4. kamu tidak akan, aku ceraikan, Inara!

1159 Words
part 4 Inara menyunggingkan senyum yang amat manis, melihat pintu kamarnya yang sedang di buka dengan pelan-pelan oleh orang dari luar, orang yang tidak lain dan bukan adalah suaminya. Suaminya yang saat ini terlihat memegang nampan yang berisi satu mangkuk besar dan juga satu gelas air putih dan juga satu buah apel… Dan di saat suaminya sudah hampir mendekati ranjang, Inara reflek bangun dari dudukannya dan melangkah mendekati suaminya. Ingin mengambil alih nampan yang ada di tangan suaminya. “Biar Inara yang bawa sendiri sampai ranjang, Mas…”ucap Inara dengan nada suara yang amat lembut. Tapi, mendapat gelengan tegas dari Elang. Elang yang detik ini, dengan tangannya yang lain sudah merangkul lembut dan mesra pinggang ramping milik istrinya. “Biar mas saja, tanggung, Sayang…”Bisik Elang Lembut. Elang yang saat ini, sedang membantu istrinya yang mengeluh sakit kepala duduk dengan nyaman di atas ranjang, dengan Inara yang diam-diam tanpa Elang sadari, menahan nafas sekuat mungkin, karena dalam waktu seperkian detik, entah kenapa… aroma tubuh Elang terasa busuk dan bau di indera penciuman Inara. Tapi, Inara tahu, suaminya sudah mandi 2 jam yang lalu, kalau ia menyeruakan keluhannya, maka suaminya akan curiga dengan kelakuaannya yang ganjil dan aneh. “Mas suapin, ya?”Ucap Elang lembut, membuat Inara tersentak kaget. Tapi, untung saja Inara bisa menguasai dirinya dengan cepat, memberi anggukan di sertai senyuman yang sangat manis akan pertanyaan suaminya barusan. “Ya, Mas. Aku mau di suap kamu…”Ucap Inara sambil mengelus lembut rahang bersih Elang, membuat Elang menegang kaku, darahnya berdesir hangat, dan laju jantungnya berdebar dengan menggila di dalam sana. “Jangan elus, kamu lagi sakit, dan kamu bagai obat perangsang buat , Mas. Hanya mengelus, mas langsung on…”Ucap Elang serak dengan kedua mata yang tertutup rapat. Inara? Mendengar ucapan Elang, raut wajahnya terlihat ingin muntah bahkan andai bisa, ingin sekali, Inara meludahi wajah laki-laki b***t yang ada di depannya saat ini. Untuk meluapkan rasa sakit hatinya. Rasa marah dan bencinya, karena pengkhianatan yang di lakukan suaminya, akan membuat anaknya hidup tanpa sosok ayah nanti, akan membuat anaknya jadi anak broken home. Dan Inara akan membuat suaminya senam jantung saat ini, karena Inara akan…. “Ada chat masuk, mungkin 3 kali di ponsel, Mas…”Ucap Inara dengan suara yang sangat ringan, dan Inara tersenyum sinis, melihat tubuh suaminya yang menegang kaku saat ini, bahkan kedua mata suaminya juga sudah terbuka dengan lebar. “siapa? Kamu sudah lihat?”Tanya Elang dengan nada suara yang tanpa laki-laki itu sadari dengan nada suara yang datar. Inara? Tak langsung menjawab. Inara menatap dalam dan tajam suaminya. Membuat suaminya terlihat cemas, tapi Inara pura-pura bodoh dan tak melihat raut cemasnya. “Kamu lupa, walau kita saling cinta, kita harus saling percaya, tidak memegang apalagi berani membuka chat yang ada di ponsel kita satu sama lain….”Ucap Inara kali ini dengan tatapan yang sudah menatap menerawang kearah lain. Dan dapat Inara dengar juga, hembusan panjang nafas Elang yang terdengar sangat lega…. Kamu nggak pandai ya, Mas. Untuk berbohong atau selingkuh di belakangku. Ah, nyatanya kamu pandai. Nyatanya, aku baru tahu kemarin, niat mau kasih kejutan di kantormu, malah aku yang mendapat kejutan menyakitkan darimu dan juga dari ibumu yang jahat itu….Ucap batin Inara pedih. “Atau jangan-jangan pesan yang masuk barusan dari perempuan lain…” Pletak Ucapan Inara terhenti telak di saat keningnya di jitak oleh Elang. Elang yang menatap tajam Inara saat ini. “Jangan aneh-aneh. Sampai mati, hanya