part 6
Jam saat ini menunjukkan pukul 10 pagi, dan dua detik yang lalu, mobil yang membawa suami bejatnya sudah melaju dengan pelan---- dan mobil putih di depan sana hampir melewati gerbang dengan tangan Inara yang masih melambai mengantar kepergian suaminya ke rumah sang pelakor dengan dalih kalau ia akan terbang ke Kuala Lumpur untuk urusan pekerjaan di hari libur, padahal suaminya sekali lagi, pergi ke rumah pelakor yang sedang hamil anak hasil zina ke duanya….
“Mbak Inara….”Panggil suara itu terdengar sangat lirih, membuat Inara sedikit tersentak kaget, dan Inara reflek menatap keasal suara.
Yang memanggilnya ternyata Bik Sari---- Bi Sari yang menatap Inara dengan tatapan yang membuat Inara mengernyitkan keningnya bingung. Pasalnya, Bi Sari menatapnya dengan tatapan sedih dan iba…. Ada apa?
“Ada apa, Bik Sari?”Tanya Inara pelan.
Dan Bi Sari yang berdiri tepat di depan Inara, terlihat menelan ludahnya susah payah.
“Tatapan Mbak Inara terlihat kosong dan menyeramkan mengantar kepergian, Bapak. Anu… apa mungkin Mbak Inara sudah tahu…”
“Sudah tahu apa Bik maskudnya? “Potong Inara tak sabar ucapan Bik Sari dan jantung Inara dalam sekejap sudah berdebar dengan laju yang tidak normal di dalam sana.
“Saya takut untuk mengatakannya. Kalau saya dua minggu yang lalu anu Mbak…”
“Suami saya sudah berkhianat dengan sekertarisnya,Sabila….”Inara melanjutkan ucapan Bi Sari. Bik Sari yang sangat terlonjak kaget dari tempatnya, menatap Inara dengan tatapan yang sanga-sangat tidak percaya.
Dan Bi Sari, menundukkan kepalanya dalam, tak kuasa dan sakit hati melihat Mbak Inara yang menatapnya dengan tatapan yang sangat-sangat nanar saat ini….
“Jadi, Bik Sari sudah tahu soal ini? Sejak kapan, Bi?”Tanya Inara dengan suara yang terdengar sangat gemetar.
Dan mendengar pertanyaan Inara barusan, membuat Bik Sari yang menunduk, perlahan mengangkat pandangannya, menatap Inara dengan tatapan lembut dan kasih sayang seperti seorang ibu ke anaknya.
“Saya, tidak sengaja melihat mbak sabila yang datang ke rumah ini 2 minggu yang lalu di saat mbak keluar… anu, saya melihat Pak Elang dan Mbak Sabila berciuman dengan tubuh yang setengah telanjang di ruang kerja Pak Elang…..”
Brak
Ucapan Bi Sari terpotong telak di saat tiba-tiba, Inara sudah menubruk tubuhnya kuat dan memeluknya dengan pelukan yang amat sangat erat….
“Jangan di teruskan, Bi. Saya mual dan sakit dengarnya, dan saya mau… dan minta tolong sama, Bibi. Jaga ketat rahasia ini, dan tolong… bantu saya untuk bebenah barang berharga saya, yang di berikan oleh suami b***t saya selama ini….”
“Ya, Mbak. Saya akan menolong Mbak. Saya juga akan mengabdikan hidup saya pada Mbak Inara dengan calon anak Mbak Inara. Saya mohon, tolong bawa saya, kemanapun Mbak Inara pergi….”
“Bik Sari tahu kalau saya…”
“Saya tahu, Mbak. Saya dulunya seorang dokter kandungan, tapi sejak anak saya bunuh diri karena di khianati suaminya, saya depresi berat, keluar dari pekerjaan saya, dan membuang diri saya ke kota ini… sekali lagi, tolong…. Bawa saya pergi kemanapun mbak Inara pergi dengan calon anak Mbak Inara….”
******
“Mbak Inara, istrahat dulu, Mbak. Kasian baby nya… “Ucap suara itu lembut sekali, itu suara Bi Sari yang baru datang dari dapur dengan nampan yang berisi air putih di tangannya.
Inara yang sedang berdiri di depan lemarinya yang terbuka, menoleh dengan lembut keasal suara, melempar senyum yang sangat lembut juga pada Bi Sari--- Bi Sari yang sudah 6 tahun berlalu, Inara anggap bak ibu kandung sendiri….
“ Tanggung, Bi. Tinggal sedikit pekerjaan saya, dan saya tidak merasa lelah sedikitpun, anak saya kuat, Bi. Pintar juga, nggak mau buat saya repot dan lemah…”Ucap Inara dengan senyum lebarnya dengan Bi Ina yang reflek loncat mendekati Inara yang di tangannya atau di depan dadanya memeluk ada sekitar 7 tongkat segi empat dengan berbagai warna.
Bi Sari ingin ambil alih kotak-kotak yang di pegang Inara, tapi tidak Inara berikan.
“Tolong, bibi, ambil sisanya dalam lemari, masih ada 5 kotak….”Ucap Inara lembut, berjalan santai dan hati-hati mendekati ranjangnya, jelas… dengan Bi Sari yang menurut. Mengambil 5 kotak perhiasan Inara yang masih ada dalam lemari.
Inara saat ini sudah duduk bersila di atas ranjang dengan di kelilingi oleh kotak perhiasan. Total 12 kotak perhiasan yang Inara dapatkan dari suaminya selama 6 tahun menjadi suami istri. Dan ada 4 mas batangan seberat 1 kg. jado, total 4 kg emas. Dengan harga yang membuat Inara pusing menghitungnya, intinya sangat banyak….
“Bi, ayo duduk, Bi. Bantu, saya. Dan saya mau bertanya sama bibi…”Ucap Inara lembut, dan menepuk-nepuk sisi kosong di sampingya, agar Bi Sari duduki, dan Bi Sari menurut membuat Inara tersenyum senang.
Tapi, dalam waktu seperkian detik, senyum di wajah Inara lenyap, di gantikan dengan raut sedih dan sendu…
“Ada apa, Mbak? Kenapa wajah mbak berubah sedih dan murung…”
“Bi, saya bawa semua ini nantinya, saya nggak di cap maling kan, bi….”
“Tidak, ini semua milik kamu….”
“Terimah kasih, Bi. Kata yang keluar dari mulut bibi, membuat saya semangat dan kuat. Dan saya minta tolong sama bibi, tolong nanti siang jam 2, pergi ke rumah Pak Jamal untuk mengambil semua perhiasan imitasi yang agak persis dengan perhiasan yang ada di depan kita saat ini, saya tebak, pelakor itu pasti akan masuk kamar ini, dan biar dia tertipu dengan 12 kotak perhiasan imitasi yang saya pesan 2 jam setelah saya tahu, suami saya sudah berkhianat dengan Sabila bahkan sudah membuat Sabila hamil juga. Pasti kan, Bi. Pelakor tergiur dengan harta milik laki-laki yang di rebutnya, dan biar dia malu, pas mau jual perhiasan imitasi yang saya tinggalkan begitu saja. Kalau yang dia jual bukan perhiasan asli, tapi, sekali lagi, imitasi….”
Bi Sari? Melongo takjub mendengar ucapan yang keluar dari mulut Inara.
Inara yang terlihat tersenyum sangat licik di depannya, Inara yang sudah menyiapkan bahkan lebih parah dari ini, dan akan Inara lempar di saat H-1 ia pergi dari hidup suami bejatnya….
Dan Bi Sari sekali lagi, menyesali… kenapa anaknya yang memilih bunuh diri karena di khianti suaminya, tidak sekuat dan sepintar majikannya, Inara…
Dan sumpah, Bi Sari sangat suka dengan jiwa kuat dan tegar yang di miliki oleh majikan baik hatinya Mbak Inara…. Inara sangat pintar dan tegar!
tbc