[18]. Kedua kalinya.

1911 Words
“Pstttt sini!” Sebuah suara berbisik terdengar dengan nada lirih, nyaris tidak terdengar jika saja mereka tidak punya pendengaran tajam. Semua orang sontak melihat ke asal suara. Di balik semak-semak dekat tempat mereka berdiri kini ada satu centaurus sedang bersembunyi. Jika saja centaurus itu tidak memanggil mereka tadi, mungkin mereka tidak akan pernah menyadari ada sosok yang bersembunyi dan mengintai di kegelapan! Elena menatap semangat ke arah Centaurus itu, melihat sosok normal di hutan mistis itu merupakan keajaiban bagi mereka yang beberapa saat lalu hidupnya terancam! “Apakah kamu akan menyelamatkan kami??” Tanyanya dengan nada terharu. Dia sangat senang hingga ingin menangis bahagia. Bertemu dengan sosok lain selain pria bertopeng merupakan berkah bagi mereka! “Siapa kamu?? Apakah kamu orang jahat?” Tanya Noya dengan curiga. Berbeda dengan Elena yang sangat bahagia melihat orang asing, Noya justru merasa curiga. Orang ini bersembunyi sedari tadi di situ, melakukan apa saja?? “Tenang... Aku bukan orang jahat seperti yang kamu pikirkan” Ucap Centaurus itu dengan tenang sembari melirik ke arah Noya. “Tapi sebelum itu” Centaurus itu melirik seluruh orang satu persatu, lalu melanjutkan “ Jangan berisik! Kita semua akan mati lebih cepat jika berbicara terlalu keras” Elena menutup mulutnya dengan reflek. Lagi pula.. Dia barusan apakah berbicara terlalu keras?? “Pertama siapa kamu? Apa yang kamu lakukan di sini” Julian bertanya dengan nada curiga. Dia melirik pelan ke arah centaurus itu dengan pandangan mengamati. Fisiknya hampir sama dengan para centaurus yang tidak sengaja dia temukan di kementerian. Bedanya mungkin rambut centaurus ini lebih gondrong. Seluruh badannya tampak dihiasi dengan kain berwarna coklat yang hampir menyatu dengan warna kulitnya. Tatapannya sangat tajam, namun Julian bisa melihat sentuhan liar di matanya yang berwarna coklat terang. Penuh dengan aura bersemangat anak muda. Ada rumbai-rumbai aneh di sekeliling pinggangnya. Serta ada beberapa aksesoris aneh mengelilingi seluruh lehernya. Dalam sekali lihat, itu jelas seperti sebuah suku centaurus yang bertahan di pedalaman hutan mistis. “Perkenalkan namaku Frenzo. Centaurus dari ras Pictor. Aku sedang dalam misi mengamati, tapi tidak sengaja melihat kalian berlari bersembunyi ke arah sini! Aku yang harusnya bertanya, mengapa kalian orang asing datang ke hutan mistis!” Ucapnya sembari melirik ke arah jubah kementerian milik tujuh orang ini dengan aneh. "Tidaklah kalian tahu betapa bahayanya hutan lebat seperti ini?? Kalian bahkan sudah terpisah sangat jauh dengan jalur jalur setapak. Apa yang kalian inginkan dari hutan ini??" Frenzo menyipitkan matanya dengan perhitungan. Ini tidak akan memiliki niat yang sama seperti orang bertopeng itu bukan?? Datang dengan tujuan mengerikan untuk mengambil sesuatu yang jelas saja menyalahi hukum takdir. Semua orang saling menatap sejenak. Dipenuhi kebingungan namun juga rasa tidak percaya satu sama lain. Menghadapi situasi berbahaya barusan, membuat pandangan beberapa orang menjadi was-was. Ini bukan lagi kementerian, mereka berada di sini di tempat yang sangat asing dan mengerikan. Siapa yang bisa begitu saja percaya pada orang dengan begitu mudah! “Kami ke hutan mistis karena ada sesuatu yang harus kami lakukan. Misi penting dan harus segera ditangani segera, siapa yang menyangka akan mendapatkan kunjungan mendadak oleh orang-orang mengerikan itu” Jawab Nael mewakili. Frenzo melirik ke arah Nael. Tatapannya beralih ke arah lengan Nael yang ditutupi oleh perban, ada sisa-sisa darah yang masih terlihat jelas di lengan itu. Frenzo mengerutkan kening melihatnya. Hal paling berbahaya tentang orang-orang bertopeng itu ialah, kuda mereka. Kuda yang jelas saja merupakan keturunan khusus, idak hidup namun juga tidak mati. Penciuman mereka sangat tajam yang tidak bisa diragukan lagi! Sesuatu mengerikan seperti itu, jelas saja tidak akan dimiliki oleh orang biasa! Setidaknya ini pasti seperti dimiliki oleh orang yang punya ilmu hitam kuat! Dan bau darah seperti ini..... Itu benar-benar membahayakan. “Sebelum mengobrol lebih lanjut tentang apa yang terjadi, lebih baik kita semua segera mencari tempat bersembunyi yang aman” Dia melirik darah merah yang masih menetes di tanah, “Bau ini akan membahayakan kita, jika dalam 10 menit ke depan kita tidak segera berpindah!” Semua orang panik mendengar itu. “Kami tidak bisa menemukan sebuah tempat yang aman! Jalan di hutan ini, ini bukan medan yang bisa kamu kuasai” Justin berkata dengan nada lemah. