"Tuan, kata Nyonya dan Non Kalina, beliau nggak mau makan di bawah selama ada Non Alle." Seketika Ayah meletakkan sendok makan beliau, bukan hanya beliau, Ajudan Ayah yang tidak aku hafal namanya pun turut meletakkan sendoknya, tapi hanya sekejap Ayah mendesah lelah, karena selanjutnya beliau kembali mengangkat sendoknya dan mulai menyuap nasi sop hasil masakanku seakan beliau tidak mendengar apapun. "Kalian ayo lanjutkan makannya, sayang kalau makanan seenak ini tidak di makan hanya karena orang-orang yang sudah tua tapi merajuk tidak tahu tempat." Pelan dan nyelekit. Suasana meja makan pagi ini terasa suram karena ulah Ibu dan saudara tiriku, tapi tidak mau membantah apa yang di perintahkan oleh Ayah, mereka pun melanjutkan makan dengan tenang seakan tidak terpengaruh dengan absennya