“Salah paham kenapa?” Btari berbisik, ia tidak ingin membuat keributan. “Soal aku dan Dayana.. Tidak ada apa-apa ok. Kamu harus tahu..” Genta menjelaskan. “Ta-tapi, itu tidak ada urusannya denganku bukan?” Btari pura-pura tidak peduli. Padahal hati kecilnya, entah kenapa, merasa senang saat Genta menjelaskan itu semua. “Kamu selalu begitu. Btari, jangan membuatku marah.. Aku, aku ingin kamu tahu, jadi aku menjelaskannya. Dengarkan kata-kataku..” Genta menatapnya tidak suka. “Kamu tunanganku… Apa yang terjadi padaku harus menjadi urusanmu. Dan sebaliknya.. Ok?” Genta kembali memaksa. “Ta-tapi aku bukan tu..” Btari hendak membantah, tapi jari telunjuk Genta menyentuh bibirnya, “Hentikan! Jangan ucapkan hal itu.. Kalau kamu melanjutkannya, aku marah Btari!” Genta menatapnya tajam.