30. Stasiun Kereta Api

1704 Words

“Hallo, Bu?” sapaku begitu panggilan telepon terhubung. Tadi aku buru-buru pulang untuk cepat-cepat bisa menelepon Ibu karena perasaanku mendadak tidak enak. Ibu biasanya tidak sampai begitu meski ada berita penting sekalipun. Apa penting kali ini adalah penting yang benar-benar penting? “Hallo, Rin. Sudah di kos, kamu? Ibu baru mau nelepon, eh, malah udah ditelepon kamu duluan.” “Sudah, Bu. Gimana? Ada apa?” tanyaku dengan nada rendah. Ibu tidak langsung menjawab. Aku mendengar beliau menghela napas panjang. Sudah kuduga, pasti ada sesuatu. Khas Ibu sekali, kalau hendak mengatakan kalimat yang kurang mengenakkan pasti menghela napas lebih dulu. “Bu?” “Ayahmu sakit, Rin. Jantung koroner.” Deg! Duniaku seperti berhenti berputar ketika mendengar penuturan Ibu. Ayah sakit? Jant

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD