Bab 8 “Ini, Mbak?” tanyanya. Aku mengangguk. Tampak Ajeng berfoto dengan Mbak Mirna dan Mbak Melda. Namun, bukan itu masalahku sekarang. Fokusku adalah pada gelang yang melingkar di tangan Mbak Mirna. Gelang emas itu sama persis dengan yang kami belikan untuk hadiah ulang tahun ibu. “Jeng, boleh kirim foto itu ke nomor mbak?” tanyaku. Kedua alis gadis itu saling bertaut. “Kenapa sih, Mbak?” tanyanya. “Suka aja lihat ekspresi kamu, cantik,” kilahku agar dia tidak curiga. “Masa sih? Kayak biasa saja?” Dia tampak tidak puas dengan jawabanku. Namun, jemarinya dengan lincah menggulir layar dan mengirim foto itu pada w******p-ku. Aku melirik pada Mas Alka yang baru saja menyelesaikan makannya. Begitu pun dengan Gibran. Mereka tampak mencuci tangan dan mengeringkannya dengan tisu. Ajeng me