27. Batu Sandungan

1678 Words

Sudah beberapa hari ini aku merasa sulit tidur karena terlalu sering memikirkan kalimat Pak Dipta, yakni tentang pertemuan kami sebelum di Seoul. Aku benar-benar tidak ada clue sedikit pun tentang itu. Entah ini aku yang pelupa atau memang saat itu aku terlalu fokus dengan diri sendiri, tetapi yang jelas, aku benar-benar tidak ada bayangan sama sekali kami pernah bertemu di mana. Jujur, ingin rasanya aku marah pada Pak Dipta karena sudah membuatku penasaran seperti ini. Kenapa dia tidak langsung jujur saja waktu itu? Kenapa dia harus menunggu sampai bisa memilikiku? Iya kalau dia berhasil, bagaimana kalau tidak? Aku tidak ingin dihantui rasa penasaran seumur hidup! “Arghhh!” aku menggeram tertahan, menggulingkan badan, lalu bangun untuk mengambil minum. Jam masih menunjukkan pukul del

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD