21. Senna Dirundung

954 Words

Senna membuang napas panjang sebelum melangkahkan kakinya turun dari Bus. Pagi ini dia sedikit parno untuk datang ke kantor, bukan karena takut menghadapi Tessa dan rekan kantornya, tapi karena Senna takut bertemu dengan Dhaffi. Berbulan-bulan mendapatkan deskriminasi di kantor, namun Senna tidak pernah setakut ini untuk pergi bekerja. Jelas karena apa yang Dhaffi lakukan kepadanya jauh lebih mengerikan daripada bullyan yang selama ini dia dapatkan. "Morning, Nna!" Sebuah tangan melingkar di pundaknya, membuat Senna praktis menoleh dan mendapati Selly yang memamerkan cengirannya. Wanita dengan setelan formal yang sedikit ngejreng itu tampak bahagia pagi ini, berbanding balik dengan apa yang Senna rasakan. "Pagi, Mbak." "Ngopi yuk, Nna!" Tanpa menunggu persetujuan Senna, Selly menar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD