arumi
"mentang mentang nyokap lu polisi berani lu sama gue ? ,gue anak yang punya sekolah lu harus tahu diri lu disini siapa!" teriak seorang siswi dengan nam tag dewi puspita, orang yang di hadapannya hanya terkekeh menatap sekelilingnya dan berpikir sekolah terfavorit di Jakarta ini mempunyai kamar mandi yang tidak terawat aneh sekali kenapa ia baru menyadarinya "arumi" siswi yang bernama dewi itu marah kepada orang yang di hadapannya kini "dewi dari awal saya tidak pernah ganggu kamu sama sekali kenapa marah marah ke saya begitu salah saya apa?, harusnya kamu yang sadar diri kamu yang ngejek saya dari awal kam,,ah sakit" arumi memegang kakinya yang ditendang dewi "salah lu deket sama lazuardi , calon pacar gue"
"arumi kamu boleh ke kelas , dewi kamu tetap disini sampai ayahmu datang" arumi bangkit dari kursi di ruang bk tersebut "terimakasih pak" kemudian ia keluar dari ruangan dan dewi menatapnya sinis
"bikin malu saja kamu dewi kamu kan anak pak seno kalau tidak bisa berprestasi seperti anak arumi jangan ganggu dia" sayup sayup terdengar suara itu setelah arumi ingin melangkah
"arumi" arumi menoleh ke samping kiri mendapati seseorang yang memanggilnya "aku denger kamu berantem, sama siapa?" arumi hanya terkekeh "biasa" ujarnya sambil berjalan dengan orang di sampingnya "kakimu luka ayo ke uks" "gak usah masih bisa aku tahan, memang kamu gak ada guru ? tumben keluar lazuardi?"
Anak bernama lazuardi itu tersenyum "selalu ada perlakuan khusus untuk orang pintar kayak aku" arumi menggerling matanya "iya deh percaya saja " "yaudah ayo ke uks" lazuardi menarik tangan arumi dan menggenggamnya.
"kok sampe keluar darah begini kurang ajar banget dewi itu mentang mentang anak yang punya sekolah " lazuardi berjongkok di hadapan arumi dan membersihkan luka nya dengan hati hati "makanya aku gak suka dia ,dia kenapa ganggu kamu terus sih arumi" lanjutnya
Arumi hanya diam ia tidak suka membicarakan dewi ia jadi ingat kata kata dewi tadi dan mendecih
"lazuardi"
"kenapa?" lazuardi mendongak melihat arumi, banyak yang ingin arumi katakan biarkan ia egois sebab ia tidak tahu diri dekat dengan lazuardi sampai orang lain tidak suka ia hanya sangat dekat dengan lazuardi dan sahabatnya zahra di sisinya , arumi hanya mengehela nafas tidak jadi untuk bicara "kenapa?"tanya nya lagi lazuardi kepada arumi sambil memegang pipi kanannya membuat arumi bersemu
" ah apasih " arumi menjauhi mukanya, dirinya malu membuat lazuardi tersenyum menatapnya.
"tahu gak ? arumi tadi ribut sama dewi di kamar mandi"
"karna si dewi cemburu gak sih arumi deket lazuardi"
"cemburu? pacar nya saja bukan sok sok an cemburu mentang mentang anak yang puny sekolah" "akhir akhir ini dia suka di jahatin dewi gue juga kasihan" "jangan ngejelekin dewi nanti malah kita yang di bully hih ngeri"
Arumi saat ini menunggu ojek online pesanannya datang merasa tidak peduli mendengar dirinya di bicarakan siswa siswi di sekolahnya "sudah biasa sabar " ujarnya pada diri sendiri
"neng arumi" arumi menengok pada seseorang yang menaiki motor
Arumi mencari ibunya biasanya saat pulang ibunya selalu ada di dapur dan menyambutnya dengan makanan hangat
"ibu aku pulang"
Tidak ada di dapur arumi mencari nya ke kamar ibu nya dan mendapati ibunya menangis memeluk foto "maafkan aku" ibunya terlihat sangat rapuh . "ah selalu begitu padahal sudah bertahun tahun" arumi berujar pelan dan hanya menunduk di depan kamar ibunya yang terbuka sedikit , kata ibu arumi punya kembaran saat masih kecil ia meninggal karna di tabrak saat di gendong ayahnya dan ayahnya pun juga telah tiada . arumi tak tega melihat ibunya menangis hanya pergi kekamar tanpa berani menenangkan ibunya ia meratapi dirinya yang tidak mengingat apapun andai keluarga nya utuh ia pasti akan bahagi kan .
. Namanya azi elxavier
"perkenalkan nama saya azi el xavier atau nama korea saya lee haechan salam kenal semua" anak laki laki itu memperkenalkan diri di depan kelas kelas 12-1 kelas terfavorit
"baik azi silahkan duduk di sana , arumi ?" mata guru itu menatap bangku kosong samping muridnya
"hadir buu"
"nah disana ya" ujarnya lagi "terimakasih bu" haechan sedikit menundukan kepala dan pergi ke bangku yang telah di tuju
"hari ini ibu kasih tugas ya , tolong buka buku halaman 20 tolong di kerjakan sampai essay dan kumpulkan nanti ibu kembali lagi ya"
"baik bu" sautan beberapa murid disana membuat guru itu tersenyum , benar benar murid yang di siplin semua dan guru tersebut keluar dari kelas nya
"halo azi kenalin nama saya tengku rasyid" azi menoleh ke sebelah kirinya dan tersenyum "iya salam kenal" lalu azi menoleh ke samping kirinya menatap arumi yang hany berkutat dengan bukunya "salam kenal lee arum ? saya lee hachan" sambil membaca nam tag lee areum membuatnya tersenyum "oh hai salam kenal" dengan senyum tipisnya arumi membalas, ah apa ini? sambutan terlalu kaku .
"azi ? kamu beneran orang korea? sama kayak arumi dong dia ayahnya orang korea " ujar anak di depannya "oh ya arumi blasteran dong ayahnya kayak gimana anaknya bisa sampe cantik gini " perkataan azi membuat arumi menoleh "wahh arumi di gombalin cie cie" tengku berteriak hingga terdengar sampai kelas sebelah saking bahagia nya "ah apasih" arumi menatap azi kesal bisa bisanya anak baru udah mulai berani gombalin dia
"tapi kok kamu bisa bahasa indonesia zi ?"
"ah saya udah lama disini dari kecil terus kelas 5 sd pindah ke korea dan 2 bulan kemarin pindah ke sini lagi"
"ada apa emang sampe kamu pindah ke sini lagi?"
"kepo banget deh kamu zahra , biarin dia nafas dulu, banyak nanya" tengku menatap orang di depan azi merasa jengah dengannya yang berisik , padahal tadi dia juga yang berisik.
"apasih orang cuma nanya kok jadi kamu yang sewot"
"guru tuh udah ngejelasin kerjain buku bab bukan nya main main"
"eh kamu juga tadi berisik ya jangan suka nyalahin aku " siswi yang bernama zahra itu berdiri hendak memukul tengku dan mereka kejar kejaran sampai keluar kelas "dasar lu tuku rasyod ribut sini biar aku tempeleng kepalamu" teriakan zahra membuat pusat perhatian murid yang lain membuat mereka tertawa . masih kayak bocah ya , batin azi.
"arumi kata bu arni tolong ke kantor sekarang " seorang siswa menatap kelas 12-1 mencari arumi "oh iya" arumi segera merapihkan bukunya, "saya numpang lewat" arumi menatap teman barunya itu "oh iya cantik silahkan" azi berdiri mempersilahkan arumi melewatinya "mau di antar tuan putri" ucapan azi membuat arumi menatapnya horor "ah apasih kayaknya anak bandel" ujarnya pelan sambil berlalu
arumi membuka pintu kantor guru melihat lazuardi temannya juga ada di sana
"arumi" "selamat siang bu" ujarnya menyapa guru di sana "arumi beberapa bulan lagi ada perlombaan kenapa ibu kasih tau sekarang supaya kamu bersungguh sungguh ya untuk lomba nanti , banyak sekolah bagus yang mengikuti lomba ini jadi ibu harap kamu dan lazuardi banyak belajar , ini juga untuk pengajuan beasiswa kamu nanti yang kita rekomendasiin ke kampus ab" "oh iya bu sebelumnya terimakasih sudah memepercayakan saya untuk mengikuti lomba mewakili skolah ini"
"pasti dong kamu kan paling pintar jangan berhenti belajar arumi"
"baik bu"
"ah intinya mau ikut atau enggak walaupun kalian merasa puas , jangan pernah berhenti belajar , mungkin ada murid lain yang bisa lebih dari kalian apalagi di luar sana ya"
"iya bu makasih masukannya"
"makasih bu"
mereka pun keluar dari ruangan guru , arumi melihat lazuardi yang hanya diam saja entah apa yang dia fikirkan "di, jangan ngelamun" "ah iya hahaha"
"mikirin apa ?" "bukan apa-apa" lazuardi hanya tersenyum menatapnya