10 - Menyelinap

1222 Words
Menggunakan kemampuan dari Jubah Bayangan, Arthur membawa Cecilia untuk bergerak menyelinap lebih dekat lokasi deret bebatuan. "Sekarang bisa lihat sendiri?" gumam Arthur lirih, berbisik ketika telah berada pada posisi jarak dekat tertentu, kini hanya dengan mata telanjang, keberadaan kelompok tadi ia maksud, dapat dilihat jelas. "Lambang itu…." Cecilia sendiri, tampak lekas memberi fokus perhatian pada lambang yang terukir di armor pelindung sosok-sosok sedang diawasi. Sebuah lambang berbentuk kumbang berwarna merah terang. "Tak salah lagi! Mereka berasal dari Guild Kumbang Darah!" lanjut Cecilia. Memastikan setelah sempat mengamati untuk beberapa saat. "Kumbang Darah? Wahh… Nama yang sungguh menyeramkan!" tanggap Arthur. Menampilkan raut wajah dibuat-buat seperti sedang ketakutan. Jelas tengah membuat lelucon sarkas. "Sebaiknya jangan main-main! Guild Kumbang Darah, memang adalah kelompok yang berbahaya! Mereka adalah satu dari beberapa Guild yang dicurigai sering melakukan hal menyimpang meskipun sebenarnya tergabung dalam perserikatan!" tanggap Cecilia. Menangkap raut wajah dibuat-buat Arthur. "Dicurigai?" tanya Arthur. "Ya! Karena dalam tiap aksi menyimpang mereka lakukan, selalu tak ada bukti atau saksi tertinggal!" balas Cecilia. "Sekedar saksi bisu tempat kejadian dapat diamati! Seperti beberapa tahun lalu, sebuah desa kecil, hancur berantakan dalam semalam tak menyisakan satu pendudukpun hidup!" "Guild Kumbang Darah yang merupakan kelompok paling akhir berhubungan dengan desa tersebut, menerima misi dari Sang Kepala Suku, memberi pernyataan bahwa selepas mereka menyelesaikan misi, kawanan Demonic Beast datang dan menyerang desa!" "Menyebut bahwa mereka cukup terlambat ketika menyadari! Sampai saat desa telah hancur!" Cecilia, sempat menjeda kisah ia sampaikan untuk beberapa saat. Menatap kelompok Guild Kumbang Darah tak jauh dihadapannya dengan sorot mata benci. "Alasan yang cukup membawa kecurigaan karena jika memang merupakan ulah kawanan Demonic Beast, kenapa seluruh harta desa juga turut lenyap!" gumam Cecilia, akhirnya melanjutkan kalimat. "Hanya saja, seperti sempat kusampaikan diawal, tak ada bukti dan saksi! Sehingga pihak perserikatan, tak bisa membuat langkah tindakan apapun!" "Beberapa kejadian lain hampir mirip, sering terjadi ketika Guild Kumbang Darah ini berada disekitar!" tutup Cecilia. "Wahh… Begitu? Maka dengan ini, seharusnya kita bisa menyelesaikan permasalahan? Kau dan aku, kini tengah menjadi saksi hidup yang melihat langsung mereka sedang melanggar aturan dari perserikatan atau apapun itu kau menyebutnya! Benar?" tanggap Arthur. "Benar! Tapi jika sekedar melanggar aturan dari musim perburuan Kuburan Demonic Beast, kurasa itu tak akan memberi cukup banyak dampak buruk bagi mereka!" sahut Cecilia. "Perserikatan, mungkin cuma akan memberi sanksi membayar sejumlah sumberdaya dan larangan melakukan perburuan di Kuburan Demonic Beast dalam jangka waktu tertentu!" "Dampak kecil yang membawa resiko terlalu besar karena setelah itu, kita pasti akan ditandai oleh mereka! Menjadi target!" tutup Cecilia. "Jadi tak bisa? Lalu apa sekarang? Lenyapkan saja mereka?" tanya Arthur. Menaikkan salah satu sudut alis. "Lenyapkan?" Cecilia, lekas menarik pandangan pada tim ekspedisi Guild Kumbang Darah untuk menatap wajah Arthur. "Apa kau tak mendengar tadi sempat kusampaikan? Mereka adalah kelompok yang berbahaya!" lanjut Cecilia. "Hmmmm… Ya justru karena itu!" tanggap Arthur. "Didepan, sekedar ada enam orang anggota tim ekspedisi! Membiarkan mereka tetap berkeliaran disekitar saat kita juga ingin menjelajah, tentu akan merepotkan!" "Dari kau sampaikan, mereka tentu tak akan membiarkan ada saksi tetap bertahan saat tahu sedang melakukan aksi yang melanggar aturan!" "Aku tak suka terus mengendap-endap! sudah cukup merepotkan harus melakukan itu dari kawanan Demonic Beast!" "Jadi, akan lebih baik melenyapkan! Dengan begitu, kita bisa lebih leluasa! Juga terhindar dari target Guild Kumbang Darah ini!" tutup Arthur. "Bagaimana kau bisa mengatakan terhindar dari target saat justru mengusik kelompok mereka?" tanya Cecilia. "Kau ini bodoh atau apa? Kan sudah kukatakan! Kita lenyapkan!" dengus Arthur. Menampilkan wajah kesal. "Pakai cara yang biasa mereka lakukan seperti tadi sempat kau sampaikan! Jika tim yang ada didepan lenyap, maka tak ada bukti tertinggal bukan?" tutup Arthur. "Ehhh… Benar…" gumam Cecilia. Sempat menampilkan wajah mengerti sebelum kembali membuat ekpsresi tampak mengerutkan kening saat menyadari sesuatu. "Tapi… Bagaimana kau akan melenyapkan mereka?" tanya Cecilia. "Kita hanyalah pasangan Hunter Gerbang Putih!" lanjut Cecilia. 'Barbatos! Apa tingkatan pasti dari orang-orang ini?' Menanggapi pertanyaan Cecilia, Arthur justru melempar pertanyaan kepada Barbatos yang bersemayam disekitar Ranah Jiwa-nya. 'Hmmmm… Kenapa melibatkanku?' balas Barbatos. Akhirnya menyampaikan tanggapan setelah sempat bertahan hening untuk beberapa saat. 'Hei…! Kalau aku salah menerjang dan tak sengaja menendang balok logam terlalu berat! Itu kau juga yang repot!' ucap Arthur. 'Kalian masih membutuhkan aku untuk tetap hidup bukan?' tutup Arthur. Kembali melempar pertanyaan yang dibarengi dengan ekpsresi wajah tengil. 'Hmmmm… Bocah! Kau sungguh menguji kesabaran!' dengus Barbatos. 'Memakai ukuran tingkat kultivasi Tartarus Land, lima orang anggota biasa dalam kelompok hendak kau usik, adalah Hunter Gerbang Kuning dengan jenis tingkat pintu beragam!' Sempat mendengus kesal, Barbatos pada akhirnya tetap mengikuti arahan Arthur. Menjelaskan tingkat kultivasi pihak lawan. 'Dua orang Gerbang Kuning Pintu pertama! Dua lain pintu ketiga, anggota kelima pintu keempat!' 'Sementara sosok yang menjadi pemimpin mereka, adalah seorang Hunter Gerbang Hijau pintu Pertama!' 'Jika benar ingin melenyapkan, kusarankan untuk memakai beberapa trik tertentu!' 'Para Hunter Gerbang Kuning tentu bukan perkara sulit! Tapi Sang pemimpin, Hunter Gerbang Hijau yang dua tingkat lebih tinggi dari Kultivasimu, akan merepotkan!' tutup Barbatos. 'Ohh… Aku sekedar bertanya tentang tingkatan! Tak pernah menyebut tentang meminta saran!' tanggap Arthur. 'Bocah….' 'Hahahha….! Tapi terimakasih bentuk perhatiannya!' Sebelum Barbatos sempat menyelesaikan kalimat, hendak memaki, Arthur lekas memotong. "Gro Kecil!" Melanjutkan, Arthur secara tiba-tiba mengaktifkan segel pemanggil untuk mengeluarkan sosok Gro Kecil. "Grooaaa….!!" Melompat dari tabir Jubah Bayangan, Gro Kecil tampak lekas memahami apa diinginkan oleh Arthur tanpa Tuan-nya tersebut perlu mengucap kalimat. "Hei…! Apa yang kau lakukan? Itu berbahaya bagi Gro Kecil!" ucap Cecilia, lekas menjadi cemas saat melihat Sang Hell Panther, melompat untuk bergerak tanpa menyembunyikan aura menuju kelompok Guild Kumbang Darah berada. "Diam dan tunggu saja disini!" balas Arthur. Menanggapi sikap cemas Cecilia, justru dengan ikut melangkah keluar dari Jubah Bayangan. Tanpa memberi penjelasan apapun, meninggalkan sosok Nona Muda Klan Iron Eagle tersebut. "Hei…" Cecilia yang tentu menjadi kesal, sekedar bisa bersuara lirih. Takut untuk keberadaannya, terungkap oleh kelompok Guild Kumbang Darah. **** (Lokasi deret bebatuan) "Kak! Kau merasakan itu?" Salah satu anggota Guild Kumbang Darah, berdiri untuk melempar pertanyaan kepada sosok pemimpinnya. "Hmm… Pertanyaan macam apa! Jika kau yang hanya sekedar Hunter Gerbang Kuning bisa merasakan! Tentu aku juga! Malah lebih dulu dari kau!" dengus pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah. Sosok Hunter Gerbang Hijau. "Semua bersiap!" lanjut Sang pemimpin, lekas menyampaikan intruksi kepada lima anggotanya. "GROOOAA….!!!" Bersama intruksi terucap, keberadaan yang auranya disadari oleh tim Ekspedisi Guild Kumbang Darah, tak lain tentu saja adalah Gro Kecil, menampakkan diri telah dalam wujud buasnya menyebar deru aliran Chi Kegelapan pekat nan kuno. "Hahhahaha… Kita baru sampai pada wilayah pintu masuk perbatasan Kuburan Demonic Beast! Tapi buruan besar, sudah datang dengan sendirinya!" ucap sosok Hunter Gerbang Hijau pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah. Menampilkan raut wajah antusias cenderung penuh keserakahan menatap sosok Gro Kecil. "Menyebar! Formasi mengepung!" lanjut Sang pemimpin, sekali lagi menyerukan intruksi. Intruksi yang bersambut lima anggotanya, lekas berubah kedalam wujud Hunter masing-masing. Membuat formasi mengepung ketat seraya menyebar aura. Coba menekan Gro Kecil dengan kendali Chi. "Cukup tahan! Aku yang akan menjadi eksekutor!" seru pemimpin tim ekspedisi. Tampak juga telah mengambil Wujud Hunter. Seorang Meridian Hunter. Sementara itu, saat tim ekspedisi Guild Kumbang Darah sudah mulai melancarkan aksi hendak menundukkan Gro Kecil, pada sisi lain, dibalik bebatuan sudut tertentu tak jauh dari lokasi, sosok Arthur tampil dengan senyum lebar menyaksikan kemeriahan hadir dihadapannya. "Hehe… Mereka memakan umpan dengan sangat mudah!" gumam Arthur. Memanfaatkan sebaran Chi Kegelapan Kuno Gro Kecil untuk mengalihkan perhatian. Arthur berhasil menyelinap. Mengambil posisi cukup dekat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD