Lotte New York Palace - New York
"Turunkan aku disini Andrew, dan kau boleh pergi!" Ujar Daisy ketika mereka berdua tiba ditempat tujuan. Andrew melirik Daisy dari kaca spion guna memastikan wanita itu bersungguh-sungguh menyuruhnya pergi.
Dan ya, seperti biasa Daisy selalu serius dengan perkataannya. Wanita itu masih mengenakan setelan kantornya, ia berkata ini hanya pertemuan biasa, dan lagi terlalu banyak pekerjaan dikantor yang membuatnya tidak dapat mengganti pakaiannya dan membersihkan diri.
Wanita itu turun dari mobil dengan anggun, wajah lelah itu masih terlihat cantik tanpa menghilangkan kesan seksi. Begitu percaya diri memasuki hotel ternama dikota tersebut meski kini ia tengah salah kostum.
Daisy menuju resepsionis yang menatapnya dari ujung kepala hingga kaki, menyebutkan nama lengkapnya dan resepsionis cantik itu langsung tersenyum kepadanya.
Daisy tidak perduli dengan sebuah nama, embel-embel Yeager yang membuatnya begitu terkenal didunia bisnis dan diantara teman-teman sosialitanya. Dia hanya ingin menjadi dirinya sendiri.
Wanita cantik bertubuh kurus itu membawa Daisy ketempat yang telah dipesan oleh Mr. Osborn, dan seperti biasa Private room dengan fasilitas expensive yang dipilih oleh pria miliarder itu.
Hingga ia tiba didepan pintu dengan ukiran mewah, Daisy sudah tak melihat lagi wanita resepsionis yang tidak berhenti melihatnya.
Who the hell who cares...
Daisy membuka pintu, kedua matanya dimanjakan oleh segala fasilitas mewah yang ditawarkan oleh pihak hotel tersebut. Tapi bukan hal tersebut yang membuatnya sedikit terkejut, melainkan pria yang berdiri dipinggir jendela dengan membelakanginya.
Dengan langkah tenang Daisy memasuki ruangan tersebut, suara ketukan sepatu membuyarkan lamunan Mr. Osborn.
Pria itu berbalik badan, menenteng segelas minuman ditangannya dengan mengenakan tuxedo lengkap seperti acara formal.
Daisy sempat terkekeh, sepertinya hanya dirinya yang salah kostum pada malam hari ini.
"Miss Yeager..." sapa Mr. Osborn segera menghampir Daisy dan meletakan gelas minumannya diatas meja.
"Please, just Daisy. Bagaimana kabarmu Mr. Osborn?" Ujar Daisy dan pria itu sudah berada dihadapannya.
"Sangat baik, Daisy. Dan kau makin mempesona seperti biasanya..." ucap pria itu.
Daisy menatap lamat-lamat pria yang usianya mungkin setara dengan pamannya itu, masih terlihat sangat tampan dan bugar. Tubuh tegap tinggi berotot pasti menjadi favorit setiap wanita, ditambah dengan gaya maskulin dan wajah yang rupawan.
Belum lagi ia dapat memanjakan dirimu dengan hal-hal yang mewah.
Tapi Daisy tidak membutuhkan itu semua, fantasinya jauh lebih berharga dari pada itu semua.
Cukup lama mereka saling bertatapan hingga Daisy dapat merasakan pegal diwajahnya karena harus mendongak cukup lama.
"Langsung saja Mr. Osborn, apa yang kau inginkan? Dan mengapa kau mengancam bisnis kita?"
To the point, Mr. Osborn menyunggingkan senyum, sudah sangat lama ia mengagumi wanita ini. Daisy bukan wanita yang suka dengan basa-basi dari seorang pria, tanpa harus dipuji bagaimana penampilannya malam ini atau sekedar mendapat elusan hangat dikulit mulusnya.
Tidak, Daisy sangat berbeda dan Mr. Osborn sangat ingin mengetahui sisi gelap wanita dingin itu.
"Kau pembicara yang baik, Daisy. Tidak heran jika kau seorang pemimpin yang sukses" ujar Mr. Osborn berjalan menjauh dari Daisy dan menuangkan minuman untuk wanita itu.
"Aku tidak mengancam kalau kau ingin tahu" kata pria itu memberikan segelas minuman kearah Daisy, namun wanita itu hanya diam mengamati gelasnya.
"Tenanglah, aku tidak akan memberikan obat perangsang disini. Karena aku tahu, kau tidak akan membutuhkannya" ujar Mr. Osborn dengan seringai jahat, Daisy mengambil gelas tersebut seraya menatap Mr. Osborn.
"Lalu?" Daisy menegak minuman berakohol tinggi tersebut.
Mr. Osborn maju selangkah dan membisikan sesuatu.
"Give me your fantasy, Miss Yeager!" Bisik Mr. Osborn dengan suara seraknya yang terdengar begitu seksi.
Daisy menatap kedua netra kecoklatan milik Mr. Osborn, pria latin dengan kulit kecoklatan dan tubuh sempurma itu ingin bermain dengannya. Itukah penyebab selama ini Mr. Osborn terus mengejarnya?
Sudut bibir seksi itu membentuk lengkungan tipis, tersenyum menatap bibir tebal Mr. Osborn.
Jemari lentik dengan cat kuku berwarna merah itu menyentuh rahang yang ditumbuhi bulu halus tersebut, Daisy mengecup bibir pria itu dengan lembut dan penuh gairah.
Suara kecupan ringan menghiasi ruangan tersebut diiringi dengan geraman Mr. Osborn.
Namun semakin lama ciuman itu semakin liar, Daisy melahap bibir Mr. Osborn dan memainkan lidahnya didalam sana. Menggoda pria itu dengan lidahnya dan mengorek rongga mulut Mr. Osborn, jemarinya masih menekan rahang dan pipi pria itu, memiringkan kepalanya seolah gemas ingin menggigit bibir Mr. Osborn.
Sangat lama ciuman liar itu berlangsung sampai pada akhirnya Daisy mengakhirinya dengan menggigit rahang dan dagu milik pria itu.
Berbisik dengan erotis tanpa melepaskan cengkraman jemarinya diwajah pria itu, "do you have something i need?" Tanya Daisy seraya menggigit daun telinga pria itu.
Mr. Osborn mengangguk meng-iyakan dengan wajah yang sudah sangat terbakar gairah, Daisy menyunggingkan senyum, hanya dengan ciuman dapat membuat pria yang umurnya jauh darinya itu hampir kehilangan kewarasannya.
"Aku harus melakukan urusanku terlebih dahulu Mr. Osborn, kuharap kau takkan lama menunggu" desis Daisy sambil menempelkan pipinya dengan dagu pria itu.
"Don't start without me!" Tambah Daisy dan meninggalkan Mr. Osborn menuju kamar mandi.
Daisy menatap dirinya didepan cermin, sesuatu dalam dirinya yang telah lama tidak diberi makan kini muncul kembali. Ia membasuh wajahnya dan mencuci kedua tangan. Menaruh tasnya kesembarang tempat dan membuka Cardigan serta Stiletto miliknya hingga menyisakan kemeja putih dan rok ketat tersebut
Cukup lama berdiam didepan cermin, hingga kedua matanya mendapati sesuatu yang ternyata sesuai dengan dugaannya, diambilnya benda yang terbuat dari silikon tersebut dan segera keluar dari kamar mandi.
Kaki jenjang seksi itu berjalan telanjang menuju Mr. Osborn yang telah membuka jasnya dan hanya menyisakan kemeja putih.
Mr. Osborn menghembuskan nafas berat melihat Daisy, wanita itu sangat menggairahkan dan sangat bossy.
"Baby...."
"take off your clothes!" Potong Daisy sebelum pria itu melanjutkan perkataannya, dengan nada dingin dan tenang.
Daisy kembali menyunggingkan senyum, seperti ada kepuasan tersendiri ketika pria bertubuh besar itu mengikuti perintahnya.
Jemari Mr. Osborn mulai membuka setiap kancing kemejanya, memperlihatkan bulu halus yang ada didada bidangnya.
Daisy tidak suka mendengar sepatah katapun dari lawan bermainnya jika bukan dirinya yang meminta, menurutnya pria yang baik dan pendiam adalah hal yang paling menyenangkan dalam permainan.
Pria yang penurut dan mudah ditaklukan, pria yang akan mengikuti semua perintahnya dan siap menerima rasa sakit yang akan diberikannya, hingga pria itu menyebutkan namanya dengan kencang saat pelepasan mereka.