Genta tak tahan. Ia tidak tahu harus bagaimana.. Perempuan itu dengan cueknya melangkah pergi saat ada dia di dekatnya! Bagaimana mungkin seorang perempuan memilih laki-laki lain, saat ada Genta di sebelahnya? Ia geram… Hal yang tidak pernah ia bayangkan akan terjadi pada dirinya! Egonya mulai muncul. Detik itu, ia memutuskan untuk tidak lagi berbicara dengan perempuan itu. Ia terhina! Genta melangkah pergi. Ia menuju lantai dasar dan menelepon Teo untuk memintanya menjemput dirinya di lobi depan. Teo membuka pintu mobil, “Kenapa lama sekali? Apa yang kamu lakukan?” Genta tidak menatapnya sama sekali, “Bukan urusanmu!” Ia marah. Teo hanya geleng-geleng kepala, ia sudah hafal kebiasaan Genta. Saat ini, ia tahu, ada yang mengganggu pikirannya. Dan, saat terganggu, Genta pasti mar