Bab XXIV : Pencak Silat

1391 Words

Sebenarnya aku ingin melanjutkan ini. Lenganku terasa gatal, ingin sekali menyusup ke dalam roknya. Namun, suara langkah kaki dan keramaian di luar menyadarkanku akan satu hal. Seperti yang Siska bilang, tempat ini tidak ‘aman’. Beberapa anggota perguruan bisa datang kapan pun tanpa bisa diduga. Junior-junior dari sekolah tetangga—mereka masih kelas SMP—datang untuk berlatih di sini. “Oh, ada Kak Siska.” Salah seorang dari mereka datang menghampiri, lalu mencium tangan selayaknya sopan santun siswa muda kepada yang lebih tua. Seisi rombongan kemudian ikut-ikutan datang memberikan salam. Siska kemudian bangkit kala menyadari kedatangan Kang Iman, instruktur dari perguruan Silat Bima Suci. Gadis itu balik memberikan salam dengan mencium lengan gurunya. “Ada Dian juga rupanya,” ucapnya m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD