awal kehidupan tanpa ayah
Malam ini merupakan malam terburuk yg pernah dialami oleh tiara.. gadis manis yg masih duduk d bangku SMA ini terduduk lesu di lorong rumah sakit. air mata nya terus mengalir di pipi nya yg sedikit chubby. di seka nya kembali air mata yg terus jatuh itu. sesekali dia melihat ke dalam ruangan UGD tempat ayah nya di beri tindakan oleh dokter. Di lihat nya sesosok wanita paruh baya yg masih terpancar kecantikan nya. tiara berdiri dan masuk ke dalam UGD menghampiri wanita yg sedari tadi juga menangis hingga mata nya sembab bahkan terlihat bengkak. dia adalah ibu tiara. di pegang nya pundak ibu nya lembut. di elus nya pundak ibu nya mencoba untuk menguatkan padahal tiara sendiri juga sangat rapuh saat itu.. tapi dia berusaha tegar di depan ibu nya agar ibu nya tidak terlalu terpuruk melihat kenyataan malam ini bahwa suami nya atau ayah tiara sudah tiada. di lepas semua alat-alat bantu yg di pasang oleh dokter. menandakan bahwa ayah tiara tidak bisa di selamatkan. sambil menangis ibu nya berkata "lihat ayahmu tiara.. dia menggigit lidah nya hingga hampir putus.. sesakit ini yg dia rasakan". itu kata2 yg keluar dr ibu tiara yg kembali menangis tak tertahankan hingga tiara pun berlari keluar dan memutuskan untuk masuk ke dalam mobil yg dia parkirkan dekat pintu UGD itu. dia tidak sanggup lagi melihat semua kepedihan di ruangan itu. di tarik nya nafas nya kuat-kuat untuk memastikan jantung nya baik-baik saja. di ambil nya hp di kantong celana nya, dan di ketik nya nama yg seseorang yg saat itu sedang mengisi hati nya. tidak ada jawaban disana. di coba nya sekali lagi. dia ingin berbagi kesedihan ini dengan pacar nya itu. setelah di angkat ternyata kekasih nya itu sedang kumpul bersama teman-teman kuliah nya. saat itu kekasih nya itu kuliah di salah satu universitas di malang. saat telpon nya di angkat, suara tiara tidak bisa lagi di bendung. dia menangis sangat keras sambil memberitahukan kepada kekasih nya itu berita yg sangat menyesakkan d**a ini. "za, ayah ku meninggal".
Malam berlalu sangat panjang. tidak ada yg tidur malam itu. satu persatu sanak saudara melantunkan ayat suci alquran di depan jenazah ayah tiara. mereka menjaga jenazah itu hingga pagi waktu nya untuk di kebumikan. teman-teman tiara yg mengetahui berita ini pun datang bergantian memberikan semangat dan belasungkawa kepada keluarga tiara. teman-teman ayah nya pun demikian.
Seminggu setelah ayah nya meninggal tiara terlihat baik-baik saja. dia memutuskan untuk menemani ibu nya tidur di kamar ibu nya dan meninggalkan kamar nya yg sudah susah payah dia dekor hingga menjadi kamar idaman nya. dia sudah tidak peduli lagi, yg dia pedulikan sekarang hanya ibu nya. dia tidak ingin ibu nya merasa kesepian dan terngiang-ngiang terus dengan almarhum ayah nya. walaupun dia tidak bisa sepenuh nya membuat ibu nya melupakan ayah nya tetap setidak nya dia selalu ada di sisi ibu nya kapan pun ibu nya butuh kan.
Tidak terasa tiara menginjak kelas 3 SMA. Dimana tiara harus berpikir ke depan untuk masa depan nya. di lihat nya teman-teman nya sibuk mengurus keperluan untuk berkuliah di universitas idaman mereka. Tiara hanya bisa melamun di kantin sendirian meminum minuman favorit nya, es kelapa muda. ketika itu datang sahabat tiara "ra, kenapa kamu diem aja disini? ga ke ruang BK buat minta surat rekomendasi untuk beasiswa?" tiara hanya menatap teman nya kosong. sahabat nya ini sudah tahu kenapa tiara bersikap begitu. di peluk nya sahabat nya yg sudah dia anggap saudara nya ini. "semangat dong.. kalau kamu sukses kan ayah kamu juga ikut bangga". ketika mendengar kata-kata itu, tiara langsung meneteskan air mata lagi. "ga tau ini ta, aku nge blank banget. aku ga bisa berpikir apa-apa. semua nya kosong". semakin erat pelukan dita ke sahabat nya ini. hanya itu yg bisa dia lakukan untuk sahabat nya tercinta.
Telpon rumah tiara berdering. di angkat oleh ibu tiara yg memang sedang di rumah saat itu. ternyata itu dari saudara ibu tiara yg tinggal di banjarmasin. tante tina nama nya. ternyata tante tina menelpon bersama suami nya. bermaksud ingin menyekolahkan tiara. mereka sudah menganggap tiara seperti anak mereka sendiri. dan juga mengingat bagaimana kebaikan almarhum ayah tiara kepada mereka. mereka tidak sampai hati melihat tiara tidak melanjutkan sekolah ke jenjang universitas. niatan itu di sambut antusias oleh ibu tiara. dan memang saat itu ibu tiara tidak mempunyai kemampuan untuk menyekolahkan tiara. ibu tiara senang sekaligus sedih. beliau sedih karena harus menerima bantuan dari saudara nya untuk menyekolahkan tiara. padahal dulu ibu dan ayah tiara yg menyekolahkan anak-anak saudara nya yg lain. sangat berbanding terbalik setelah kepergian ayah nya.
setelah pulang sekolah tiara pun bergegas untuk pulang ke rumah nya. di tolak nya semua ajakan teman-teman nya untuk pergi hangout melepas penat setelah selesai melakukan ujian akhir. dia tidak mau sedetik pun jauh dari ibu nya. sesampai nya di rumah, tiara di sambut hangat oleh ibu nya dan menerima berita bahwa dia mau di sekolahkan di banjarmasin oleh tante nya. tiara kaget sekaligus bingung. apakah dia mau menerima tawaran yg sangat bagus ini. tetapi dia harus berjauhan dengan ibu nya.