Terpejam pasrah, Edward menyerah. Edward melangkah tergesa menuju lorong keberadaan anak buah berikut kliennya, dan baru saja Edward tinggal untuk menerima telepon dari orangnya yang ia tugasi khusus mengawasi Embun.
Edward mencoba bernegosiasi dengan klien di sana, sebelum mereka memasuki ruang rapat dan pintunya sudah dibukakan oleh salah satu pria muda yang tak lain anak buah Edward.
“Saya benar-benar memiliki urusan mendesak yang tidak bisa saya tinggalkan, tapi rekan saya bisa Anda percaya, selain saya yang akan terus memantau jalannya rapat melalui sambungan video,” ucap Edward meyakinkan.
Karena meski Edward belum tahu pasti mengenai keadaan yang terjadi, kenyataan Embun yang tak kunjung menjawab teleponnya sedangkan orang yang Edward tugasi mengawasi Embun mengatakan Gladia ya
