*bab yang lalu* Calvin mendekatkan wajahnya untuk berbisik, "Itu..masih sakit kah?" Kujewer kupingnya karena jahil sekali. Untung saja belum ada asisten rumah tangga. Kalau tidak, pasti malu sekali mendengarnya. "Calvin!" "Apa sayang?" tukasnya manja. Aku semakin geram saja melihatnya. "Udah sana berangkat. Lama-lama aku bisa jadi kepiting rebus karena kamu gombal terus," ketusku yang malah membuat Calvin semakin menggeliat seperti cacing. "Iya...iya. Ini berangkat. Tapi sun-nya mana?" pintanya sambil memajukan pipinya minta di sun. Aku menggeleng geli melihat perangainya yang katanya galak itu. Ternyata jika di rumah, dia sangat manja seperti anak kucing. Kukecup pipinya dua kali agar dia semringah. Tapi bukan Calvin namanya kalau tidak jahil. Dia mal