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa tentang itu, setelah berlari dan berlari menghindari semua jenis ketakutan mereka terhadap hutan mistis, ternyata masih ada eksistensi lebih menakutkan yang tidak pernah ada di bayangan mereka sekalipun! Mereka belum bisa bernafas lega setelah tahu 200 meter ke depan ada sekelompok orang bertopeng mencari keberadaan mereka! Bukan hanya tiga atau empat orang, melainkan ada tujuh orang yang berdiri di atas kuda sembari membawa pedang panjang! Beberapa orang memiliki semacam golok mengerikan! “Bisakah kamu memberitahu kami?? “ Tanya Elena dengan hati-hati. “Kalian mungkin tidak bisa, tapi aku bisa menunjukkan itu pada kalian. Ikuti aku” Centaurus itu segera menghilang di balik semak-semak. Semua orang memandang dengan linglung, sebelum Arcturus memperingati mereka. “Ayo segera pergi dengan cepat. Kita akan ketahuan jika tetap di sini berdiri dengan pandangan bodoh!” Segera semua orang ikut menghilang di balik semak-semak. Mengikuti jejak Frenzo yang sudah berjalan lebih cepat dengan tubuhnya yang setengah kuda itu. Mereka mengikuti frenzo yang berjalan dengan cepat, memasuki area hutan lebih dalam lagi. Yang terlihat kini ialah akar-akar pohon yang lebih banyak serta gelapnya hutan tanpa ada cahaya matahari yang masuk kedalaman hutan. Nael sesekali meringis saat lukanya terasa menyakitkan ketika berjalan, medan hutan yang tidak rata karena penuh dengan akar pohon yang mencuat, membuat lukanya kadang terasa sakit. Nael melirik sejenak ke arah Frenzo. Centaurus yang satu itu terlihat raut khawatir di wajahnya. Sungguh sangat jarang dia melihat Centaurus berkeliaran di area yang bukan wilayah mereka. Berdasarkan pengalaman yang pernah dia alami saat berkunjung ke hutan mistis beberapa tahun yang lalu, salah satu teman centaurusnya yang tinggal di sini mengatakan. “Kami tidak suka meninggalkan wilayah kami, menjaga area yang kita miliki itu termasuk tugas kita. Dan pergi terlalu jauh, apalagi di hutan mistis ini sama saja bunuh diri! Jadi kami tidak pernah meninggalkan sarang lebih jauh. Terkadang ada sosok aneh yang ingin membasmi kawanan kita” Nael mungkin saat itu tidak tahu, sosok apa yang sangat kuat hingga membuat mereka tampak serius jika menyangkut musuh. Dia pikir, mereka terlalu posesif terhadap apa yang mereka miliki. Menjaga daerah terlalu ketat, terdengar sedikit aneh. Pikirnya saat itu. Sudah berani tinggal di hutan mistis saja itu sudah keberanian besar, siapa lagi yang ingin mengancam mereka? Namun kini dia yakin 100%, pria bertopeng itu, mungkin sudah menjadi eksistensi yang ditakuti oleh seluruh penghuni hutan mistis. Mereka sudah ada sejak lama, dan apa yang orang bertopeng itu lakukan, mungkin sudah berjalan lebih lama dari yang dia kira. Seluruh orang tidak bisa santai sejenak, mereka terus berlari menembus gelapnya hutan serta rimbunnya pepohonan yang lama-lama semakin banyak. Tidak ada yang bisa tenang sebelum orang-orang itu menghilang! Semua orang sudah punya beberapa jawaban di pikiran mereka, itu tidak akan bisa tenang sebelum mereka menginjakkan kaki di luar hutan mistis! “Apakah kita akan segera sampai Frenzo” Elena mengusap keringat di dahinya yang menetes terus menerus. Seluruh wajahnya kini dipenuhi oleh debu yang membuat keseluruhan tampak gelap. Aktifitas berlari beberapa saat yang lalu, membuat seluruh orang yang awalnya berangkat dalam kondisi rapi dan bersih kini menjadi kotor dan kusam! Bahkan beberapa sudah terdapat noda kotor pada pakaiannya termasuk Elena tadi yang sempat tercebur ke dalam lumpur. Rasa tidak nyaman melingkupi seluruh tubuhnya, membuat rasa gatal tak terkira terasa begitu saja. “ Kita akan segera sampai” Jawab Frenzo dengan santai. Lagipula jalan yang mereka lewati kali ini merupakan jalan yang akan mengarah ke tempat kaumnya tinggal, tidak akan ada yang tahu. Jadi dia tidak terlalu was-was. Selain mereka, tidak akan ada yang tahu ke mana arah jalan rahasia ini pergi. “Ke manakah kita akan pergi??” Tanya Delian dengan penasaran. Pasalnya sedari tadi mereka hanya terus berjalan ke arah yang tidak pernah mereka ketahui sekalipun! Bahkan tidak ada lagi jalan setapak yang mereka ingat, semuanya dipenuhi oleh hutan dan pepohonan saja. “Kita akan pergi ke rumah klan kami. Tidak akan terlalu jauh lagi, tapi masih butuh waktu agak lama untuk mencapai sana” Frenzo mengulurkan tangan untuk memotong beberapa ranting yang mengganggu perjalanan mereka. "Frenzo apakah buah-buahan ini bisa di makan??" Elena segera mengulurkan tangannya dengan reflek untuk mengambil buah-buahan yang tergantung di dahan pohon dengan penasaran. Buah itu berwarna merah delima. Ukurannya sangat besar, terlihat enak untuk dicoba. "Jangan sentuh!" Noya segera menangkap pergelangan tangan Elena dengan keras. Elena menatap kosong cengkraman tangan Noya ditangannya. Dia meringis sejenak ketika menyadari rasa sakit akibat cengkraman kuat itu! " Bisakah kamu melepaskannya?? Ini sakit! lagi pula itu hanya buah biasa bukan?" Noya melepaskan tangannya yang mencengkam keras tangan Elena. Dia mencibir, "Kamu memakannya lalu kamu akan mati karena efeknya! Tidaklah detektif jenius seperti Ms. Elena tahu pengetahuan dasar itu??" Elena menatap ke arah Frenzo lebih lanjut, seakan tahu itu Frenzo segera membalas. "Ya ini buah berbahaya. Tidak semua makanan yang kamu temukan di hutan mistis itu bisa di makan! Jadi kamu harus berhati-hati untuk tidak makan sembarangan!" Seakan Elena tidak akan mempercayainya, Frenzo mengatakan "Salah satu korban buah ini ialah bisa menimbulkan bercak aneh dengan warna-warni mengerikan di seluruh tubuh!! Salah satu temanku pernah memakan ini!" Elena terkejut mendengar itu, bukankah berarti dia hampir mati barusan! Matanya melirik ke arah Noya dengan pandangan bersalah. Untung saja pria itu barusan melarangnya. Mereka segera melanjutkan perjalanan setelah itu. Elena tidak berani lagi menyentuh buah-buahan yang tampak menggoda bertengger di pohon. Tempat yang sepi, hanya dengan suara gesekan ranting yang mereka injak saja yang terdengar, Elena merasa bosan seketika. Dia menatap Frenzo lalu berpikir sejenak. “Mengapa kamu bisa bebas berkeliaran di hutan ini tanpa ada pemandu seperti jalan setapak??” Elena maju dan berjalan di sebelah Frenzo, matanya mengedip dengan penasaran tentang itu. Centaurus itu tampaknya tidak ada rasa takut sekalipun! Seakan-akan orang itu sudah tahu bagaimana hutan mistis ini bekerja dalam membuat ilusi di setiap hutannya. Mengingat ilusi, Elena juga kebingungan. Saat berada di garis jalan setapak, tim mereka bahkan hampir mengalami ilusi panjang. Semua orang dalam keadaan mengantuk, dan hampir saja terseret oleh makhluk aneh. Tapi siapa sangka, saat lari dikejar oleh sekelompok orang bertopeng dan bahkan melewati garis jalan setapak, mereka kini tidak merasakan apa-apa?? Tidak ada rasa mabuk karena ilusi? “Tentu saja kami sudah terbiasa, ingat kata-kata tubuh akan terbiasa saat kamu tinggal di tempat tidak biasa? Tubuhmu akan mengikuti kondisi lingkungan sekitar” Elena mengangguk mendengar itu. Tidak salah sih. “Apakah kamu tadi mengatakan dari ras Pictor?? Bisakah kamu menceritakan pada kami tentang ras kalian lebih detail” Elena penasaran sebenarnya terhadap sistem pada Centaurus itu. Dia pernah mendengar ada ras Scorpion, Auriga, Caelum. Namun dirinya tidak pernah tahu apa arti nama-nama itu! “Kami para Centaurus memiliki sebuah kelompok. Setiap kelompok memiliki nama yang berbeda. Dan itulah nama kelompok kami” Elena mengerutkan kening mendengarnya “Lalu kenapa namanya Pictor?” Sebelum Frenzo sempat membalas, Noya segera menjawabnya dengan nada sarkastis. “Kamu tahu bukan apa yang paling Centaurus sukai!? Itu adalah rasi bintang. Mereka suka membuat ramalan dari pergerakan antar planet, orbit para planet untuk mengetahui posisi garis antar planet. Apakah itu akan berdampak pada kehidupan atau tidak. Aku tidak menyangka orang sepertimu tidak tahu tentang itu” Frenzo tertawa mendengar itu. Namun tawanya tidak bertahan lama ketika ada suara tapak kaki kuda yang berlari dengan kencang dari arah barat. Frenzo mengerutkan kening mendengar itu, seketika dia membeku. Langkah kaki kuda itu jelas bukan dari anggota kawanannya. Dan dia sudah cukup menebak langkah apa itu. “LARIII”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD