33. Ultimatum Ayah

2024 Words

“He? Maksudnya, Pak?” Entah kenapa, pertanyaan itu membuat jantungku seketika berdetak lebih cepat. Aku yang tadinya masih rebahan, kini sudah duduk dan bersandar di kepala ranjang. “Rin, kamu pasti tahu betul maksud saya. Umur kita sudah tidak cocok untuk membahas hal-hal yang terlalu remeh. Ketika saya mendekatimu, dan kamu menerima perasaan saya, tujuan menikah sudah pasti selalu ada.” Memang betul apa kata Pak Dipta. Di umur kami yang sekarang, kalau bersama hanya untuk cinta-cintaan saja tanpa berpikir menuju jenjang yang lebih serius, itu jelas sangat tidak mungkin. Pak Dipta bahkan nyaris berkepala tiga dan aku sudah berusia seperempat abad. “Tapi saya tidak bermaksud mengkode—“ “Iya, saya paham. Dan saya hanya bertanya, bagaimana kalau saya minta waktu satu sampai dua bul

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD