19. Keputusan Yang Mendebarkan

1276 Words
Bandara Internasional Incheon Dua puluh menit sebelumnya ________________________ “Aku punya satu kursi di business class dan tinggal kutelepon temanku, maka dia bisa memberikan kursi itu kepadamu dan kau tak harus repot-repot membeli tiket dan mengurus seluruh barang-barangmu. Well, anggaplah ini balas budiku atas kebaikan yang pernah kau berikan padaku saat aku kekurangan dana waktu kuliah. Haha!” Bagai mendapatkan percikan api pada benda yang telah dilumuri hidrokarbon, Kim Soe Hyung merasakan hatinya meledak. Apa ini? Jika Kim Seo Hyung menerimanya, maka ia akan resmi menjadi pemberontak. Entah apa yang akan terjadi pada dirinya nanti. Tiba-tiba jantungnya berdetak menningkat dan membuat Kim Soe Hyung panik hingga bulu kuduknya berdiri. Lelaki itu menelan saliva ketika bisikan untuk mengiyakan perkataan Sejin begitu menyerang seisi alam semesta milik Kim Seo Hyung. ‘Lari. Larilah Kim Seo Hyung.’ Bisikan itu menggema di dalam kepala Seo Hyung dan demi Tuhan, ia merasa sangat gelisah dan juga takut. Namun, semua ketakutannya itu malah mendorong Kim Seo Hyung pada sebuah keputusan impulsif. “Apa yang kau tunggu, hah? Pekerjaan bisa menanti, tapi kapan lagi kau bisa liburan ditemani artis-artis K-pop, hah? Ayolah ....” Bola mata Kim Soe Hyung melebar dan wajahnya menjadi tegang hingga rahang lelaki itu mengencang tanpa ia sadari. Sekejap Kim Soe Hyung terdiam tanpa respon, lantas wajahnya mulai bergerak. Mengintip bagian belakang lehernya lalu mendapati tatapan penuh menyelidik dari Jerome yang sedari tadi memerhatikannya. Kim Seo Hyung menelan saliva. “Hey, Seo Hyung.” Mendengar panggilan dengan nada tenang itu membuat Kim Seo Hyung semakin gugup sehingga ia perlu menarik napas dalam-dalam untuk membuat jantungnya berdetak normal. Namun, alih-alih tenang, ia malah mendapati dirinya semakin gelisah. Sial. Ini bukan keputusan muda. Kim Seo Hyung benar-benar dilema. Otaknya menyuruh Seo Hyung untuk pergi dengan Sejin, tetapi hatinya berkata bahwa akan timbul masalah besar apabila Kim Soe Hyung nekat melakukannya. “Bagaimana? Sebentar lagi pesawatnya akan berangkat. Aku bisa mengurus semuanya dengan cepat kalau kau menyetujuinya sekarang,” ujar Sejin. Dengan degup jantung yang makin menggila ini, Kim Seo Hyung sangat tidak mengira apabila ia akan dengan bodoh mengambil keputusan yang jelas akan menimbulkan bencan. “Ba- baiklah,” ucap Seo Hyung dan wajahnya berubah pucat. Sejin tergelak. Dengan tangan kanannya, ia menepuk-nepuk pangkal bahu Kim Soe Hyung. “Begitu baru temanku,” ucap Sejin dengan senyum bangga di wajahnya. “alright! Aku akan memesankan tiket untuk sahabatku. Don’t worry. Kau tidak perlu lagi melakukan check in dan segala kerepotan. Aku akan melakukan semuanya untukmu.” Sudut bibir Kim Seo Hyung berkedut. Ia kembali menoleh ke belakang lalu membuang napas gusar. Lelaki itu kembali menatap Sejin. “Ah ... Sejin-ah,” panggil Seo Hyung. “Hem?” Sejin menyahut tanpa menatap Kim Soe Hyung. Degup jantung Kim Seo Hyung semakin menggila dan bahkan membuat kedua tangannya bergetar. Lelaki itu mengambil langkah, mendekati Sejin dan membuat temannya itu mendongak. “Eh ... begini, eh ....” Kim Soe Hyung menggagap dan sebentar menoleh ke belakang. “Aku ... aku ... sebenarnya, eh ....” Sejin yang melihat perubahan ekspresi di wajah Kim Soe Hyung lalu mengerutkan dahinya. “Ada apa?” tanya lelaki itu. “Eh ... begini, aku butuh bantuanmu,” kata Seo Hyung sedikit ragu. Dan ketika melihat dahi Sejin mengerut, Kim Seo Hyung pun mendekat lalu berbisik tepat di depan telinga Sejin, “sebenarnya aku perlu mengelabui bodyguardku.” Sejin menggerakkan bola matanya hingga ke sudut. Sepintas menatap lelaki berpakaian serba hitam yang sedang duduk tak jauh dari mereka. Sejin langsung menangkap maksud perkataan sahabatnya. “It’s okay,” balas Sejin berbisik. Ia menutup ucapannya dengan seringaian. Kim Seo Hyung menarik punggungnya untuk kembali menatap Sejin. Lelaki itu kembali menepuk pundak Kim Soe Hyung dan berkata, “berikan saja KTP mu and let me take care your problem.” Untuk pertama kali dalam hidup Kim Soe Hyung ia tersenyum dengan dua perasaan berbeda. Takut sekaligus bersemangat. Kim Soe Hyung tahu persis jika dia baru saja menerjunkan dirinya ke dalam jurang petaka, tetapi ia menyukainya. Sejin mengedikkan kepala menunjuk tempat duduk Sejin. “Duduklah kembali. Dua menit setelah itu kau pergilah ke toilet dan akan kuurus sisanya,” ujar Sejin. Demi apa pun, Kim Soe Hyung semakin takut. Namun, lelaki itu sudah tidak mau mundur lagi. Tekadnya telah bulat. Ini adalah langkah terbaik dan untuk pertama kalinya, Kim Soe Hyung mengambil keputusan atas kemauannya sendiri. Maka lelaki itu langsung memutar tubuh dan berjalan kembali ke tempat duduk. Dilihat Seo Hyung bagaimana senyum di wajah Sejin lalu gerakkan kecil dari setengah alisnya. Kim Seo Hyung mengikuti instruksi Sejin. Ia menunggu selama beberapa menit lalu bangkit dari tempat duduk. Tanpa izin, ia langsung memutar tubuh dan mencari toilet. Lewat sudut matanya, Kim Soe Hyung melihat bayangan Jerome yang tentu akan mengikutinya hingga ke toilet. “Hey ....” Langkah Seo Hyung terhenti saat mendengar suara lantang seorang wanita. Ia menoleh dan tampak Jerome memutar tubuh menghadap seorang gadis muda. “Paman! Kau ini punya mata atau tidak, hah?!” “Maaf!” Seorang lelaki datang dan menepuk pundak Kim Soe Hyung membuatnya menoleh ke samping. “Sejin,” ucapnya dengan nada yang nyaris tak terdengar. Kim Soe Hyung mendelikkan mata. Seketika ia tahu bahwa Sejin sudah memulai rencananya. Maka Seo Hyung mengambil langkah untuk bergegas masuk ke dalam toilet. “Maaf?! Kau baru saja menabrakku dan membuat barang-barangku berserakan di lantai. Kau tidak tahu betapa mahalnya barang-barang ini dan kau hanya minta maaf? Maaf saja tidak akan dapat menyelesaikan masalah! Shibal!” Sampai di dalam toilet, lelaki itu langsung membuka pakaiannya dan membuat Seo Hyung terkejut. “Waktu Anda tiga puluh detik. Ayo gunakan sebaik mungkin,” ucapnya. Kim Soe Hyung masih terdiam dan memikirkan bagaimana ia harus bertindak saat ini, tetapi di sisi lain dia juga sedang diburu waktu. Maka Seo Hyung tak punya pilihan lain. “Cepat, Tuan. Aku hanya diberi waktu dua menit,” ucap lelaki muda itu. Membuat Kim Seo Hyung langsung membuka pakaiannya. Sekarang ia tahu harus bagaimana. Kim Soe Hyung mengambil pakaian milik lelaki itu dan menyerahkan pakaian di tubuhnya kepada lelaki tersebut. Keduanya mengganti pakaian dengan cepat. “Pakai ini,” kata pria itu. Menyerahkan sebuah wig blonde untuk Kim Soe Hyung. Topi dan juga masker. “Sekarang keluarlah,” ucapnya lagi. Kim Seo Hyung mengangguk. Dengan jantung yang bertalu dengan kencang, ia keluar dari dalam toilet dan melesat melewati Jerome yang baru saja bangkit dari lantai. “Ini. Pergilah.” “Aish!” Kim Soe Hyung sungguh tidak menyangka jika ia baru saja melewati Jerome dan lelaki itu tidak menyadarinya. Ketika kembali ke ruang tunggu, seseorang kembali menghampirinya. Membawa sebuah boarding pass dan KTP milik Kim Soe Hyung. Untuk sekejap, Kim Soe Hyung merasa tak percaya. Sekalipun ia beberapa kali mendapatkan penerbangan di jam mendesak, tetapi Kim Seo Hyung tak menyangka jika Sejin akan bisa melakukan hal mustahil seperti ini. ‘Sial! Sebenarnya kau bekerja sebagai apa, Sejin?’ gumam Kim Soe Hyung. “Ayo,” ucap lelaki muda yang berdiri di depan Kim Seo Hyung. Pemuda Kim itu butuh satu tarikan napas panjang sebelum mengambil langkah. Degup jantungnya telah bertalu kencang sedari tadi. Di belakangnya, ada sekitar dua puluh orang dan diyakini Seo Hyung mereka adalah anak buah Sejin. Mungkin crew dari boygroup yang sedang ia kawal tadi. “Oh ya, di mana Sejin?” tanya Seo Hyung. Lelaki di sampingnya tidak menoleh ketika ia berucap, “Pak Sejin sudah lebih dulu masuk ke pesawat. Tenang saja. Anda akan duduk di sampingnya.” Kim Soe Hyung mengangguk dan sekilas membentuk senyum di wajah. Jantung Seo Hyung tak mau berdetak normal. Mungkin sebentar lagi akan melompat dari tempatnya. Memikirkan dampak dari perbuatan konyolnya, tapi di sisi lain ia semakin antusias.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD