Terlalu banyak wanita, Edward yang membopong Embun secara langsung refleks balik badan, kembali masuk ke taksi yang baru saja Edward tinggalkan. Edward gemetaran menahan phobia anehnya. Hanya saja, di waktu yang sama, pandangannya yang dipenuhi wajah Embun juga langsung mengubah pemikiran Edward. Wajah Embun yang pucat sudah basah keringat. Dan meski tak lagi menangis apalagi mengeluh, Edward yakin Embun sengaja menahan semua rasa sakitnya sendiri. “Maju, Ed!” batin Edward meyakinkan dirinya sendiri. Segera Edward balik badan, setengah berlari ia memasuki rumah sakit yang dipenuhi oleh wanita khususnya suster yang lalu lalang di depan sana. Baik yang sekadar melangkah tergesa sambil membawa map, juga beberapa dari mereka yang menuntun pasien. “Embun, jawab aku.” Edward sengaja mengaj