Pagi berganti siang, dan siang pun berlalu berganti dengan malam yang kelam. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam dan Amanda sudah selesai dengan kewajibannya sebagai hamba Tuhan di malam hari. Shalat Isya sebagai penutup ibadah wajib malam itu, cukup mampu membuat batin Amanda tenang sesaat. Ya, wanita itu hanya mampu tenang sesaat, sebab ia kembali teringat dengan suaminya—Jonas Suhendra. Berkali-kali Amanda mencoba memejamkan mata, namun tak juga kunjung mampu ia lakukan. Pada akhirnya, Amanda menyerah dan meraih ponselnya yang ia letakkan di atas nakas. Amanda mencari nama seseorang di sana. “Bang Jonas” begitulah nama seseorang yang begitu berarti dalam hidupnya saat ini, ia tuliskan di ponselnya. Telepon nggak ya ... telepon nggak ya ... Amanda masih saja bimbang, apakah