kamu istriku. Wanita lain yang ada di luar sana, nggak ada apa-apanya di banding kamu,”Ucap Elang dengan nada dan raut seriusnya. Tangannya juga dengan lembut, mengelus pucuk hidung Inara yang mancung. Inara yang ingin muntah dengar ucapan suaminya di atas, tapi Inara tahan, dan memperlihatkan senyum senang dan manis untuk ucapan bohong suaminya barusan. “Makan sendiri dulu, Sayang. Mas mau cek siapa yang chat. Takut itu mama…”Ucap Elang dengan nada suara yang terdengar menyesal, dan menyerahkan mangkuk ke tangan Inara yang di terima Inara dengan senyum lebarnya. “Sudah nggak terlalu pusing, makasih mie nya, Mas….”Ucap Inara tulus, dan tanpa menunggu sahutan dari suaminya, Inara langsung menyuap mie yang terlihat menggoda ke dalam mulutnya. Dengan Elang yang sudah berdiri dari dudukannya dengan wajah yang terlihat tegang. Karen aternyata bukan dari mamanya, tapi dari sekertarisnya, Sabila…. Dan tangan Elang dengan lincah membalas pesan-pesan Sabila, tanpa sadar, kalau Inara diam-diam sedang memperhatikannya saat ini, dan sudah cukup. Hanya waktu 1 menit yang akan Inara kasih untuk suaminya membalas pesan dari pelakor laknat itu, karena Inara…. “siapa yang chat, Mas. Dari ibu?” Brengsek, b******n kamu, Elang. Umpat Inara dalam hati, melihat Elang yang terlihat terlonjak kaget. “Dari orang kantor, sayang…”Ucap Elang dengan raut wajah yang semakin merasa bersalah. Inara? Wanita itu mengernyitkan keningnya bingung. “Tumben? Ini minggu, mana berani pekerja mas, ganggu mas…” “Beda ceritanya, sayang. Proyek ratusan M, tiba-tiba ingin di batalkan sama Pak Aslan untuk bekerja sama dengan kita…” “Terus, Mas?” Ucap Inara dengan nada dan raut wajah yang di buat terkejut. “Saat ini juga, mas harus terbang ke Kuala lumpur…..” “Ya, pergi lah suamiku. Semoga semuanya membaik dan normal. Kamu nggak rugi, dan kamu selamat sampai tempat tujuan…” Cup Ucapan Inara terpotong telak oleh ciuman lembut dan singkat yang Elang labuhkan pada bibir mungilnya. “Terima kasih, istriku tersayang….”Ucap Elang penuh cinta. “Sama-sama, Mas…”ucap Inara sambil mengelus tapak tangan kekar suaminya. “Aku bantu siapkan…” “tidak. Sayang. Aku akan langsung pulang, setelah bertemu Pak Aslan. Aku hanya butuh mandi….” “ dua jam yang lalu, kamu udah mandi, Mas….” “Mas. Sedikit pusing, kan adek mas, belum mendapat apa yang dia inginikan, istri mas lagi sakit…” “Maafkan Inara ya, Mas…. “Ucap Inara dengan kepala yang menunduk dalam, merasa bersalah. Dan Elang yang hampir pergi untuk mandi, urung. Elang naik di atas ranjang. Untuk memeluk lembut tubuh mungil istrinya. Agar istrinya tidak menyalahkan dirinya. Istrinya sakit…. “Aku yang minta maaf. Meninggalkan kamu kerja di hari libur. Kamu juga sakit, aku malah pergi kerja…”Ucap Elang dengan kedua mata yang berkaca-kaca. Hampir menangis. Karena Elang dalam waktu 2 bulan yang sudah berlalu sudah banyak membohongi istrinya…. Seperti barusan, Elang ingin mandi lagi, bukan karena pusing, tapi karena Isabella. Isabella tidak suka dengan aroma sabun dan sahmpo yang di pakainya. Elang tidak mau Isabella…. Sakit dan merasa semakin mual karenannya. Kasian juga anak kesayanganya yang masih ada dalam perut Isabela. Maafkan aku, Inara…. Aku adalah suami yang jahat, aku… aku nggak sepenuhnya mabuk 2 bulan yang lalu, putus asa dan kecewa karena kamu tak kunjung hamil, aku ya…. Mencoba main dengan Isabella, dan Isabella berhasil hamil anakku… Aku anak tunggal, aku nggak mungkin nggak punya anak sampai aku mati… Kasian ibuku yang utama…. Dia sangat menginginkan cucu, dan kamu tenang saja…. Kamu tidak akan pernah kuceraikan, kamu harus menjadi istriku seumur hidupku… tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD