SAKIT HATI

1067 Words
Btari kembali ke kantor setelah menenangkan diri. Masih setengah tidak percaya kalau Genta bisa bicara sekasar itu. Ucapan yang membuat rasa percaya dirinya seakan melayang entah kemana. Tidak hanya itu, dari mulutnya keluar kata TIDAK SUKA melihatnya. Apa salahku? Ia jatuh hati karena merasa Genta adalah laki-laki penyayang. Ia terlihat menyayangi dan menjaganya sepenuh hati kedua kucing kecil itu. Bagaimana mungkin lelaki itu bisa mengeluarkan kata-kata sesombong itu? Bahkan, dalam pikiran Genta, perempuan ada level-level tertentu?? Genta laki-laki b******k! Ingin marah rasanya. Ini seperti bentuk penghinaan, tidak hanya hinaan pada dirinya, tapi juga semua perempuan di muka bumi ini! Bagaimana mungkin, aktor dengan fanbase terbanyak perempuan, tapi menghina dan mengkategorikan perempuan seperti itu? Bagaimana perasaan fans nya kalau mendengar hal seperti ini? Btari mencoba bangkit, ia mungkin tidak dalam “level” Genta saat ini. Tapi, besok atau lusa, bisa saja ia mencapai “level” itu. *** Genta sedikit menyesal telah bicara keras pada perempuan itu. Tapi saat pandangan mata mereka beradu, ia lagi-lagi merasakan hal itu. Rasa suka yang ada di diri perempuan itu. Menurutnya, itu perasaan yang tidak pada tempatnya. Bagaimana mungkin seorang perempuan itu menyukainya dan terang-terangan menatapnya? Perempuan itu jauh dari levelnya. Ia harus mengakui kalau mata perempuan itu indah, dan menjadi salah satu kelebihannya. Tapi, entahlah, tatapan mata itu begitu mengusiknya. Genta mencoba menghilangkan rasa tidak enak didirinya. Ia mengambil naskah dari dalam tas jinjing hitam itu. Di dalamnya, lagi-lagi ia menemukan dua botol susuvanila kesukaannya. Setiap kali naskah datang, setiap kali itu pula ada su-su yang terkirim. Genta tersenyum dan membuka salah satu botol su-su itu.. Ia selalu menyukai susuvanila karena mamanya pernah bercerita kalau s**u bisa meredakan alerginya pada binatang. Jadi, faktor sugesti yang membuatnya begitu menikmati su-su. Bahkan percaya tidak percaya, alerginya tidak pernah kambuh lagi. Saat melihat dua anak kucing kecil itu, Genta awalnya sedikit ragu untuk merawatnya. Tapi, beberapa kali mengelus dan memberi makan, alerginya tidak pernah kambuh. Ia sedikit banyak percaya kalau gara-gara su-su, alerginya sepertinya sembuh. *** Setelah semalaman tidur dengan mata bengkak akibat menangis, Btari mencoba tersenyum. Ia membuka jendela apartemennya. Apapun sikap dan ucapan Genta kedepannya, mulai hari ini, tidak akan ia biarkan mengganggunya! Sudah cukup tangisnya semalaman. Rasa percaya dirinya harus kembali. Btari menarik nafas panjang.. Ia melangkah ke arah jendela, udara pagi begitu segar. Matahari bersinar dengan benderang. Ya, hari ini hari yang cerah, semangat Btari! Btari melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Hari ini ia izin tidak ke kantor. Sudah beberapa bulan ini, Btari sedang menulis naskah satu cerita. Ada ide yang sedang ia kembangkan. Kejadian yang membuatnya sedih kemarin membuatnya tiba-tiba mendapatkan inspirasi. Setidaknya dibalik kesedihan ini, ada satu hal positif yang membuatnya bangkit. Setelah berjam-jam diam di depan layar laptop dan mengetik naskah. Btari berdiri dan mengambil sebatang coklat lalu rebahan di atas sofa. Ia tidak ingin melakukan apapun. Setelah coklat itu habis, Btari kembali duduk di depan laptopnya, tiba-tiba ada notifikasi kalau ada email masuk. Ia membuka email tersebut dan jantungnya langsung berdegup dengan kencang.. Super kencang.. Hingga rasanya sesak nafas dan tak sanggup bicara apapun. Ia melompat ke atas tempat tidur dan memukul bantalnya berulang kali. Email itu soal pengumuman beasiswa yang ia ajukan. Dan hasilnya, ia DITERIMA! Rasa senang begitu membuncah, dan berhasil membuatnya melupakan rasa sakit hati dan kesedihannya. Setelah menarik nafas panjang berulang kali, Btari menenangkan dirinya. Ia kemudian menelepon Taqi dan menceritakan semuanya. Taqi, “Ya, halo. Bukannya kamu izin hari ini?” Btari, “Mas, maafkan aku, tapi aku tidak sabar menyampaikan kabar ini. Beasiswa itu, aku diterima!” Taqi, “Waaww.. Keren, Btari congrats! Aku tahu kamu bisa!” Btari, “Aku harus menenangkan diriku dulu. Ini membahagiakan sekali. Mas, besok aku akan jelaskan lebih lanjut.” Taqi, “Iya tentu Btari..” Btari menutup telepon itu dan berguling-guling di atas tempat tidur. Ini perubahan besar dalam hidupnya. Selangkah maju untuk mencapai cita-citanya. Ini petunjuk untuknya agar bisa move on. Dibalik kesedihannya, ternyata ada kebahagiaan yang ia terima. Ya ia harus bisa bergerak maju dan melupakan semuanya. *** Pagi itu, naskah episode ke-15 berada di tangannya. Naskah itu akan menjadi yang terakhir ia antarkan ke rumah Genta. Dengan besar hati, Btari memutuskan untuk berpamitan baik-baik pada Teo dan Genta. Btari mengirimkan pesan pada Teo : Saya mau mengantarkan naskah terbaru. Teo : Oh ya, saya lupa bilang, rumah kosong. Antarkan ke lokasi syuting saja. Di Hotel Grand Supreme, hubungi saya kalau sudah tiba. Btari : Baik Ia menarik nafas panjang dan tersenyum. Btari memesan taksi online dan bergerak menuju Hotel Grand Supreme. Setibanya di Hotel Grand Supreme, Btari berjalan menuju area kolam renang. Teo mengirimkan pesan untuk menemuinya di sekitar area tersebut. Btari bergerak ke arah taman belakang hotel yang memang menjadi lokasi syuting. Saat melewati taman kecil tak jauh dari lokasi kolam renang, Btari melihatnya! Ia melihat pemandangan yang membuatnya kaget. Genta berciuman dengan Dayana Rosalin!!! Bukannya Genta berpacaran dengan Ishana Jasmine? Apa yang terjadi? Apa Genta laki-laki dengan banyak perempuan? Kalau iya, Genta sungguh-sungguh lelaki brengsekk! Ia yang tadinya mencoba positif, tidak bisa lagi positif melihat pemandangan itu. Mendua dari perempuan sekelas Ishana? Dengan Dayana? Lalu berciuman di tempat terbuka dengan bebasnya? Oh.. Ia telah salah menilai Genta, salah besar. Lelaki itu tidak hanya sombong, bicara kasar dan menyakiti perasaannya, tapi juga mendua dan mempermainkan perasaan perempuan? Btari berlari dengan cepat, menghindar dari pemandangan itu. Ia ingin segera menemui Teo dan lalu pergi. Selamanya tidak ingin lagi bertemu dengan lelaki bernama Gentala Tyaga Magani. *** Genta mendorong Dayana dengan marah, “Apa yang kamu lakukan? Kita sudah berakhir! Jangan lagi berani menciumku!” Dayana kembali memeluknya, “Aku tidak pernah menerima kalau kita berakhir.” “Lepaskan aku! Ini lokasi syuting, jaga sikapmu!” Genta marah besar. “Aku memiliki bukti kalau kamu sering menemui Ishana? Genta, kecurigaanku tidak salah! Kamu berselingkuh dengan Ishana! Dan Ishana, perempuan jalangg itu harus mendapatkan pelajaran karena telah merusak hubungan kita!” Dayana berteriak histeris seperti kehilangan akal sehatnya. “Ishana Jasmine jadi orang ketiga dalam hubungan kita? Kamu dengar, berita itu akan merusak image Ishana! Dia tidak sebaik yang orang kira!” Dayana terus saja marah tidak terkendali. “Kita sudah berakhir! Ishana bukan orang ketiga. Yang menghancurkan hubungan kita adalah kamu dan sikap histerismu! Pikirkan itu,” Genta merasa marah luar biasa, ia pun melangkah pergi meninggalkan Dayana. “Lihat saja balasanku!” Dayana melemparkan tasnya ke arah Genta yang sudah melangkah pergi menjauh entah kemana. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD