“Boleh aku mengantarmu, Nona Zuha.” Agha beranjak dari duduknya dengan senyuman menghiasi wajahnya. Zuha menghentikan gerakannya, dan diam memandang pria yang sangat dia benci itu. Okan memandang mereka tanpa mengedipkan mata sedikit pun. Dia khawatir cucunya yang keras kepala itu akan melakukan hal-hal konyol yang menyusahkannya nanti. Mendengar ucapan pria yang dia akui memiliki tubuh yang sangat proporsional itu, membuat Zuha kemudian membuka suaranya. “Terima kasih untuk tawaran anda, Mr. Alecjandro. Tapi maaf, saya sudah dijemput.” Ucap Zuha lalu menunduk hormat dengan senyuman menghiasi wajahnya demi meloloskan kebohongan di depan pria yang masih mengincarnya. Zuha juga melempar senyuman manis munafiknya pada sekretari