“Kau punya waktu lima menit untuk memikirkannya.” Rafael berkata ketika dia mengangkat tangan untuk melihat arlojinya. Susi menatapnya dengan mata yang berkabut, “Pangeran kodok, apa salahku? Kau tidak bersimpati padaku?” Alis Rafael terangkat saat dia berbicara dengan dingin, “Aku pikir hadiah itu pantas.” Rafael berpikir karena Susi mengaku bahwa dia adalah gadis kecil di masa kecilnya maka dia membalas kebaikannya dengan uang tanpa harus mengorbankan pernikahannya. Dengan kata lain, semuanya bisa diselesaikan dengan uang. Ini tidak ada hubungannya dengan tidak berperasaan, hanya bisnis. “Sekarang, ada tiga menit lagi.” Rafael melirik arlojinya dengan tenang. Susi menatapnya dengan pucat. Bahkan jika dia menunjukkan bunga dengan hujan, ekspresi Rafael tetap dingin. Jika dia