Sosok Panutan yang Menjadi Asing

1221 Words

Adnan berdiri gelisah di samping pintu masuk kafe dengan sesekali menolehkan kepala. Tengah menunggu seseorang yang sudah mengiyakan janji bertemu dengannya siang ini. Seiring berdetaknya jarum jam membuat perasaan Adnan makin tidak tenang. Berulangkali merapalkan dalam hati apa yang akan ia jelaskan pada temannya itu. Ia memutuskan untuk bertemu dengan Annita karena ingin membicarakan masalah yang menganggu pikirannya beberapa hari ini. Apalagi ini berkaitan erat dengan suami sah Annita. Jadi, alangkah lebih bagusnya kalau Adnan membicarakan terlebih dahulu pada Annita sebelum ke Alfi. Pintu kafe terbuka membuat Adnan langsung dan tersenyum kaku pada Annita yang baru muncul. Perempuan yang memakai pashmina mochanya itu perlahan mendekat, memberi salam dengan mengernyitkan dahi melihat

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD