Awal tahun 2020..
Btari melangkah menuju rumah Gentala Tyaga Magani. Ini kali pertama mengunjungi tempat tinggal aktor ternama itu untuk mengantarkan draft naskah serial drama yang akan ia bintangi.
Alasan Taqi menugaskannya adalah karena Btari bukan fans dari Genta, sehingga Taqi berharap tidak ada histeria yang tidak diperlukan saat bertemu dengan Genta.
Saat itu, Btari menatap dengan penuh kemenangan pada Septha, teman dekatnya selama 2 tahun yang juga bekerja sebagai asisten Taqi. Septha adalah fans berat Genta, jadi Taqi menganggapnya tidak akan profesional untuk menugaskan Septha.
“Aku senang sekali! Nanti aku mintakan foto dan tandatangan ok?” Btari bercanda. Septha hanya cemberut, ia kecewa. Tapi, sesungguhnya ia juga memahami maksud Taqi. Jadi melihat Btari pergi, ia hanya tertawa dan melemparkan kertas yang ia remas begitu saja. Btari ikut tertawa lalu melangkah pergi…
Dan kini, ia tiba di depan rumah Genta. Ehm.. Ia melamun sebelum melangkah masuk rumah besar dengan pagar tinggi itu. Rumah yang melambangkan kesuksesan. Ya, bukti kalau Genta bukan orang biasa-biasa.
Ia tentu saja tahu siapa Gentala Tyaga Magani. Tapi, tidak tahu terlalu dalam. Setelah berselancar di dunia maya, Btari menyadari kalau Genta adalah aktor muda berbakat yang memiliki banyak sekali fanbase. Mengetahui hal itu, tiba-tiba saja membuatnya sedikit segan. Btari menyadari kalau lelaki ini aktor berkelas yang sepertinya mungkin saja bersikap arogan.
Di usia Genta yang baru 29 tahun, ia telah membintangi lebih dari 12 judul film dan lebih dari 15 judul serial drama. Bahkan telah memenangkan beberapa penghargaan bergengsi di industri hiburan tanah air. Tidak hanya itu, ia juga beberapa kali masuk jadi nominasi penghargaan kelas internasional. Hebat sekali!
Btari mengamati fotonya dan ia akui kalau Genta memang tampan. Wajah yang bisa membuat banyak wanita tergila-gila meski baru sekali melihat. Ia memiliki alis tebal, rahang yang tegas, hidung mancung, bibir yang sedikit berisi, dan matanya tajam.
Image-nya yang begitu “jantan” sebagai laki-laki, membuat banyak perusahaan menjadikannya bintang iklan. Mungkin sepanjang karirnya ia telah menjadi model dari 20 produk dari berbagai brand ternama. Entahlah.. Cukup panjang daftarnya dan membuat Btari tidak ingin lagi membacanya.
Satu hal yang menarik perhatian Btari saat membaca soal Gentala adalah kesukaannya pada s**u vanilla. Menurutnya itu lucu, ini twisted. Btari juga menyukai s**u vanilla karena baginya vanilla mengesankan sesuatu yang plain.
Hal itu cocok untuknya yang memang tidak suka sesuatu yang penuh histeria. Hidup Btari berjalan tenang dan damai jauh dari keramaian dan keriuhan. Ia bahkan tidak menyukai menggunakan media sosial.
Sedangkan hidup Genta sangat jauh dari kesan plain. Ia seorang selebritis ternama dan hidup dalam area publik. Rasanya tidak mungkin menyembunyikan apapun mengenai kehidupan pribadinya.
Btari tiba-tiba saja tersadar dari lamunannya saat melihat ada seorang lelaki tinggi besar keluar dari jalan di samping rumah besar itu. Di sebelah rumah itu memang ada jalan kecil menyerupai lorong, yang memisahkannya dari rumah tetangganya. Lorong itu juga kemungkinan jalan tembus ke jalanan lainnya.
Lelaki itu menggunakan masker dan beannie, celana jeans berwarna biru, lalu kaos dengan warna hitam dan kemeja flanel berwarna abu-abu yang terbuka kancingnya dari atas hingga ke bawah. Penampilannya begitu kasual, apalagi dengan sneaker berlogo bintang yang ia kenakan.
Secara reflek, Btari bersembunyi. Meski hati kecilnya berpikir, kenapa harus sembunyi? Tapi kakinya seperti tertahan, tidak ingin bergerak.
Ia memperhatikan kalau lelaki itu mengeluarkan satu botol s**u vanilla dari jinjingan yang ia bawa lalu menuangkannya ke dalam satu wadah yang sudah terletak di situ.
Btari semakin penasaran, apa yang lelaki itu lakukan?
Tak berapa lama, ada dua ekor kucing kecil menghampiri. Lelaki itu mengelus kucing itu dengan lembut, dan membiarkannya menikmati s**u yang tertuang di wadah. Kemudian, ia mengeluarkan makanan kucing dan membiarkan dua kucing itu memakannya.
Setelah beberapa saat, lelaki itu kembali masuk ke lorong dan menghilang dari pandangannya. Btari menghampiri kedua kucing itu yang terlihat lahap meminum s**u dan makanan yang ada.
Lelaki yang sweet sekali.. Btari tersenyum tidak berhenti.
Ia kembali menuju pagar rumah Gentala dan membunyikan bel. Seorang lelaki yang ia tahu bukan Genta membuka pagar.
“Hai, perkenalkan, saya Btari Kamala, saya asistan Taqi Saskara. Saya bermaksud mengantarkan draft naskah,” Btari memperkenalkan dirinya.
“Ok, masuk.. Saya Mateo, Manajer Genta.. Panggil aku Teo,” Ia mempersilahkan Btari masuk ke dalam rumah besar itu.
Btari kagum melihatnya. Di balik pagar itu terdapat taman depan yang luas dan indah. Terlihat minimalis tapi ada kesan menyegarkan.
Saat memasuki bangunan rumah, Btari langsung tahu kalau rumah ini memiliki harga luar biasa dengan cita rasa interior yang mewah. Namun entah kenapa ada kesan hangat, mungkin karena adanya lukisan-lukisan penuh warna menghiasi dinding.
“Ini naskahnya..“ Btari menyodorkan tas jinjing yang berisi draft naskah tersebut, “Mas Taqi info kalau ini baru draft dan mungkin nanti akan ada penyesuaian-penyesuaian melihat perkembangan karakter tokoh. Mas Taqi akan melihatnya saat pembacaan skrip awal dan ketemu dengan semua pemeran.”
“Ok thanks! Siapa tadi namamu?” Mateo kembali menanyakan namanya. “Aku..” sebelum menjawabnya, tiba-tiba sesosok lelaki muncul di hadapannya, “Te, itu naskah? Aku mau baca..”
Btari membuka mulutnya, ia kaget. Lelaki tinggi besar yang tadi ia lihat di lorong ada di hadapannya! Ya, ia tahu dari gestur tubuh dan pakaian yang ia kenakan serasa tidak asing. Lelaki sweet tadi itu, Gentala Tyaga Magani??
Ternyata, aslinya, Genta jauh jauh jauh lebih tampan dari pada yang ia lihat di dunia maya. Tak hanya itu, lelaki yang ia pikir arogan ternyata begitu perhatian pada kucing kecil?
Orang ini berhati hangat sekaligus juga tampan, sukses dan kaya? Ohh.. Lelaki yang sempurna sekali.. Btari langsung merasakan ada debaran di hatinya..