Setelah tamunya pergi, Amanda segera menyusul Jonas ke dalam kamar. Suami dan putranya itu masih asyik bermain bersama. “Bang, aku jadi malu gara-gara kamu.” Amanda meruncingkan bibirnya. Mukanya masih merona ketika mengingat ke dua warga yang datang dengan senyum miring penuh makna. “Malu kenapa, Sayang?” “Kamu nggak lihat dua ibu-ibu tadi tersenyum miring melihat kita. Kamu sih nggak tahu tempat main cium-cium aja.” “Lo, aku’kan belum jadi cium kamu?” “Tapi tadi itu nggak pantas dilihat orang lain, Bang.” “Ah, kamunya saja yang lebay.” “Jangan diulangi lagi, please ... apa lagi kita belum laporan sama ketua RT sini. Selama satu setengah tahun kamu tidak pernah terlihat di sini.” “Sayang, aku mohon jangan ulangi kata-kata itu lagi. kata-kata itu sangat menyakitkan buat aku. Aku mo