Seminggu sudah Amanda merasa tidak enak badan. Setiap pagi, wanita itu selalu saja merasa mual. Bahkan nafsu makannya menurun drastis. Tapi Amanda tetap memaksakan diri untuk pergi kuliah. Mimpinya terlalu besar, jadi sakit dan pusing seperti itu tidak akan mampu membuat semangatnya melemah. Terlebih, apa yang sudah diperbuat Jonas kepadanya dan penghinaan yang sudah ia dapatkan dari Fatma, membuat Amanda semakin berambisi untuk meraih cita-citanya. Sore ini, lagi-lagi Amanda harus izin di tengah-tengah perkuliahan karena perutnya terasa tidak nyaman. Amanda bergegas lari ke dalam kamar mandi untuk memuntahkan isi perut yang hanya tersisa angin saja. Amanda menatap wajahnya di cermin besar yang ada di depan westafel kamar mandi wanita. Wajahnya perlahan mulai pucat dan tubuhnya semakin