Prolog
Hai-hai, i'm coming. Seperti janjiku, ini sesi Adrian. Merupakan sesi kedua dari Gadis Taruhan. Yang belum tahu kisahnya boleh mampir dulu ke Gadis Taruhan, ya...
Selain Adrian dan kisah hidupnya juga akan diceritakan kisah cinta Clary, Zaky, dan apa yang akan dilakukan Hyei yang tek rela pada hubungan mereka berdua.
Ikuti terus kisahnya, ya....
.
.
.
.
.
Derap langkahnya kian memburu. Sekali lagi ia menoleh ke belakang dengan raut ketakutan, berharap pria itu tak lagi mengejarnya meski ia tahu harapannya sia-sia. Gadis itu terlempar ke dalam ruangan yang dipenuhi pakaian. Sepertinya itu ruang ganti sang idola.
"Berani sekali kau melarikan diri." b******n itu menyeret tubuh mungil sang gadis ke balik jajaran pakaian mewah yang ada di rak pajangan. Rintihan yang keluar dari bibir si gadis malang pun diabaikan begitu saja.
"Tolong-tolong jangan lakukan ini padaku, tolong," ratap gadis malang itu, tetapi b******n itu sudah menutup mata hatinya. Mumpung konser masih berlangsung, maka ia akan menggunakan kesempatan untuk menikmati tubuh mungil gadis berkulit putih sedikit kecokelatan itu.
"Jangan, kumohon ...," ratap gadis itu, yang terus terabaikan. Pakaiannya kini telah robek, menyisakan bra dan rok pendek hitam seragam kerjanya. Ia menyeret tubuh mundur agar pria itu tak bisa menggapainya. Namun, tentu saja semua sia-sia. Nyatanya kini rok yang dipakainya pun telah robek, menyisakan celana dalamnya saja.
"Kau mau lari ke mana lagi, cantik? Apa lagi yang ingin kau lakukan?"
Bajingan itu menindih tubuh mungil Vira yang kini tak bisa melakukan apa-apa. Ia melancarkan aksinya, menumbu sekujur tubuh Vira yang tak berkutik karena kedua tangannya dicengkram begitu erat. Bra dan celana dalam yang jadi satu-satunya pelindung di tubuhnya pun terlepas sudah, menyisakan tubuh polosnya yang benar-benar tanpa busana.
Bajingan itu makin bernafsu menjelajah tubuh polos sang gadis, tetapi saat ia hendak menghujam inti gadis itu tubuhnya tiba-tiba saja terpental. Ia terjungkal ke samping.
"b******n sialan apa yang kau lakukan di sini, kau mau menodai gadis itu, hah?!" satu tendangan mengarah ke perutnya hingga ia kembali terjerembab.
"Sudah, Adrian, biar kutangani dia." Manager pemuda itu pun menyeret b******n itu keluar ruang ganti. Sementara Adrian mendekati Vira yang menangis dalam keadaan telanjang bulat dan penuh dengan bercak kemerehan di sekujur tubuhnya.
Adrian melepas jas yang dipakainya untuk menyelimuti tubuh gadis itu. Namun, sang gadis menolak dan malah menarik Adrian dalam pelukannya. Beberapa kancing baju Adrian bahkan terlepas karenanya, hingga d**a bidangnya terekspose sempurna.
"Nona, apa yang kau ...." Suara Adrian terhenti bersamaan dengan flash kamera yang menyapanya. Tubuh bugil gadis itu dan dirinya yang berpakaian dengan seluruh kancing baju yang terbuka tertangkap kamera para pemburu media. Apa yang akan terjadi sekarang? Kenapa waktunya begitu tepat?
"Mr. Adrian, apa benar Anda hendak melakukan pemerkosaan pada gadis itu?"
Pertanyaan seseorang di tengah kerumunan itu membuat Adrian bungkam, ia kehilangan kata untuk diucapkan, yang bisa dilakukannya justru semakin memeluk Vira dan menyelimutinya karena tak ingin foto bugil gadis itu semakin terlihat di layar kamera.