When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Perkuliahan pagi tu sungguh membuat Rain tidak betah. Rasanya ingin cepat -cepat keluar dari kelas dan bersembunyi disuatu tempat yang kosong dan tidak ada orang. Lihat saja, tatapan semua para mahasiswa dan mahasiswi disini benar -benar menyeramkan sekali. "Hei ... Tegang banget?" bisik Dimas terkekeh pelan. Rain melirik ke arah Dimas dan memutar kedua matanya dengan malas. "Mana ada tegang," jawab Rain singkat. "Video syur itu benar?" tanya Dimas jadi pnasaran sendiri. Pletak! Sebuah pulpen terlempar dari tangan Dika hingga mengenai meja tempat Rain dan Dimas tempati. Rain mengangkat wajahnya dan menatap Dika yang menaikkan satu alisnya ke arahnya. Dimas mengambil pulpen itu dan mengangkat kepalanya menatap Dika. "Kalian berdua, duduk di depan malah ngobrol? Mau kuliah atau mau