Fiona tenggelam dalam pemikirannya ketika dia memikirkan bahwa dia harus berhati-hati dengan mulut manis Susi. Wanita ini berani sekali memeluk suaminya. Dia tidak akan mentoleransi kebaikannya pada Susi. Dalam beberapa bulan, hatinya telah sepenuhnya diserahkan kepada Rafael. Dia mengira pria itu juga mencintainya sama. Tapi fakta telah memberinya tamparan di wajahnya. Susi mencondongkan tubuh ke arah Fiona dengan tatapan penuh perhatian. “Ada apa denganmu? Kau terlihat sangat pucat. Biarkan aku memijatmu agar kau merasa lebih baik.” “Tidak perlu!” Fiona menepis tangan Susi ketika dia adegan pelukan suaminya dan Susi tampak di matanya. “Ayo, kau harus dipijat.” Susi memaksakan dirinya untuk menujukan perasaan perhatiannya. “Tidak!!!” Fiona mendorong Susi tanpa sadar. Karena Susi