Valerie tahu

1811 Words
Yara menjelaskan itu penuh dengan rasa ke hati-hatian karena bagaimana pun itu akan tersengar sensitif bagi Atlas yang jelas-jelas kita semu tahu bahwa ia tidak ingin semua tahu tentang identitasnya sekarang. “Itu benar Atlas, yang di ucapkan Yara benar adanya. Dan kau mau tidak mau harus menerima itu dengan cara lapang d**a,” Kali ini Carlos yang membantu menimpali ucapan Yara kepada Atlas. Memang, semua memang beresiko sebenarnya namun jika ini misi ini berhasil dan mereka mengetahui ada masalah apa sebenarnya di akademi yang sedang di sembunyikan oleh professor Khalid. Di tambah Atlas bisa kembali ke dunianya. Itu terlalu banyak perjuangan dan resiko yang sangat besar bukan? Tidak, tidak hanya besar saja. Kemungkinan memang sangat amat besar dan Carlos yakin bahwa ini semu akan ada pertumpahan darah dan entah itu kapan adanya. Atlas masih tidak menjawab, hanya diam sebari sesekali menarik nafas panjang dan membuang nafasnya. Enola yang sadar dengan keraguan Atlas hanya bisa memutar bola matanya jengah. “Kau masih merasakan keraguan dan ketakutan di dalam dirimu?” Enola berucap sebari melipat kedua lengannya di depan dadanya. Iya, kalian benar Enola mmbaca pikiran laki-laki itu lagi, menatap malas ke arah Atlas yang menurutnya sedikit banyak bertele-tele dan terlalu banyak berfikir yang tidak penting. Karena bagaimana pun apa yang ia takutkan di saat semua orang di sini jelas-jelas berpihak kepadanya dengan persentase yang penuh. Enola menghela nafas panjang, “Ayolah Atlas, mau sampai kapan kau terlalu banyak berfikir? Jika kau terus seperti ini saat kita semua menjalankan misi nanti. Dan kita berada di posisi yang mendesak, yang ada malah kita semua mati begitu saja secara sia-sia,” “No! Aku tidak mau nyawaku satu-satunya yang sangat berharga ini hilang begitu saja karena sikap leletmu dan pikiran anehmu itu,” Kesal Enola yanh penuh dengan rasa gemas saat mengucapkan hal tersebut. Jujur saja, apa yang dinjcapkan Enola benar adanya, semua nyawa mereka nanti tergantung dari sikap kepemimpinan Atlas sekarang. Ya walaupum Atlas asli yang mereka kenal sebagai temannya itu, jelas belum mempunyai sikap kepemimpian yang sangat kuat dari hal terakhir mereka melakukan misi kemarin. Sehingga membuat laki-laki tersebut terkena tusukan yang entah dari mana, walaupun Carlos, Yara, Enola dan Valerie jelas menjatuhkan kecurigaannya kepada Kavior. Dan mau sampai kapan Atlas akan terus seperti ini? Hal tersebut tidak ada bedanya dengan kepribadian Atlas yang ada di sini dan Atlas teman mereka yang ada di dimensi lain, karena bagaimana pun menurut mereka semua kepribadian kedua manusia ini hampir sama. Hanya saja perbedaan yang cukup terlihat jelas dan bisa mereka bedakan adalah sikapnya yang berbanding balik, Atlas yang mereka kenal adalah Atlas yang percaya diri, suka ketenaran dan terlalu ramah dengan siapa saja. Berbeda dengan Atlas yang tengah berada di hadapan mereka berempat sekarang ini, dia memang sama. Wajah rambut bahkan kedua iris mata yang ia miliki, namun yang bisa mereka bedakan adalah dari alis tebal sebelah kiri milik laki-laki itu. Yang terlihat seperti halnya tergunting atau memang sengaja di gunting. Terlebih lagi kepribadiannya, ia lebih suka menyendiri, sangat cuek, benci dengan keramaian. Belum lagi ia tidak suka berbasa-basi dengan orang yang menurutnya tidak penting. Hanya itu yang membedakan, namun terkadang Carlos, Yara dan Enola mereka mempunyai kesamaan yang sama walaupun hanya kadang-kadang saja. Atlas mendongakkan kepalanya sekilas, mengusap wajahnya dengan kedua tangan miliknya. “Maafkan aku,” celetuk laki-laki itu pelan namun mampu terdengar oleh mereka bertiga. “Namun masih ada sesuatu yang membuatmu sedikit bingung,” Carlos, Yara dan Enola kembali memusatkan fokusnya kepada laki-laki itu. “Jika hanya teleportasi bisa di gunakan untuk pergi menuju ke gua lemurian. Bagaimana dengan orang-orang yang mengikuti misi untuk datang ke sana?” Yara mengerti tentang kebingungan yang di rasakan Atlas, bagaimana pun semua itu memang ada cara dan jalan keluarnya. Terlebih lagi semu siswa siswi di akademi ini mempunyai macam-macam kekuatan yang Yara, Carlos, dan Enola tidak sepenuhnya tahu. Namun kandidat kekuatan yang mampu di lakukan untuk misi kedua ini hanya beberapa saja, salah satu kandidat yanh kuat ya hanya teleportasi. “Aku paham dengan kebingunmu Atlas, namun yang pasti kau tidak perlu memikirkan orang lain di saat kita semua juga menjalankan misi ini secara bersama-sama,” “Ini kompetensi, walaupun ya di balik kompetemsi ini ada masalah yang sangat begitu besar,” “Yara, kau paham kan maksudku mengapa aku seperti ini?” Atlas langsung menjawab. “Jika siswa dan siswi melakukan kesalahan sedikit pun saat mereka melakukan misi tanpa rasa hati-hati, di tambah kita semua harus pergi ke kerajaan utara. Itu akan menjadi masalah besar bagindua kerajaan nanti, dan itu akan menjadi merepotkan,” “Aku hanya memikirkan semua kemungkinannya, karena sejujurnya aku tidak ingin semua orang mati hanya karena pernasalahan yang belum jelas ini,” Carlos tahu, saat Carlos mendengar penjelasan Atlas. Ia tahu bahwa sejak tadi laki-laki itu tidak ada henti-hentinya berfikir tentang keselamatan semua siswa. Karena sejujurnya tidak ada jaminan sama sekali dari para petinggi dan terutama professor Khalid, walaupun hadiah yangi tawarkannya sangatlah besar. “Atlas,” Panggil Carlos, laki-laki tersebut menoleh ke arahnya. “Kau tidak perlu merasakan ke khawatiran yang sangat berelebihan seperti itu, karena pada dasarnya siswa siswi akademi di sini tidak lemah seperti yang kau pikir,” Carlos tersenyum kepada Atlas. “Ya walaupun mereka memang pintar dan sebagianya, tetap saja semua yang paling pintar di akademi hanyalah aku seorang,” Ucapnya bangga dan itu membuat Yara, Enola dan Atlas memutar bola matanya jengah saat mendengarnya. “Itu hanya harapanmu saja Carlos,” celetuk Enola muak. “Ya, itu hanya hayalan kau saja,” Yara menimpali. Carlos hanya berdecak kesal, “Baiklah, back to the topic,” Laki-laki itu memandang ke arah Atlas, “Jadi bagaimana? Kau membutuhkan kekuatan Valerie atau tidak?” Tanya Carlos memastikan. Dengan pemikiran yang pasti, keyakinan yang pasti. Begitu juga dengan penjelasan ketiga temannya itu, terutama Carlos. Akhirnya Atlas menganggukkan kepalanya. “Ya, aku membutuhkan kekuatan gadis itu,” Enola dan Yara akhirnya menghela nafas lega, namum ada hal yang harus di fikirkan sekarang. Karena benerapa waktu yang lalu di saat Valerie dan Enola saling mengobrol dam bebicara, lalu gadis tersebut menjelaskan alasan kenapa ia tidak mengikuti misi kedua ini itu udah jelas. Dan ya, mereka harus memikirkan banyak alasan dan rayuan untuk Valerie saat ini bukan? . . . Valerie menatap ke arah Yara, Enola, Carlos dan Atlas dengan tatapan yang tidak ia bisa mereka bereempat pahami. Namun helaan nafas itu terlihat jelas dari pandangan mereka, yap! Kalian benar mereka semua baru saja selesai menjelaskan kepada Valerie semuanya tanpa terkecuali sedikit puj bahkan terlewat sama sekali. Dan itu cukup membuat Valerie terkejut sebenarnya, ya walaupun gadis itu tidak menunjukan ekpresi yang berlebihan dan terkesan hanya diam saja Enola tahu yang sedang di fikirkan sahabatnya saat ini. Hampir beberapa menit terdiam, Valerie menundukan kepalanya. Menatap jari-jari lentiknya yang tengah ia di atas pahanya, jujur ia tidak tahu harus bersikap seperti apa dan berbicara seperti apa. Ini terlalu tiba-tiba dan serba mendadak baginya, ya walaupun sejak awal Valerie sedikit curiga dengan sikap Atlas sejak kemarin. Awalnya ia memang mencurigai Atlas, namun Valerie menepisnya jauh-jauh karena ia merasa yakin dugaannya salah besar dan tidak mungkin terjadi. Namun ternyata itu semua benar-benar terjadi, dan Valerie membenci itu. Membenci di saat dirinya benar-benar tidak meleset dalam menebak hal apapun itu, dan itu cukup membuat Valerie semakin membenci dengan kekuatannya ini. “Sejak awal sebenarnya aku memang sudah curiga dan tahu bahwa kau bukan Atlas yang aku kenal,” Jelas Valerie saat sejak tadi hanya diam mendengarkan mereka semua berbicara dari perubahan jiwa Atlas bahkan masalah yang mungkin terjadi di akademi ini. “Awalnya aku menyangkal hal tersebut,” Kekeh gadis itu sebari menatap Enola. “Namun ternyata dugaanlu memang benar dan tidak meleset sama sekali,” Valerie menggeleng kepalanya tidak percaya, “Hah! Aku benar-benar semakin membenci kekuatanku yang seperti halnya penyihir. Ya walaupun tidak keseluruhan sih,” Jelas Valerie penuh dengan rasa kekecewaan. Enola hanya mengelus punggung gadis sahabatnya itu, mengelus pelan senari menyalurkan rasa semangat kepadanya. Ia tahu, dan dia paham dengan semu ucapan Valerie. Sejak awal sebenarnya Valerie memang sangat membenci kekuatannya ini, karena menurutnya ia takut kekuatannya akan di gunakan oleh orang-orang yang jahat. Dan ia akan di jadikan b***k oleh siapapun sebagaimana ia berdarah bangsawan kelas atas, tetap saja kita tidak tahu apa yang terjadi ke depannya nanti. Teleportasi, menganalisa sesuatu dengan cara sekali lihat itu kekuatan seperti halnya seorang penyihir bukan? Atau memang Valerie saja yang terlalu berlebihan jika itu berhubungan dengan kekuatan yang ia miliki? Ya walaupun sejujurnya kekuatannya saat ini tidak bisa di sanding dan di samakan dengan kekuatan para leluhur penyihir sejak dahulu kala. Tetap saja kekutan yang Valerie miliki itu sangat langka di jaman sekarang ini, bahkan dari kekuatan penyihir yang banyak dan bisa mencangkup bakan mengendalikan semesta. Tetap saja kekutan yg di milikinyanitu seperti 1000 : 2 di mana Valerie baru mempunyai kekuatan dan di berikan mukjizat kekuatan tersebut dari salah satu banyak kekuatan penyihir di jaman dulu, dan hal tersebut cukup membuat Valerie sedikit merasa ketakutan terkadang saat dirinya mempelajari semua sesuatu dan itu membuat kekuatannya semakin tumbuh dan muncul. Valerie tidak tahu harus berbuat apa dan menjawab seperti apa karena sejujurnya ia sendiri sudah berjanjo pada dirinya bahwa tidak ingin mengikuti misi ini karena bagaimana pun ia tidak ingin membuat orang rumah terutama keluarganya khawatir kepada Valerie. Ayolah, kunjunban keluarga akan terjadi seminggu lagi dan ia tidak ingin sewaktu kedua orang tuanya mengunjungi Valerie ke akademi, dan kebetulan gadis itu sedang merasakan rasa lelah atau saja mungkin ada luka di sekujur tubuhnya? Tidak! Tidak itu tidak boleh terjadi karema bagaimana pun ia tidak mau pihak keluarga dan orang tuanya menyalahkan akademi ini, tidak tidak boleh seperti itu. Ya walaupun memang benar ini semua sebagai penanggung jawab, tetapi tetap saja ia tidak mau seperti itu. “Kau tidak perlu membenci atau tidak menyukai kekuatanmu sendiri Valerie,” Kali ini Atlas membuka suara, menatap gadis itu dengan tatapan datar namun bagi Valerie itu adalah tatapan yang sangat teduh dan ia sangat menyukai itu. “Terkadang memang segala sesuatu itu ada sisi positif dan negatif, maka dari itu kau tidak perlu bersikap sepertinitu pada dirimu sendiri. Karena bagaimana pun segala sesuatu tidak akan terjadi seperti yang kau khawatirkan dan kau takuti,” “Jika dirimu merasa yakin dan percaya diri dengan kekuatan hebatmu itu, aku yakin kau tidak akan salah memilih teman atau siapapun suatu saat nanti. Terlebih lagi di saat kau sangat jenius jika menganalisa sesuatu, kau sangat cerdas Valerie,” Hibur Atlas dengan senyuman hangat yang terpampang jelas di wajahnya dan mengarah ke arah gadis itu. Melihat hal tersebut Valerie menghela nafas panjang, gadis tersebut sedikit menggeram pelan. “Bisa kah kau berhenti bersikap seperti itu kepadaku? Kau bukanlah Atlas kekasihku,” Ucap Valerie kesal dan itu mampu membuat Yara, Carlos dan Enola tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Sedangkan Atlas hanya memutar bola mata jengah sebari menggeleng kepalanya pelan, “Kau memang gadis yang mudah terbawa suasana dan perasaan ya? Menyebalkan sekali,”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD