Fiona duduk di meja makan dan merasakan kakinya gemetar! Rafael itu baru saja menjadi gila tadi malam. Jika bukan karena kemauannya yang kuat, Fiona benar-benar berharap bisa berbaring di tempat tidur selamanya alih-alih bangun pagi ini. “Fiona, aku sengaja menyuruhmu seseorang mengantarkan sup pangsit kesukaanmu,” ucap Rafael sambil menyeringai ketika dia duduk di samping Fiona. Fiona membelalakan matanya dan mengabaikannya. Meski begitu, Rafael tetap menggodanya ketika dia berkata dengan senang, “Beneran ni, gak mau makan? Enak loh ini?” Dia berbicara ketika dia memotong pangsitnya sebelum menyeruput sup dengan gembira. Sudut mata Fiona melirik ke arah pangsit di depannya. Itu makanan kesukaannya. Meski hatinya sedang kesal tetapi dia ingin memakan makanan itu sebelum Rafael mengha