Andra Galvani Yusuf:
Dia laki-laki realistis. Sedang berusaha melepaskan diri dari masa lalunya. Rindunya tuk bisa menggapai kembali hati yang telah melepasnya di masa lalu telah mengendap ikhlas walau tak terbalas, seperti ampas kopi yang tak akan pernah ia teguk.
Silvia Nuri Chaniago:
Dia yang terlalu mempercayai kekasihnya. Dia disuruh yakin, dan itu yang dia lakukan. Hingga tidak sadar orang yang menyuruh yakin itu justru mengkhianati dan membuat ruang hatinya berantakan. Nyatanya terlalu cinta dengan dibodohi cinta itu beda tipis.
Geraldy Zaidan Akbar:
Dia pikir dengan prinsip cinta saja sudah cukup untuk menghiasi sebuah ruang hati yang sedang kosong. Sayang sekali prinsipnya salah dalam menyampaikan cinta pada seseorang, hingga membuat sebuah ruang hati yang dulu hanya menyimpan namanya kini menjadi kosong kembali akibat ulahnya sendiri.
Khayla Nessa Himawan:
Dia yang hanya menjadi seberkas kisah di masa lalu seseorang. Dulu baginya melepaskan itu tidak sulit. Namun nyatanya melupakan adalah hal rumit, apalagi ketika membawa rasa di dalamnya. Meskipun dia berhasil melepaskan, rindu lah yang justru menyeretnya untuk terus mengingat orang yang telah memberi kenangan terindah dalam hidupnya.
Mereka berempat hanyalah tokoh utama dalam sebuah kisah klasik. Sebuah kisah sederhana yang tak bosannya membahas tentang cinta yang tak menemukan jalan pulang, cinta yang kehilangan arah, cinta yang sedang berjuang, cinta yang tak harus saling memiliki dan arti sebuah pengorbanan. Pertanyaannya, di mana pelabuhan bernama Jodoh yang akan menjadi tempat cinta itu akan bersandar?
Aach ... Jodoh, kejutan paling menyenangkan yang pernah diberikan oleh Tuhan.
~~~
^vee^