Delian terduduk di balik bukit dengan jantung berdetak kencang. Keringat tampak menetes di keningnya, tangannya sedari tadi tidak bisa berhenti bergetar tak kala mengingat bahaya apa yang baru saja mereka hadapi!
Mengingat barusan dia memprovokasi sekelompok pria bertopeng dengan mudah, kali ini rasa bersalah datang padanya.
Seketika dia berpikir, kenapa tadi dirinya sangat sial huh! Apa yang akan terjadi jika sekelompok orang itu datang dan menagih apa yang dia katakan barusan??
Di satu sisi Elena juga terduduk di balik bukit kecil yang mereka temui barusan sebagai tempat bersembunyi. Bukannya merasa aman, dia merasa takut sekaligus ngeri! Para kelompok mengerikan itu sudah berhasil melacak mereka hingga sejauh ini!
Jika bukan karena medan yang semakin sulit serta ketidaktahuan hutan yang mereka tempati sekarang, dia lebih memilih untuk tidak bersembunyi di tempat yang fatal ditemukan!
Namun sayang, beberapa meter dari tempat mereka bersembunyi saat ini, mungkin saja sekelompok orang yang menunggangi kuda hantu tengkorak sedang bersiap untuk menangkap mereka!
Elena bergidik ngeri sejenak, matanya tadi hampir copot tak kala melihat orang dengan jubah hitam panjang disertai topeng perak yang menutupi seluruh wajahnya menatap tepat ke arah kedua matanya!
Menatap dia dengan tajam, tatapannya rasanya seperti menusuk tepat di kedua jantungnya. Menelisik hingga kedalaman tubuhnya.
Tubuhnya bahkan masih bergetar hingga saat ini, aura kematian menguar kuat dari tubuh sekelompok orang itu. Jika saja tidak ada mantra pelindung milik Aenos, mungkin saja mereka sudah mati terlebih dahulu.
Perasaan ketika banyak panah menyerbu mereka, membuat dia merasa sedih dan senang sekaligus! Sedih karena mereka akan menjadi incaran kelompok itu atau bahkan terancam tidak bisa pulang. Namun jug senang, mereka bisa terbebas secara ‘sementara' untuk beberapa waktu nanti.
Julian menatap ke arah belakang mereka dengan cermat, di balik batang pohon yang tumbang ini setidaknya posisi mereka di balik bukit kecil bisa sedikit tertutupi.
Matanya melirik di sela-sela batang pohon, dia bisa melihat beberapa tapak kaki kuda di kejauhan lewat teropong yang di bawa oleh Noya.Kaki kuda berwarna hitam, dengan baja kuat melingkari kaki kuda itu, membuat hewan itu tampak gagah sekaligus menakutkan.
Jika saja dia tidak melihat penampilan kuda itu, mungkin saja dia akan memuji hewan itu habis-habisan.
Delian di satu sisi justru menghadap depan dengan tangan mengepal di depan d**a. Matanya terkulai sejenak, bahkan rasa takut jelas terlihat di matanya yang berwarna biru itu.
Sebagai seorang dokter yang menangani hidup dan mati pasien, dia tidak pernah menyangka seumur hidupnya juga akan merasakan rasa menyeramkan dalam sebuah misi! Dan orang-orang itu, Delian bersumpah dalam hati, dia sangat ketakutan karena situasi yang membuat tubuhnya gemetar dalam rasa takut!
Bau yang gelap dan mengerikan seakan menguar di sekitar mereka, misi ini sungguh ingin membunuhnya! ! Dan orang-orang itu. Delian bersumpah dalam hati, rasa bergetar ini masih terasa di seluruh tubuhnya.
Noya yang bersembunyi di pojok, menatap Nael di sebelahnya yang tampak pucat. Sedari tadi temannya itu tidak bisa berhenti merintih tak kala sebuah panah hampir saja menusuk lengannya. Untung saja itu hanya mengores sedikit kulitnya.
Ketika rombongan penyerang panah memanah posisi mereka, Nael sungguh sial karena harus terluka karena panah itu. Satu panah datang lalu berhasil melukai lengannya.
“Tahan... Aku akan mengobati lenganmu terlebih dahulu” Delian berbisik. Matanya menatap ngeri ke arah tangan milik Nael yang sekarang dipenuhi oleh darah berwarna merah.
Panah itu tertancap tepat di lengan kiri Nael, panah dengan ketajamannya bahkan mampu membuat lengannya penuh dengan darah merah.
Elena menatap ngeri ke arah lengan Nael dengan pandangan terbalak lebar. Dengan gemetar dia bertanya, “Apakah itu sangat sakit?? Apakah ada racun di dalamnya??” Tanyanya dengan takut-takut.
“Panah ini sepertinya hanya panah biasa” Delian mengecek struktur panah dengan teliti. Tidak ada bau khas racun yang menempel di badan panah ini.
Bentuknya panjang, dengan kayu mahoni sebagai bahan dasar utamanya. Cat-cat berwarna hitam membuat kayu itu tampak lebih kuat dengan ukiran-ukiran aneh memenuhi seluruh badan panah. Besi tajam dan mengkilat terlihat di ujung panah yang membuat panah itu tampak lebih kuat.
"Tapi sepertinya aku tidak yakin sekarang" Delian menggelengkan kepala tidak berdaya, "Beberapa suku memiliki kemampuan hebat untuk tidak membiarkan racun tercium dengan cepat"
Entah suku mana yang punya keahlian bagus dalam membuat anak panah, namun mengingat apa yang terjadi barusan. Mereka merasa tidak tahu bagaimana kondisi suku itu, memerangi pria bertopeng merupakan keberanian yang sangat besar.
Karena mereka tahu. Tidak mudah untuk membunuh orang itu.
Ini layaknya sebuah simpul keras, tidak mudah dilepaskan, namun tetap bisa terjalin erat. Lalu apa yang membuat mereka tidak mudah dilawan?? Apa kaitannya dengan sesuatu hingga membuat orang itu punya sebuah simpul kuat yang tidak mudah dilawan sekalipun??
“Apakah mereka baik-baik saja??” Tanya Elena dengan nada hampir menangis. Tentu saja ‘mereka' yang dia maksud bukanlah sekelompok orang jahat itu, melainkan sekelompok orang yang barusan memberi ribuan anak panah untuk menyerang kelompok bertopeng itu.
Elena sangat ketakutan, sangat! Ketika pria bertopeng itu datang mengelilingi mereka, dia bahkan tidak berani sekalipun untuk berdiri! Seluruh tubuhnya seperti terpaku di tanah. Ingin berlari namun tidak bisa, ingin berdiri tapi tidak mampu.
Dia mengingat betapa gemetarnya ketika ada aura kematian menguar kuat perlahan-lahan. Lalu itu seakan datang membunuhnya dari dalam. Elena menggeleng pelan, air matanya terus menetes.
“Tidak yakin” Noya mengambil teleskop khususnya dengan pasrah, “Panah itu seakan punya energi untuk berbalik ke arah penyerang. Kemungkinan besar kelompok ‘mereka' sudah mati akibat panah yang berbalik arah tiba-tiba” Noya meneguk ludahnya dengan pahit.
Bahkan orang yang ingin membela keadilan mesti harus mati begitu saja. Mereka bahkan belum sempat memberi perlawanan serius untuk menghadapi sekelompok bertopeng perak itu.
“Hiks... Hiks... Mereka tidak bersalah, orang bertopeng itu bahkan membunuhnya tanpa ampun” Ringis Elena dengan sedih.
Yang terakhir dia lihat ialah, sekelompok orang bertopeng yang segera berbalik arah ke arah kelompok penyerang panah sembari membawa pedangnya yang panjang. Pedang yang mungkin akan menggores kepala Arcturus.
Yang pasti target setelah pria bertopeng itu selesai... Mungkin saja itu akan menjadi mereka!
***
“Arghhh” Ringis Nael menahan rasa sakit yang menusuk lengannya.
Semua orang sontak melihat ke arah Nael yang panahnya tampak sudah tercabut. Bekas luka berbentuk bundar tampak mencolok.
Arcturus segera mengambil panah yang barusan tertancap dengan hati-hati. Panah ini jelas bukan panah biasa, orang-orang kementerian mungkin tidak akan bisa mendapatkan panah dengan tekstur, kecepatan, serta berat yang pas.
Ini jelas-jelas disebut panah untuk membunuh!
Lengkungannya, ketipisannya, ketajamannya semuanya berbaur menjadi satu dan membuat panah ini tampak lebih ramping dan kuat dalam waktu bersamaan.
“Ini panah yang hebat” Celetuk Julian dengan takjub.
“Tentu saja, sesuatu yang tidak bisa dibuat dengan mudah bukan”
Arcturus membelai badan panah dengan hati-hati, semua panah kini dilumuri oleh darah berwarna merah milik Nael namun itu tidak mengurangi aura dingin yang di bawa panah itu.
“Mungkin itu salah satu panah yang dibuat oleh suku dalam hutan ini”
Arcturus mengangguk setuju, “Ya mungkin saja. Namun itu tidak memungkinkan kita untuk tahu apa nama suku ini. Karena dari segi panah ini tidak ada tanda-tanda dari mana ini berasal”
Arcturus tidak berbohong tentang itu. Dia sedikit tahu bagaimana model panah di seluruh dunia bawah yang dia dapat selama 5 tahun dalam misi. Itu mengharuskan dirinya untuk pergi ke pemukiman elf di barat Underworld.
Elf dikenal sebagai pembuat alat yang baik.Terutama dalam seni memahat. Dalam Berabad-abad yang lalu ketika zaman dunia bawah masih berkecamuk, serta adanya perang di mana-mana. Senjata buatan elf menjadi satu-satunya yang bertahan paling baik pada masa itu. Semuanya di buat dari bahan yang tidak biasa.
Alat-alat itu akhirnya menjadi populer, bahkan mengalahkan alat-alat yang dibuat oleh pandai besi dari kerajaan kurcaci. Bahkan ada klan kuno bangsa Elf yang terkenal akan pembuatan pedang-pedangnya pada abad ke-19.
Arcturus pernah belajar suatu kali, misinya mengharuskan dia untuk mengeksplorasi sebuah desa elf di barat Underworld. Dari situlah dia belajar dari seorang elf tua di desa itu.
Jadi dia cukup tahu bagaimana karakteristik senjata yang dibuat oleh para elf. Menggunakan bahan tidak biasa yang dicampur dengan bahan yang tidak biasa pula.
Dia cukup kagum saat melihat sebuah pedang dengan bilah mengkilap disertai ukiran khas elf di rumah lelaki tua itu.
“Tidakkah kamu berpikir, misi kita terkait dengan pria bertopeng itu? Mereka bahkan tidak segan untuk membunuh, namun yang tidak habis aku pikir ialah, untuk apa mereka melakukan itu??” Justin mengambil batang pohon yang dia temukan, lalu menggambar acak di atasnya.
“Ya, ini akan menjadi pria bertopeng, mereka datang ke hutan mistis dibekali oleh ilmu sihir yang dipastikan sihir hitam “ Justin lalu menggambar lingkaran kecil di hadapan tulisan Y itu.
“Lalu lingkaran ini kita anggap sebagai korban. Ada tiga bukti yang kita lihat tadi” Justin menggambar 3 lingkaran besar.
"Dan semuanya berhubungan erat dengan kelompok itu. Kemungkinan besar misi kita di sini pasti berkaitan dengan sekelompok orang bertopeng yang mengincar sesuatu yang pastinya bukan benda biasa" Analisis Justin dengan kening berkerut.
“Ya, ada kasus perempuan yang sedang kita selidiki. Saat Nael menggunakan teropong untuk melihat kejauhan dan menemukan ada adegan berdarah di situ. Lalu yang terakhir saat menghadapi ribuan anak panah tadi” Julian mengambil sebuah lensa rekam yang dia rekam dari kacamatanya.
Sungguh tidak sia-sia untuk melakukan itu, karena nyatanya akan berguna di saat mendesak seperti ini!
Dia segera mengeluarkan lensa rekamnya, dan mengambil proyektor kecil yang dia bawa. Kini mereka sedang bersembunyi di tonjolan tanah dengan banyak pohon besar menjulang beserta serta akar-akarnya.
Dirinya hanya berharap ini bisa menyembunyikan keberadaan mereka dari manusia bertopeng ini. Delian masih sibuk membungkus luka Nael yang menganga lebar karena anak panah, jadi setelah ini selesai mereka berharap bisa menemukan tempat yang lebih aman.
“Kamu masih sempat untuk menyalakan tombol?? Aku bahkan sangat ketakutan sial! Mana ke pikiran untuk melakukan hal tersebut!” Rutuk Elena dengan suara parau.
“Aku selalu mengaktifkan ini ketika tahu akan ada kondisi yang tidak bisa aku prediksi” Jawabnya dengan nada kecil.
Julian lalu segera membuka proyektor itu dan memasukkan chip kecil dari kacamatanya.
Seketika layar kosong memiliki beberapa menit video di dalamnya.
Video berputar saat Nael merasa kaget setelah melihat teropong di kejauhan. Setelah itu dipercepat lagi hingga menunjukkan saat-saat mereka dikurung oleh para pria bertopeng itu. Julian segera menjedanya.
“Lihat ini, kalian bisa melihat orang bertopeng ini dari jarak dekat” Ucapnya, semua orang segera memperhatikan layar dengan pandangan serius”
Mereka melihat postur orang itu, sayangnya hampir seluruh badan tertutup! Selain jubah hitam panjang serta topeng perak dengan ukiran khusus, sungguh sangat sulit untuk mengetahui siapa mereka yang sebenarnya!
"Jujur saja itu sangat sulit!" Ungkap Delian yang kini sudah selesai membungkus lengan Nael dengan perban putih.
Seluruh orang melirik ke arah Nael yang tangannya sudah terlilit perban dengan rapi. "Apakah itu menyakitkan??" Tanya Elena dengan penasaran. Mendapat luka panah, dia sendiri belum pernah mengalaminya sama sekali!
Nael tersenyum lemah mendengarnya, "Sungguh sangat menyakitkan sesungguhnya. Ujung panah ini terlalu tajam hingga menembus tulang rasanya"
"TUNGGU! " Bisik Noya dengan pelan, "Aku pernah melihat sebuah pisau kecil dengan ukiran seperti itu!" Dia melirik serius ke arah gantungan kunci berukuran 10 cm yang tergantung di pinggang pria bertopeng paling belakang.
"Hah?? Kapan kamu mengetahuinya?? Aku bahkan tidak pernah tahu ada pisau seaneh itu.
" Kamu mungkin pernah melihatnya juga" Noya melirik Justin dengan sebal. Mereka pernah berada di misi yang sama, dia jelas-jelas berada di situ, tapi masih tidak ingat huh?" Noya mengetuk kepalanya dengan serius, "Kamu bukan orang biasa, kenapa masih sering lupa"
"Ini adalah pisau dengan ukiran khusus. Di buat sejak tahun 1929 oleh Terexa Laurent untuk memperingati usia ayahnya yang ke 50. Aku tahu karena pernah menangkap seorang penjahat dengan barang bukti ini!" Lanjut Noya. Dia melihat reaksi seluruh orang yang tampak binggung mendengar nama itu.
Nama yang sangat asing dan cenderung tidak dikenak masyarakat secara luas!
Justin membelak mendengarnya, "Oohhh apakah itu kasus penculikan 3 elf, 35 tahun yang lalu??" Seketika Justin teringat.
Pisau seperti ini hanya punya satu model saja di seluruh dunia bawah. Tentu saja bukan barang yang mudah didapatkan bahkan jika pencipta aslinya sudah meninggal.
Namun kenapa sekarang justru tergantung dengan mudah di pinggang pria bertopeng itu?? Apakah ada sesuatu yang tersembunyi di Kementerian yang tidak dia ketahui?
Atau ada sesuatu yang berkaitan erat dengan salah satu anggota kementerian? Bukankah berarti ada pengkhianat di dalam kementerian bukan?
Dan rahasia itu masih membuatnya bertanya-tanya.