Prolog
"Aaaaaaaaaaaa"
Pria yang berada disampingnya pum jadi terganggu tidurnya lantas langsung terbangun dari pembaringannya dan menatap gadis disampingnya ya bisa dibilang bukan gadis lagi karena semalam sudah ia rubah menjadi wanita seutuhnya.
Tama dengan mata lelahnya mencoba untuk duduk, "Kenapa Ra?" ucapnya dengan suara khas orang baru bangun tidur.
"KENAPA?! KAMU GILA YA !!" Pekik Ara sembari memperat selimut menutupi tubuh polosnya.
"Oke aku minta maaf"
Ara berdecak kesal, sumpah ia kesal dengan ucapan pria itu yang terlampau santai "Maaf? kamu pikir aku w************n ha? yang sudah kamu ambil mahkotanya lalu kamu dengan entengnya bilang MAAF! TAMA!" Berang Ara menatap Tama tajam
Tama yang tau akhirnya akan seperti ini menggusar wajahnya kasar, "Aku akan tanggung jawab jawab! Kita nikah secepatnya" ucap pria bernetra cokelat tua dengan intonasi tegas.
Ara yang tadinya marah kini mendadak lesu, bukan akhir seperti yang ia mau.
"Kenapa kamu diam?" Diam nggak nyelesaikan masalah” celetuk pria yang masih bertelanjang d**a itu.ucapnya kembali.
“Aku nggak mau nikah sama kamu, aku sudah punya pacar TAMA!”
“Terus? kamu pikir pacar kamu mau terima kamu yang sudah dinodai pria lain!" tekan Tama dengan suara keras, ia menarik napas terlebih dahulu sebelum kembali bersuara.
"Aku bukan seorang pria pengecut Ra yang nabur benih tanpa tanggung jawab" Ucapan Tama membuat Gadis muda itu kembali menunduk kembali memainkan ujung selimut yang ia pakai untuk menutupi tubuh polosnya.
"Aku nggak tega membuat pria itu sedih, aku sudah jahat Tam" Ucapnya dengan suara bergetar menahan tangis.
"Aku nggak maksa kita untuk nikah, tapi kalau apa yang aku tabur jadi manusia dan pria itu tak bisa menerima kamu. beritahu aku cepat jangan ambil keputusan yang buat kamu dan aku nyesal" Ujar Tama, pria itu dengan tanpa malunya menyingkap selimut yang tadi menutupi tubuh bawahnya kini berdiri memakai boxer yang ia ambil di bawah ranjang, Ara yang melihat itu langsung memalingkan wajah karena malu walau ia sudah lihat semuanya tadi malam.
"Aku pulang Ra, kalau ada apa apa telpon aku" Ucap pria itu setelah memakai pakaian lengkapnya ia pergi meninggalkan Ara yang masih diam dengan posisi yang sama.