12 - Seorang Pemburu

1215 Words
Ruang lingkup sebaran dari serbuk Korosi, menyusut untuk semakin membatasi ruang gerak sekumpulan yang tengah bertarung di wilayah tengah kepungannya. "Apa itu sebenarnya?" Melihat pergerakan serbuk hijau tampak berbahaya, Pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah yang tadi sempat menampilkan raut wajah penuh kesombongan menghina tingkat kultivasi Arthur dimana hanya sekedar Hunter Gerbang Putih, kini kembali berubah waspada sorot matanya. "Jika begitu penasaran, kenapa tak coba periksa sendiri secara langsung?" Balasan atas gumam waspada Pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah, adalah aksi menerjang tiba-tiba kembali dibuat oleh Arthur. Melempar ujung Rantai Hantu, Sang Putra Kegelapan, tampak coba menargetkan kepala pihak lawan. Rantai Hantu, terhujam keras. Tentu dengan membawa bobot tak biasa kombinasi kekuatan tubuh fisik diluar nalar Arthur, dan bobot asli Rantai Kuno itu sendiri yang pada dasarnya memang sangat berat. Hanya saja, tepat sepersekian detik sebelum ujung bergelayut Chi Kegelapan kuno rantai Hantu akan sampai untuk menghujam wajah, Pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah yang menjadi target, mampu menanggulangi dengan cukup baik. Sosok dengan tingkat kultivasi Gerbang Hijau ini, memanfaatkan kekuatan tubuh fisik Meridian Hunternya untuk membuat sentak keras kaki kanan. Sentakan yang memberi efek lemparan tubuh kesamping dimana sukses menghindarkan dirinya dari dampak buruk benturan langsung Rantai Hantu. Sekedar aura berat berkombinasi derak Chi Kegelapan kuno nan pekat, berhembus kencang dekat wajahnya saat Rantai Hantu lewat. "Hmmmm… Harus kuakui, senjata berbentuk Rantai Hitammu ini, sangatlah tak biasa! Sungguh berbahaya!" gumam Pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah. Menampilkan tatapan tajam untuk Arthur pasca berhasil menghindari serangan. "Namun, serangan dengan skema sama yang terus berulang, apa kau pikir itu akan berjalan lancar terus menerus?" lanjut Sang Hunter Gerbang Hijau. "Sekarang, giliranku! Kau perlu mati untuk kemudian Rantai itu, menjadi milikku!" "Sungguh disayangkan senjata kelas puncak hanya berakhir ditangan bocah! Menjadi mainan tak berguna!" tutup Pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah. Melanjutkan tatapan tajam pada Arthur, dengan mengambil langkah. Bersama satu langkah ia buat pula, jenis tatapan tajam sedari tadi hadir menghias sorot matanya, berubah menjadi tatapan penuh riak keserakahan memandang Rantai Hantu membelenggu tubuh Arthur. "Eehhh…?" Namun, nyatanya sekedar satu langkah kaki kanan mampu dibuat oleh Pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah. Ia sudah hendak akan melanjutkan langkah kedua dengan kaki kiri ketika menyadari, itu tak bisa digerakkan. Lebih tepatnya, tertahan oleh sesuatu. "Hehehe…! Kau harusnya tahu untaian Rantai, tentu memiliki dua sisi ujung!" ucap Arthur. Menertawakan ekspresi terkejut kini tampil menghias wajah pihak lawan. Ekpsresi terkejut yang bersumber dari pemandangan kaki kirinya, tampak telah terbelenggu erat Rantai Hantu. "Sejak kapan?" gumam Pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah. "Kau, melempar dua sekaligus dalam satu kali jalan?" lanjut pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah saat mulai dapat menduga bagaimana proses dari kaki kirinya, berhasil ditangkap oleh pihak lawan. "Nahhh…! Tepat! Cukup pintar!" balas Arthur, seraya mulai melakukan gerak menggeggam untai rantai dengan dua tangan. "Lemparan menargetkan kepala! Sekedar pengalih! Target sebenarnya, ada pada ujung rantai lain!" "Semua berjalan cukup mudah dengan dibantu hasrat keserakahan membuncahmu pada Senjata Rantaiku!" "Hahhahahha….!" Menutup segala rangkai kalimat, Arthur tertawa lantang bersama gerak menarik rantai mulai ia lakukan. Satu sentakan kuat, dibuat Arthur yang mana tak mampu sama sekali ditahan oleh pihak lawan. Deru Chi Kegelapan kuno Rantai Hantu membelenggu kaki kiri pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah, benar-benar telah mengacaukan aliran Chi pada garis-garis Meridian sosok tersebut. Menggangu kestabilan kekuatan tubuh fisik wujud Meridian Hunternya. Situasi dari kacaunya aliran Chi serta sentak kuat tarikan Rantai Hantu, lekas membuat tubuh Pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah, terhempas kencang tanpa perlawanan menuju lokasi Arthur berdiri. Pada sisi lain, saat tubuh targetnya kini tengah melesat cepat mendekat kearahnya, secara tak terduga, Arthur justru membuat langkah menerjang menuju arah berlawanan. Melewati tubuh Pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah yang masih melesat dalam kecepatan tinggi, Arthur menyempatkan untuk melempar senyum lebar saat bertatapan wajah untuk sepersekian detik, sekedar melewati, bertahan masih melanjutkan menerjang kedepan sembari mengulur Rantai Hantu hingga posisi tubuh melesat pihak lawan, kini berada jauh dibelakang punggungnya. "Nahhh… Saatnya lemparan!" seru Arthur, akhirnya membuat gerak menahan uluran Rantai Hantu ketika telah sampai pada jarak tertentu. Gerak menahan Arthur, tentu lekas memberi efek sentak keras kembali dirasakan oleh Pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah. Seolah berubah menjadi seonggok daging tak penting, tubuh malang yang kini tampak terombang-ambing tak berdaya diudara, kembali menerima sentakan keras saat Arthur, menghentikan aksi menahan rantai untuk ganti membuat gerak melempar kedepan. Tubuh Pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah, melesat jauh meniti ketinggian. Hingga ketika telah mencapai ketinggian tertentu, jerat Rantai Hantu pada kaki kiri, terlepas. Terlepasnya jerat pada kakinya, sempat bersambut raut wajah lega dari sosok pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah. Hanya saja, kelegaan sekedar bertahan untuk beberapa detik singkat sebelum kembali menjadi teror. Bagaimana tidak, tepat ketika kakinya telah lepas, ternyata itu adalah rangkaian awal dari aksi selanjutnya dilakukan oleh Arthur. Ujung rantai lain yang sebelumnya ia gunakan untuk membuka serangan dimana sempat berhasil dihindari oleh pihak lawan, kini kembali hadir untuk melesat masih dengan membawa bobot berat. Menuju target sama tadi sempat lepas darinya. Kepala. "Sialan…." Menanggapi aksi Arthur sendiri, Pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah, sekedar bisa melempar kalimat makian. Bagaimanapun juga, dengan posisi masih tersentak melayang diatas udara, tentu tak ada ruang baginya dapat digunakan menghindar. Ekpsresi pucat, menghiasi wajah pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah ketika ujung Rantai Hantu berbobot berat, juga berselimut derak mengerikan aliran Chi Kegelapan kuno, sampai juga untuk menghujam telak wajahnya. "Gooooaaahhh….!!" Mendapat serangan terhujam sangat telak, sosok Hunter Gerbang Hijau tersebut, memuntahkan darah segar bersama arah melesat tubuhnya, berubah untuk kini terhujam kebawah. Berakhir mendarat dalam benturan dahsyat menghancurkan wilayah tanah lokasi tubuhnya terbenam. "Uhuuukkk….!!" Sekali lagi memuntahkan banyak darah segar, raut wajah pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah, berkembang semakin pucat tak karuan saat menyadari lokasi pendaratan kerasnya, itu adalah ditengah kepulan pekat serbuk Ungu pekat. "Uhuukkk…! Gooaaaahhhh….!" Menghirup langsung serbuk korosi, pria malang ini tak lagi bisa disebut muntah darah. Itu seperti ia tengah membuang deras genangan darah keluar dari dalam tubuhnya. Bersama muntahan hebat baru ia buat, pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah, juga mulai bisa merasakan sesuatu dari serbuk Ungu pekat baru ia hirup, bergerak perlahan merusak banyak organ vital tubuhnya. Pertama digerus rusak, itu adalah garis-garis Meridian. Situasi yang membuat pondasi dari wujud Meridian Hunternya, tak dapat lagi dipertahankan. Sosok pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah, Seorang berkelas Gerbang Hijau, terkulai lemas tak berdaya. Kembali kewujud manusia normal. "Nahh… Nahhh… Bagaimana sekarang? Hunter Gerbang Putih, berdiri dihadapanmu! Menatap rendah sosok agung Hunter Gerbang Hijau!" Seolah melengkapi segala situasi terpuruk Pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah, sosok Arthur yang masih berhias untai Rantai Hantu melingkari tubuhnya, berjalan menyibak Serbuk korosi pekat untuk kini berdiri dihadapan pihak lawan. Mengucap kalimat serta ekpsresi wajah yang mana berkembang menjadi teror tak terlukiskan bagi sosok pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah. "Si-siapa kau ini sebenarnya?" gumam Pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah. Bertahan menatap ngeri sosok Arthur. "Siapa aku?" ucap Arthur. Menyempatkan untuk mengulang pertanyaan sosok malang sedang terkulai dibawah kakinya. "Anggap saja seorang pemburu yang berhasil menyelesaikan target buruan!" tutup Arthur. Mulai semakin melebarkan senyum saat membuat gerak ayunan Rantai Hantu. Senyum lebar menghias wajah Arthur, menjadi momen terakhir dapat dilihat oleh Pemimpin tim ekspedisi Guild Kumbang Darah sebelum kepalanya, hancur berantakan menerima hujam berat ujung Rantai Hantu dari jarak sangat dekat. "Nahh… Selesai!" Melanjutkan, Arthur menyebar aura untuk merasakan situasi sekitar. "Sepertinya lokasi lain juga telah selesai!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD