors?” Beberapa pelayan hanya terdiam, suara ketukan pun terdengar. Ketukan pintu sebanyak tiga kali. “Selamat siang Tuan Putri Ellena, perkenalkan saya adalah Viscount Ray. Saya akan membawa anda berjalan-jalan berkeliling Kerajaan Idzackel, selamat datang di Idzackel kerajaan kedua dari Landmark, anda pasti akan menyukai Kerajaan Landmark.” Para pelayan pun setengah membungkuk hormat dengan pergi meninggalkan Putri Ellena seorang diri bersama Viscount Ray. Tidak ada cara lain selain menuruti Viscount Ray saat ini. Demi berbicara dan bertemu dengan Raja Kerajaan Landmark. “Baiklah, saya akan berjalan-jalan bersama anda Tuan Ray maksud saya ... maaf Viscount Ray,” ucap Ellena dengan suara getir. Dibalik ucapan Ellena, ada pikiran yang sebenarnya ia pikirkan. Jika ia berada di Kastil Istana itu berarti ia harus membawa dirinya sebagai seorang putri bangsawan. “Anda Viscount Ray? Kebetulan temanku mengajakku ke Ray Diamond di Kota Scanton, apakah aku harus berperilaku layaknya di buku dongeng? karena yang kulihat saat ini adalah kerajaan dengan berisikan orang-orang dengan kisah yang kulihat berada di buku yang k****a. Dari mulai bangunan gedung dengan banyak patung-patung seni dan juga beberapa penjaga seperti pengawal istana ini. Sejujurnya aku baru pertama kali berada di Kerajaan Idzackel yang anda maksud ini,” tutur Ellena dengan wajah kebingungan. Wajahnya mendongak ke langit-langit Istana yang besar dan juga megah. Banyak sekali lukisan-lukisan dan patung-patung ukiran di dalam Kerajaan. “Tuan Putri Ellena akan bertemu Yang Mulia Raja Evanjors, biarkan Yang Mulia Raja yang memilihkan pembelajaran kelas terbaik anda Tuan Putri Ellena. Anda tahu, Pangeran Edward sangat senang bermain ke luar Kastil Istana, jika anda menjadi seorang tunangan anda harus berada di Kastil Istana, Pangeran Edward senang berburu kelinci di hutan. Di luar Idzackel ada banyak sekali wilayah yang di sukai oleh Pangeran Edward, salah satunya adalah Wilayah Zamir." Bisikan batin Ellena lagi-lagi membuatnya kebingungan, bagaimana bisa dirinya ada di Kastil Istana tapi tunangan yang mereka maksud bergerak bebas. Harus mempelajari segalanya seperti apa yang ayahnya suruh. “Tuan Putri Ellena,” panggil Viscount Ray dengan tersenyum, ia tahu bahwa wanita yang ada di hadapannya kini kebingungan. Dirinya pun tahu jika Putri Ellena saat ini sedang melamun dan banyak pikiran. “I-iya Tuan Ray, maaf maksud saya Viscount Ray, maafkan salah menyebut nama. Jelas-jelas saya hanya seorang penjaga buku dan saya masih tak percaya jika saya tiba-tiba terbangun hingga berada di Wilayah Idzackel yang anda maksudkan ini.” Viscount Ray mengajak Ellena berkeliling istana, mengelilingi hanya satu istana dengan Ellena yang mulai kelelahan. Beberapa pelayan pun datang untuk menemani Putri Ellena untuk kembali ke ruangan kamar dengan kaki yang agak membengkak akibat cedera sepatu. tabib Istana Idzackel pun mengikuti Putri Ellena untuk mendapatkan perawatan terbaik. Suasana itu justru semakin terasa kaku dengan Ellena yang membungkukkan tubuhnya dengan berjalan bersama tabib istana. Viscount Ray berjalan menuju Aula Istana, tentunya bertemu dengan Raja Evanjors yang saat ini berdiri dengan gagah melihat pemandangan Kerajaan. “Apakah dia menyadarinya? Kesalahan beberapa peri tidak membuat dirinya melupakan dunia masa lalunya, dia sudah kembali pulang ke Wilayah Idzackel. Mulai hari ini ia adalah tunangan Pangeran Edward. Dia adalah tunangan Pangeran Edward yang hilang, jadi jangan pernah membuat Putri Ellena hilang lagi.” “Baiklah Yang Mulia Raja Evanjors, apakah ada yang bisa saya lakukan lagi untuk anda Yang Mulia?” “Pergilah, lagipula Pangeran Edward sudah tiba. Cari orang yang pernah membawa Putri Ellena ke Kota Scanton, sekarang Putri Ellena akan selalu bersama kita. Akhirnya dia bersama kita.” Suara kuda terdengar memasuki pelataran Istana, dengan pakaian gagah, rambut berwarna cokelat dan bola mata berwarna biru. Pangeran Edward menemui ayahnya Raja Evanjors di Aula Istana. “Aku habis berburu di hutan, tidak terjadi apapun kan, ayahanda?” Tanya Pangeran Edward dengan menyimpan busur panah di atas meja. Dengan tubuh yang berkeringat, putera tampannya kini berbicara di hadapan ayahnya. “Apa kau tidak ingin mengajak Ellena berjalan-jalan? Atau membawanya ke beberapa Kota di Idzackel?” tanya Yang Mulia Raja. “Kenapa ayah berbicara tentang Ellena?” jawab Pangeran Edward dengan melihat wajah ayahnya. “Ayah tahu kau tidak pernah menyukainya, apakah setelah dia menghilang kau merindukannya? Apakah kau semakin mencintainya? Ayah tidak ingin kau tersiksa Edward, jika kau jujur pada dirimu sendiri itu akan jauh lebih baik. Ellena adalah milikmu, dia adalah tunanganmu. Kenapa kau selalu bersama wanita lain, dia pintar dan juga baik. Jika masalah fisik ayah bisa membantunya untuk menjadi cantik.” “Kenapa membahas tentang Ellena ayah? Jelas-jelas aku baru pulang dari perburuan, aku akan pergi. Selamat menikmati minum teh ayah, permisi.” ucapnya dengan dirinya yang membalikkan tubuhnya dari pandangan ayahnya, Yang Mulia Raja. Beberapa langkah kaki Pangeran Edward menjauhi ayahnya, dengan membawa busur panah dirinya meninggalkan Aula Istana. Sayangnya langkah kakinya terhenti ketika pembicaraan ayahnya terngiang di pikirannya. “Apa Putri Ellena akan di jodohkan kepada pria lain jika aku menolak? ayah menginginkan aku bersama Putri Ellena?” “Jika kau menolak, maka Putri Ellena akan bersama Pangeran lain. Dia adalah tunanganmu, jika kau menolaknya dan tidak pernah membahagiakannya maka ia akan bersama Pangeran lain. Kau tahu Edward, banyak para Raja menginginkannya untuk menjadikan Putri Ellena sebagai menantu untuk para Putera Mahkota.” Pangeran Edward hanya terdiam, ini adalah Kerajaan Idzackel, Kerajaan kedua Landmark. Terlebih kekuasaan para Light Elf sangat kuat di Wilayah Axon, Putri Ellena adalah keturunan setrngah darah Light Elf, kekuatannya sangat serasi bersama dirinya. “Aku akan memikirkannya. Lagipula ia baru datang kemari. Aku akan mempelajari sifatnya kembali, terlebih dia yang hilang baru saja di temukan. Ayah tahu aku senang bermain ke luar Istana, sedangkan Putri Ellena menyukai bunga.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD