Moni dan Merlin berada di panti asuhan dan tanpa ditemani oleh Rangga. Lelaki itu sedang keluar kota satu hari yang lalu dan akan pulang lusa, sehingga Moni dan Merlin pergi sendiri ke panti asuhan. Mereka juga sudah mengabarkan pada ibu panti sebelum ke panti kalau mereka ingin berkunjung.
Lihatlah sekarang, adik-adik panti tidak mau lepas dari mereka dan selalu ingin bermain dengan mereka. Ada beberapa anak baru di sini dan yang paling kecil dan penghuni baru di sini adalah, bayi perempuan berusia dua bulan. Ibu panti mengatakan kalau bayi perempuan itu ditemukan di depan pintu panti sebulan yang lalu.
Moni dan Merlin menggeleng, tidak menyangka kalau ada orangtua setega itu membuang anaknya. Banyak pasangan suami istri sekarang bertahun-tahun bekerja dan tidak dikaruniai anak dan ini malah dibuang. Betapa berdosanya kita.
“Ibu, kami ke sini mau mengatakan kalau kami akan menikah,” ucap Moni terlebih dahulu.
Maryam—ibu panti tampak terkejut mendengar anak asuhnya yang sudah dewasa akan menikah. Apakah dua gadis itu akan menikah dengan satu pria yang sama, mengingat dahulu saat SMA kedua gadis itu mengatakan akan menikah dengan satu pria yang sama sesuai janji mereka.
“Kalian menikah dengan satu pria yang sama?” tanya Maryam.
Moni dan Merlin mengangguk, mereka tidak mengelak kalau mereka akan menikah dengan satu pria yang sama.
Maryam memijat keningnya, ulah dua gadis yang disayanginya senjak kecil ini ada-ada saja, mau saja berbagi suami apalagi mereka sahabatan. Maryam tidak tahu harus berbuat apa, sudah ketentuan Moni dan Merlin memilih seperti itu dan Maryam hanya mendukung dan berharap tidak aka nada masalah dalam rumah tangga mereka nantinya.
“Kalian bisa berbagi suami?” tanya Maryam kembali.
“InshaAllah bisa Bu, kami sudah berjanji dari kecil dan Rangga juga mencintai kami berdua. Kami yakin Rangga nantinya akan bisa adil, dia saja sudah adil membelikan gaun dengan harga yang sama dan cincin pernikahan,” ucap Moni.
Maryam tak tahu harus berkata apalagi, pria bernama Rangga itu juga tak ada di sini. Agar Maryam bisa menanyakan apakah pria itu serius dengan kedua putrinya. Maryam tidak mau nanti mereka tersakiti atau salah satu mereka bersangka kalau lelaki bernama Rangga itu pilih kasih. Maryam tak mau melihat kedua anaknya nanti bertengkar oleh lelaki atau menangis oleh lelaki.
Maryam hanya bisa berdoa semoga pernikahan kedua anaknya ini berjalan dengan lancar dan nantinya rumah tangga mereka dilimpahi oleh kebahagiaan dan kasih sayang dari suami mereka. Walau Maryam menentang pernikahan Moni dan Merlin, kedua gadis itu tak akan mendengarkan. Karena kedua gadis itu memiliki sifat kerasa kepala yang sama.
“Jadi, kalian menikah hari itu juga atau beda hari?” tanya Maryam.
Moni dan Merlin menjelaskan semuanya pada Maryam termasuk saat mereka melamar Rangga terlebih dahulu dan kejelasan tentang hari pernikahan mereka. Tidak ada yang menikah secara siri. Mereka akan menikah secara resmi dengan pernikahan yang tertutup dan tidak menyebarkan undangan.
Maryam semakin menggelengkan kepalanya. Mendengar Moni dan Merlin yang melamar lelaki itu duluan, dan tidak Rangga yang melamar mereka dahulu. Hebat. Dahulu Maryam memberi mereka makan apa sehingga mereka dengan beraninya melamar seorang lelaki dengan mendatangi orang lelaki itu.
Maryam menjadi ibu lelaki itu juga akan shock melihat anaknya di lamar oleh dua wanita sekaligus. Dan wanita itu juga rela di madu. Ahh, lelaki mana yang akan menolak mendapatkan dua istri yang cantik rupawan dan masih perawan lagi.
Hanya lelaki bodoh yang akan menolaknya. Lelaki bernama Rangga itu adalah lelaki pada umumnya, dikasih istri cantik-cantik pasti mau. Apalagi Maryam mendengar, kalau Rangga menaruh hati pada Moni dan Merlin. Mungkin bukan Moni dan Merlin saja yang sudah gila, tapi, Rangga juga.
Masa lelaki itu mencintai dua wanita sekaligus. Ahh, tapi tak ada yang tahu dengan perasaa manusia. Hanya Allah yang tahu perasaan manusia dan membolak-balikkan hati manusia. Allah sudah menuliskan takdir mereka dengan mau di poligami.
Maryam hanya bisa mendukung pernikahan mereka berdua. Semoga lancar dan takada halangan sama sekali.
“Jadi, kapan pernikahannya dilaksanakan?”
“Satu bulan lagi Bu. Semua surat-suratnya sedang diurus sekarang oleh ayah Rangga.”
“Nanti Ibu bakalan datang ke pernikahan kalian,” ucap Maryam.
Moni dan Merlin mengangguk dan merasa senang Maryam mau datang ke pernikahan, karena Maryam adalah pengganti orangtua mereka. Hanya Maryam dan anak-anak panti yang menjadi keluarga mereka.
“Kami senang kalau ibu bisa datang,” ucap Merlin.
“Ibu bakalan datang. Kalian anak-anak ibu yang ibu sayangi,” ucap Maryam dan memeluk Moni dan Merlin secara bergantian.
Saat Moni dan Merlin datang kemari dibawa oleh dinas social, betapa Maryam jatuh hati melihat Moni dan Merlin pertama kali. Sudah banyak yang ingin mengadopsi mereka berdua, tapi, Maryam tidak mau memberikan Moni dan Merlin. Apalagi mereka hanya mau adopsi salah satu dari mereka.
Moni dan Merlin tidak bisa dipisahkan. Mereka selalu bersama dan kemanapun bersama. Barang-barang yang dibeli untuk mereka harus juga sama. Dan makanya banyak yang mengira kalau Moni dan Merlin adalah anak kembar. Padahal mereka bukan saudara kembar atau sedarah. Mereka hanya bersahabat dan sahabatan mereka sangat kuat.
Saat Merlin kesusahan, maka Moni dengan sigap menolong Merlin dari bully-bully teman sebaya mereka. Dan tak jarang mereka berdua mendapatkan kekerasan dari bullying, dengan mereka dilempar menggunakan telur, tepung, dan air coberan yang disiramkan ke tubuh mereka.
Maryam harus membujuk Moni dan Merlin selama seminggu lebih agar mau bersekolah dan mereka akhirnya mau, dengan Maryam menasehati mereka kalau orang baik akan mendapatkan jodoh orang baik juga. Dan dari situ mereka ingin memiliki jodoh sama dan menikah dengan pria yang sama.
Maryam yang menjelaskan pada mereka tidak seperti itu, tapi, Moni dan Merlin tidak mau mendnegarkan. Bagi mereka selalu bersama dan menikah dengan pria yang sama. Sekarang mereka akan menikah dengan pria yang sama. Semoga kehidupan Moni dan Merlin semakin membaik lagi.
“Ibu, kalau ibu datang jangan lupa bawa adik-adik.” Moni sangat mengharapkan kedatangan Maryam dan ibu-ibu panti pada pernikahan mereka nantinya.
Maryam mengangguk, “nanti ibu bakalan bawa anak-anak panti yang sudah besar sedikit. Agar nanti tak mengganggu pernikahan kalian.”
“Moni dan Merlin cuman punya ibu dan adik-adik panti, kami sangat menyayangi kalian,” ucap Merlin dan memeluk Maryam diikuti oleh Moni.
Maryam menangis mendengar ucapan Merlin, Maryam juga sangat menyayangi mereka berdua dan berharap anak-anaknya ini akan bahagia dan memiliki keluarga yang harmonis.
***